Annaliese Edenburg duduk sambil meremas jemarinya yang dingin setelah dia sampai di tempat yang tidak seharusnya ia datangi. Paman dan bibinya akan menghukumnya jika mereka tahu Anne diam-diam mengunjungi rumah seorang peramal tua yang tinggal terasingkan di ujung desa. Peramal itu dianggap melakukan sihir yang jahat yang membawa ketidakberuntungan bagi Heavenly, tapi Annaliese justru datang untuk memecahkan arti dari mimpi penuh misteri yang menghantuinya lagi dan lagi.
"Mimpi buruk itu datang lagi. Pria yang sama, sepasang warna mata yang berbeda, dan permohonan yang sama" ucap Anne dengan suaranya yang gelisah.
Wajah yang bersembunyi di balik tudung putih nan lusuh itu tersenyum, "Di luar cuaca begitu cerah," suaranya terdengar sangat berat dan begitu serak. Pria tua itu mengambil nafas dalam menghirup udara pengap yang ada di sekitarnya, "Aku bisa mencium aroma semerbak bunga yang bermerkaran. Mawar, tulip, dan lily-"
"Aku membutuhkan jawaban, Seer" Anne menyela saat dirasa peramal yang ia datangi tidak kunjung memberikannya jawaban.
"Kau sudah mendapatkan jawabannya, my lady"
Ya, itu benar tapi jawaban yang selalu Anne dapatkan tidak pernah jelas dan pasti. Semua bagaikan teka-teki yang tidak bisa ia pecahkan hingga detik ini. Mengulurkan tangannya ke arah Seer, ia berkata, "Lakukan sekali lagi"
Peramal itu menyambut tangannya. Ia menyentuh telapak tangan Anne yang halus lalu lidahnya yang dingin terjulur untuk menjilat telapak tangan gadis itu. Anne menunggu dengan sabar meskipun jantungnya berdebar menanti jawaban yang selama ini menghantui pikirannya. Anne harap dia berhasil memecahkan arti dari mimpi buruknya, ia harap jawaban yang Seer temukan bukan lebih dari sebuah teka-teki yang justru membuatnya semakin kebingungan.
Peramal itu menengadah dengan nafas yang tersengal. Ini untuk yang pertama kalinya Anne melihat kulitnya yang keriput dan terbakar, terlihat sangat menjijikkan dan menakutkan. Annaliese nyaris saja memuntahkan isi perutnya jika peramal itu tidak segera menunduk dan kembali menyembunyikan rupanya yang buruk di balik tudung yang dia kenakan.
"Apakah kau melihat sesuatu?" tanya Anne tak sabaran seraya menarik tangannya dari genggaman Seer.
"Aku melihat...." suara peramal itu terdengar semakin berat dan gemetar seakan ia diguncang oleh rasa takut yang teramat besar, "Nasib yang buruk akan menimpamu apabila kau tidak segera menemukannya"
"Nasib buruk apa?" Anne semakin sulit untuk memahaminya. Nasib buruk apa? Siapa yang harus dia temukan?
"Sebuah kutukan" sela Seer, "Hidup di dalam kesendirian dan kehampaan, kau akan menghadapi hidup yang sangat mengenaskan"
"Aku tidak mengerti apa yang sedang kau bicarakan"
Peramal itu menarik tudung dari kepalanya dan seketika itu juga bulu-bulu halus di kulit Anne berdiri. Dia merinding ketakutan melihat sepasang kelopak mata itu tidak diisi oleh bola mata, sebagian dari wajahnya terbakar hingga ke kepala, dan hanya ada beberapa helai rambut halus yang tumbuh di sana. Peramal itu terlihat seperti monster yang mengerikan, Anne tidak tahu apa yang telah terjadi kepadanya sehingga bekas-bekas yang menyiksa itu Anne lihat di wajahnya.
"Find him!" suaranya menggema bersama bau tidak sedap yang menyengat yang keluar dari mulutnya, "Temukan dia sebelum kutukan itu benar-benar terjadi. Dia semakin lemah, jika kau tidak menemukannya hingga bulan purnama dia akan kehilangan seluruh kekuatannya"
Anne masih belum dapat memahami maksudnya, siapa yang harus ia cari dan apa yang bisa Anne lakukan untuk menolongnya?
"Ta-tapi di mana aku bisa menemukannya?"
Anne terdesak di tempatnya saat peramal itu mencodongkan tubuh ke arahnya. Nafasnya memburu ketakutan, ia berusaha memejamkan mata namun entah mengapa matanya justru terbuka semakin lebar dipaksa untuk melihat wajah Seer yang mengerikan, "The Black Forest, pergilah ke sana dan temukan dia atau dia akan mati perlahan-lahan....dengan cara yang amat sangat menyakitkan"
"AAAaaaa!!"
Tubuh Anne menabrak tubuh pelayan sekaligus sahabatnya, Tish, saat dia menjerit hiseteris sambil berlari ke luar dari kediaman peramal itu. Anne memeluk Tish erat, tubuhnya masih gemetar, di kepalanya masih terbayang-bayang rupa Seer yang sangat menyeramkan.
"Anne!" Tish menghembuskan nafas frustrasi sebelum menarik Anne untuk menjauh dari kediaman Seer, penyihir terkutuk yang diasingkan oleh penduduk Heavenly. Ia sudah lelah menasehati Anne untuk tidak pergi ke sana, tapi gadis itu sangat keras kepala.
"Sudah berapa kali kuingatkan untuk tidak pergi ke sana Anne, dia itu penyihir jahat! Dia membawa kutukan bagi Heavenly!"
"A-aku hanya..."
"Mencari arti dari mimpimu lagi?" sela Tish yang tampak sangat kesal, "Lupakan saja Anne, itu hanya mimpi. Jika Lady Beatrice dan Ser Torrance tahu kau datang ke sini mereka akan marah besar, terlebih lagi mereka sedang pusing memikirkan masalah yang sedang mengintai Heavenly!" lanjutnya.
Lady Beatrice Edenburg dan Ser Torrance adalah bibi dan paman yang merawat Anne sejak kecil. Anneliese merupakan pewaris tunggal Heavenly. Ibunya, Queen Freya Edenburg, yang mana adalah ratu Heavenly sebelumnya, meninggal setelah melahirkan Anne. Sementara itu ayahnya, Prince Charles Brandon, menghilang secara misterius di usia Anne yang menginjak 6 tahun. Sejak Anne tidak lagi memiliki orang tua Lady Beatrice dan Paman Torrance lah yang menggantikan peran penting itu untuknya. Selain itu, mereka juga membantu Anne mengurus kerajaan yang kelak akan diwariskan kepadanya sampai Anne cukup matang untuk dilantik sebagai ratu Heavenly yang baru.
Namun, Anne tidak tahu apa masalah yang mengintai Heavenly sehingga bibi dan pamannya menjadi pusing? Kerajaan ini damai dan tentram, tidak mungkin ada bahaya yang mengintai.
"Apa yang membuat mereka pusing, Tish?" tanya Anne.
"Semakin banyak orang yang hilang di hutan. Sepertinya monster itu tidak lagi bersembunyi di The Black Forest, dia asudah semakin dekat ke permukinan"
Oh, Anne baru ingat hanya ada satu bahaya yang mengancam. Hanya satu, dan bahaya itu adalah sebuah hutan terlarang yang mereka sebut The Black Forest, hutan yang sama yang permaal itu sarankan kepada Anne untuk pergi ke sana. Konon katanya hutan itu adalah tempat tinggal makhluk-makhluk astral, para penyihir jahat, dan monster yang mengerikan. Anne tidak tahu apakah itu benar sebab Lady Beatrice melarangnya masuk ke dalam hutan apalagi jika dia sampai memasuki batas hutan terlarang.
Tapi tampaknya tidak ada kesenangan yang lebih menyenangkan bagi Anne selain melanggar perintah bibinya. Ramalan Seer itu juga membuatnya berasumsi bahwa seornag pria yang membutuhkan bantuannya adalah salah satu pria yang menjadi korban dari makhluk-makhluk gaib yang tinggal di dalam hutan yang berbahaya.
Tapi yang tidak Anne mengerti mengapa hanya dia yang dapat menyelamatkan pria itu? Apakah karena dia adalah calon ratu Heavenly yang memiliki tanggung jawab untuk melindungi rakyat-rakyatnya? Atau ada alasan yang tersembunyi yang harus Anne cari tahu sendiri jawabannya.
Oh, Anne benci teka-teki!
"Aku harus pergi" ucap Anne yang bergegas hendak pergi meninggalkan Tish.
Tish sontak menggenggam tangan Anne yang ingin kabur dari pengawasannya lagi, "Kau mau ke mana?"
"Menemui Lady Sophie, bukankah aku punya kelas dengannya hari ini?"
Tish yang mengingat jadwal Anne akhirnya mengangguk dan membiarkan gadis itu pergi. Padahal Anne sama sekali tidak ingin menghadiri kelas tata krama bersama Lady Sophie, waanita gendut itu sangat menyebalkan, daripada bertemu dengannya Anne lebih tertarik untuk mengunjungi sebuah tempat terlarang yang menyimpan jawaban bagi mimpi penuh misteri yang menghantuinya setiap malam.
-TBC-
Hai guys! Ada voucher untuk kalian yang ingin mendukung semua karya-karya aku di KaryaKarsa. Promo termasuk novel dan cerpen ya, buruan gunakan voucher hanya berlaku hingga tanggal 12 January dan tersedia dalam jumlah terbatas . Jadj, jangan sampai kehabisan!!
Kode voucher : JANUARIDISKON
Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apa pun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty and The Werewolf (Completed)
RomanceWarning : Adult and explicit sensual content! Di setiap malamnya Lady Annaliese Edenburg dihantui oleh mimpi tentang seorang pemuda dengan warna mata yang berbeda. Mimpi penuh misteri itu membuat Anne berambisi untuk menemukannya, namun apakah ambis...