Chapter 06 | Flirting Sakura and Nightmare Aftermath |

2.8K 112 9
                                    


"Huffttt...."

"Duduklah, Boruto..." kata Naruto sambil tetap memfokuskan matanya ke gulungan yang sedang dipegangnya.

Ya, dia saat ini tengah berada di kediamannya, suatu kebetulan seorang hokage bisa menyempatkan dirinya pulang ke rumah.

Itulah isi pikiran Boruto.

"Hm..."

Keheningan melanda ruangan yang tidak terlalu luas itu, Naruto masih sibuk dengan urusannya, sedangkan Boruto hanya berkhayal tak jelas.

"Jadi..."

"Apa yang ingin kau bicarakan Boruto?"
Tanya Naruto menutup gulungan itu kembali.

Boruto melirik Naruto kemudian melenguh.

"Mimpi buruk." jawabnya singkat.

Naruto terkejut lalu menepuk dahinya.

"Baka ! Hanya karena mimpi burukmu, aku sampai rela meninggalkan kantor yang sedang banyak urusan..." gusar Naruto.

"Apa tou-chan bilang !?" marah Boruto.
"Ck ! Aku belum selesai bicara !" sambungnya.

Naruto kembali tenang, kemudian menunggu Boruto melanjutkan kata-katanya.

"Baiklah lanjutkan saja !" tegas Naruto.

Hening sejenak.

"Ini..."

"Huuh?" Naruto heran.

"Ini tentang kejadian 9 tahun lalu..." ucap Boruto pelan, tapi masih terdengar oleh Naruto karna suasananya memang sepi.
Wajar, sudah malam soalnya.

"9 tahun lalu?" Naruto bertanya dan menyimak perkataan Boruto.

"Yah..."
"Kemarin aku bermimpi bertemu Momoshiki..." kata Boruto sambil mengepalkan tangannya erat-erat.
Tubuhnya bergetar menahan amarah yang bisa saja keluar kapan saja.
Perkataan Momoshiki kemarin malam terus terngiang-ngiang di kepalanya.

"Dunia Shinobi akan dalam bahaya..."

"Seseorang yang kau maksud akan mengambil dojutsu mu itu..."

"M-Momoshiki !?" Naruto agak kaget mendengar kata-kata Boruto barusan.

"Ya. Momoshiki..." ulang Boruto.

'Perasaanku mulai tidak enak' batin Naruto.

"A-apa yang dia katakan ??" tanya Naruto sambil menatap Boruto lekat-lekat.
Mencoba mencari jawaban yang sebenarnya atas apa yang menimpa Boruto.

"Hmm.."

"Desa akan dalam bahaya...
Dan dia juga mengatakan kalau salah satu sahabatku akan berkhianat dan meninggalkan desa.
Bagaimana caranya aku bisa percaya dengannya !?" dia marah.

"Cih !" dia memalingkan wajahnya.
Dia melihat ke arah jendela yang menuju halaman luar rumah.

"Aku takut..."

"Aku takut akan kehilangan orang-orang yang kukasihi..." kata Boruto sedih bercampur marah jadi satu.

"..." Naruto diam seribu bahasa.
Tak tau apa yang harus dikatakan ke putra semata wayangnya itu.

Dia membersihkan pikirannya dari prasangka buruk, kemudian berkata...

"Apa yang kau rasakan saat dia mengatakan hal itu, Boruto?" tanya Naruto.
Netra sapphirenya terus menatap Boruto.

One and Only [BoruSara Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang