"Sudah sampai..." ucap pria tua itu.
Boruto, Kawaki, serta Sasuke menghentikan langkahnya.
"Hmm... Benarkah ini tempatnya ?" selidik Sasuke.
Pria tua tadi menatap Sasuke lalu mengangguk.
Boruto melihat sekelilingnya.
Hanya ada hutan yang dikelilingi pepohonan yang rimbun serta anak sungai yang mengalir dengan tenang disana.Hewan-hewan hutan seperti kelinci, babi hutan, dan yang lainnya turut meramaikan hutan itu.
"Aku tak begitu yakin ini tempatnya..." ucap Kawaki.
"Paman, apakah ini yang paman maksud ?" tanya Boruto.
Yang ditanya mengangguk lagi.
Boruto tampak berpikir sejenak.
"Baiklah, terimakasih paman atas petunjuknya... Kami tak tau harus apa jika tidak bertemu paman tadi..." lanjut Boruto.
Pria itu tak menjawab melainkan berbalik arah meninggalkan mereka bertiga.
Hal ini memancing rasa curiga pada Kawaki dan Sasuke.
Mata kawaki memicing saat melihat Boruto yang berusaha memanggil pria tua itu."Paman, a-"
"Boruto, ayo..." ucap Kawaki.
Boruto berbalik dan didapatinya Kawaki yang sudah berjalan pelan dengan Sasuke ke arah perbatasan itu."Hoi, tunggu..." ucap Boruto sambil berlari menyusul Kawaki dan Sasuke.
Pria itu terus menjauh, dan senyum licik terpatri di wajahnya.
Dia memperbaiki topi jeraminya lalu bergumam kecil.
"Hmm... Uchiha... Sasuke..." gumamnya.
Dirinya terus berjalan sampai raganya tak nampak oleh mata lagi.Boruto, Kawaki, dan Sasuke terus berjalan menyusuri bagian ujung desa Amegakure.
Sasuke melirik ke kanan dan kiri, yang didapatinya hanya hewan hutan yang sedang makan atau melihat mereka.Sejauh ini tak ada tanda-tanda bahwa ada chakra negatif yang akan mengancam mereka.
"Berhenti..." ucap Sasuke.
"Hmm?" Boruto dan Kawaki berhenti sambil melihat Sasuke.
"Disana adalah letak gerbang utama desa Ame, setelah sampai disana, kalian langsung menuju tempat yang dimaksud, aku tidak akan menemani kalian..." lanjut Sasuke sambil menunjuk sebuah tempat jauh di depannya.
"Sasuke-san mau kemana ?" tanya Boruto.
"Naruto memanggilku..." ucapnya singkat.
Dia bisa merasakannya melalui chakra Naruto."Hmm... Baiklah, kami akan melanjutkan perjalanan kami" ucap Kawaki.
Kaki tegap mereka berdua beradu dengan tanah yang sedikit basah itu.
Derap kaki mereka terdengar tegas, lantang, dan semangat.
Dengan semangat yang menggebu-gebu, Boruto terus menapaki jalan itu dengan gagahnya, bahkan tak sedikit kaum hawa yang melihatnya berjalan terpukau oleh kegagahan si Uzumaki ini.
Bahkan terdengar bisikan-bisikan yang berasal dari penduduk desa Ame yang sedang berada di sekitaran perbatasan itu.
Telinga Boruto panas mendengarnya.
Lebih tepatnya, dia merasa jijik dengan kehadiran dan apa yang menjadi topik pembicaraan mereka.
Langkah kakinya terus melangkah memasuki gerbang desa Ame yang kelihatannya menyeramkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
One and Only [BoruSara Fanfiction]
Teen Fiction| Sore o bokura wa unmei to yobi nagara, itsumademo te o tsunaideita | Kejadian setelah insiden Momoshiki membawa perubahan besar-besaran bagi kehidupan Boruto. Tak hanya dalam kehidupan ninjanya, hal pribadi juga berubah seketika. Kisah yang melib...