Chapter 15 | With You |

3.2K 109 24
                                    

⚠Warning : Sebagian konten mengandung unsur dewasa (18+), diharapkan kepada readers untuk bijak dalam membaca wkwkwk :v

A : Authornya Kono-Hentai !
B : Tau tuh...

Jadi gini, biar alur yang tersaji dalam cerita tidak monoton, maka harus ditambahkan fan service 😏
Jujur saja kalian juga pengen chapter yang beginian, kan ? 😂
Tapi tenang, fan servicenya gak terlalu parah kok, itupun kalau kalian tahan ngebaca dan ngebayanginnya 😂
Ini demi kelangsungan cerita juga sih 😐
Ya sudah langsung saja simak di bawah... 👇

                           ~♦•||•♦~

Setelah melewati masa pemulihan selama kurang lebih seminggu, Boruto sudah berangsur-angsur pulih.
Dengan terpaksa dia, Kawaki, dan Sasuke harus menunda investigasi mereka.
Kawaki dan Sasuke tampak sedang berada di ruangan dimana Boruto dirawat.

Tak lupa, Sarada selalu ada disana untuk menemaninya, 24 jam penuh gadis itu selama bersamanya.
Rasa cintanya terhadap Boruto begitu kuat, sosoknya yang selalu ada untuknya.

Dia sudah tidak segan-segan untuk memberinya makan atau sekedar mengganti pakaiannya, memang pertama kalinya ada rasa malu yang luar biasa menjalar di dirinya.
Belum juga dia sudah sering melihat bagian 'pribadi' kekasihnya itu.
Pipinya selalu memerah setiap kali dia mengganti pakaian Boruto, entah itu karena malu atau apapun.
Yang pasti semua dia lakukan untuk pria yang dicintainya.
Tak peduli dia akan dikatakan 'wanita murahan' atau semacamnya, dia ingin setia kepada Boruto.

Oke, sudah lupakan bagian yang itu :v

Sasuke dan Kawaki tampak duduk bersila sambil merenungkan sesuatu.
Sasuke menutup matanya sebentar lalu membukanya lagi.
Dia menghela nafas lalu berdiri menuju ranjang inap Boruto.
Sarada tampak tertidur di tepi ranjang itu dengan kedua tangan yang dilipat dan dijadikan bantalan.

Nafasnya teratur, sebuah senyuman tipis terlukis di wajah cantiknya.
Mungkin dia kelelahan sehabis menyuapi Boruto makanan rumah sakit yang menurut Boruto itu tak enak dan menjijikkan.
Maka Sarada harus terpaksa membujuknya dengan segala cara, bahkan cara yang konyol rela dilakukan untuk pria ini.

Emosinya sering meledak tatkala Boruto sengaja menjahilinya, tapi dia tetap menyayanginya.

Sasuke mengelus rambut putrinya itu dengan lembut.
Dia kagum dengan semangat dan totalitasnya dalam hal merawat muridnya itu.

"Sarada... Bangunlah..." ucap Sasuke lembut.

Dia sedikit menggoyangkan bahu Sarada, sehingga Sarada pun harus rela terbangun karenanya.
Dia mengucek matanya sambil tersenyum menyadarinya papanya yang membangunkannya.

"P-Papa.."

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu..." lanjut Sasuke.

"Ada apa ?" tanya Sarada sambil membersihkan kacamatanya.

"Sebaiknya kita berbicara diluar, disini bisa sangat berisik, Boruto akan terganggu nantinya..." kata Sasuke.

Sarada mengangguk lalu keluar bersama Sasuke.
Lobi rumah sakit ini tampak sepi, hanya ada beberapa suster/perawat dan pasien yang berlalu-lalang disana.
Sasuke duduk di kursi besi yang ada di depan ruangan Sakura.
Sarada duduk disamping papanya untuk mendengarkan apa yang ingin disampaikannya.

"Papa mau bilang apa?"
Sarada memilih membuka obrolan.

"Ah... Itu. Sebenarnya ini tentang Boruto dan misinya..." balas Sasuke.

"Kenapa dengan misinya, Papa ?" tanya Sarada lagi.

Sasuke diam sejenak lalu menatap putrinya itu lalu tersenyum.
"Kami harus melanjutkan misi kami setelah dia benar-benar pulih.
Aku membutuhkan bantuanmu nantinya.
Tujuanku sebenarnya adalah untuk mengajakmu ikut ambil bagian dalam misi ini. Boruto pasti akan sangat membutuhkanmu."

One and Only [BoruSara Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang