"Bagaimana kamu bisa berada di hutan ini?" tanya Anne sambil menapaki tanah yang lembap sehabis hujan.
"Berburu, aku sudah mengatakannya kepadamu"
"Aku tidak melihat hasil buruan apa pun yang berhasil kamu dapatkan. Tidaklah kamu tahu ini adalah hutan terlarang? Ada begitu banyak monster di dalam hutan ini"
Langkah Ambrose mendadak terhenti sehingga Anne yang berjalan di belakangnya nyaris saja menabrak punggung kekar lelaki itu. Berbalik, Ambrose menatap Anne dengan tatapan yang datar dan dingin, sepasang bola matanya yang berbeda warna memancarkan kilauan yang membuat sesuatu di dalam benak Anne mendorongnya untuk bergerak semakin dekat kepada Ambrose.
"Can you shut up, woman?"
Mengambil satu langkah maju, Anne berkata, "No, i can't. Kamu bahkan tidak bisa menjawab satu pun dari pertanyaanku" Ambrose hanya bergeming sambil menatap Anne dengan tatapan datarnya, Anne menghembuskan nafas lelah tidak tahu bagaimana cara untuk memancing pemuda itu untuk bicara, "Aku tidak akan diam Ambrose karena seorang peramal yang tinggal di sudut Heavenly mengatakan kalau kamu butuh pertolonganku. Hanya aku yang bisa menyelamatkanmu"
"Aku tidak tahu apa yang kamu katakan. Lagi pula pertolongan macam apa yang kubutuhkan dari gadis lemah sepertimu? Bukankah keadaannya terbalik sekarang? Kamu yang membutuhkan pertolonganku" sahut Ambrose, ketus.
Kalimat Ambrose yang kasar berhasil membuat Anne merasa tersinggung. Dengan wajah yang merah padam gadis itu berjalan sambil mengentakkan kakinya melewati Ambrose yang masih berdiri di tempatnya dengan air muka yang kaku.
Sialan, umpat Anne di dalam benaknya. Mengapa ia ditakdirkan untuk menolong seorang pria yang angkuh? Jika saja bukan Ambrose yang muncul di dalam mimpinya Anne bersumpah dia akan mencekik lelaki sombong itu.
Mereka tiba di perbatasan The Black Forest. Anne yang masih kesal berdiri di sana sambil menatap Ambrose yang irit bicara. Lelaki itu menunggunya pergi seakan sudah jenuh bersamanya. Tapi Anne tidak bisa pergi begitu saja tanpa Ambrose ikut dengannya, Anne sudah melangkah sejauh ini untuk menemukan pemuda misterius yang muncul di dalam mimpinya, dan meskipun Ambrose angkuh Anne yakin lelaki itu membutuhkan pertolongan, jadi bagaimana mungkin Anne bisa pergi begitu saja?
"Ikutlah denganku, aku berjanji penduduk Heavenly akan menyambutmu dengan ramah, mereka semua orang-orang yang baik"
Dahi Ambrose berkerut dalam, "Mengapa aku harus ikut bersama kamu?"
Anne meneguk ludahnya kasar, "Karena sekeras apapun kamu menampik, aku masih percaya bahwa kamu berada di dalam bahaya dan membutuhkan pertolonganku. Mimpi itu bukan sekedar omong kosong belaka yang datang dan mengusik tidurku setiap malam"
Ambrose mendengus kemudian tertawa sumbang seakan meremehkan niat baik Anne yang ingin menolongnya. "Tidak ada yang lucu" sahut Annaliese.
Ambrose terdiam, tapi bukan karena Annaliese yang memintanya melainkan karena dari kejauhan ia dapat mendengar suara penduduk yang beramai-ramai datang untuk mencari Annaliese. Menggeram rendah, Ambrose menatap Anne dengan serius kemudian berkata, "Kamu harus segera pergi"
Anne dengan keras kepala menggeleng, "Tidak. Mengapa kamu terus menolak untuk ikut bersamaku? Apakah monster itu mengancammu untuk tetap tinggal di sini?"
Rahang Ambrose mengetat, "Monster apa yang sedang kamu bicarakan? Cepat tinggalkan tempat ini, mereka sedang mencarimu"
Kedua alis Anne terangkat naik, "Mereka?"
Ambrose mengangguk, "Penduduk Heavenly"
Kini giliran Anne yang merasa heran. Bagaimana Ambrose bisa tahu penduduk Heavenly sedang mencarinya padahal Anne sama sekali tidak dapat mendengar atau melihat kedatangan mereka, "Bagaimana kamu bisa tahu?" tanya Anne yang merasa semakin curiga.
Ambrose mengumpat, ia dapat mendengar suara langkah yang ramai itu semakin dekat menjangkaunya. Jika Anne tidak pergi sekarang maka ia bisa berada di dalam masalah, "Pergi, Annaliese..." Ambrose memperingati gadis itu untuk yang terakhir kali sambil menatap tajam ke dalam mata Annaliese yang penuh pertentangan. Tanpa rasa takut Anneliese membalas tatapan itu dan berkata, "Tidak. Jika kau tidak ikut bersamaku maka aku akan tetap di sini." tekannya.
Annaliese benar-benar gadis yang keras kepala sehingga Ambrose kehabisan cara untuk membuat Annaliese meninggalkannya. Ambrose mengutuk takdir yang mempertemukan mereka, ia mengutuk gigitan yang Annaliese dapatkan di lehernya karena gigitan itu sedikit banyak membuat Annaliese terikat secara batin dengan dirinya, dan Ambrose juga mengutuk dirinya sendiri yang begitu lembut kepada Annaliese sehingga gadis itu tidak menyadari bahwa Ambrose lah bahaya yang sebenarnya Anne cemaskan. Andai saja Anne tahu siapa Ambrose yang sebenarnya, mungkin gadis itu akan lari tunggang langgang sekarang juga.
Penduduk Heavenly yang mencari Annaliese semakin dekat, kini Anne pun dapat mendengar suara mereka yang berteriak memanggil namanya. Nafas Ambrose memburu gelisah, ia mencengkram kedua bahu Anne dan berkata, "Tinggalkan aku sendiri!"
Mata Anne berkaca-kaca, entah mengapa ia merasakan ikatan yang begitu kuat terjalin di antara mereka. Sosok Ambrose seakan sudah ia kenal sejak lama sehingga semakin keras Ambrose memintanya untuk pergi semakin berat pula Anne meninggalkannya.
Anne menggeleng untuk yang ke sekian kali hingga Ambrose merasa semakin kesal dan frustrasi. Ya, dia bisa saja berlari ke dalam hutan dan meninggalkan Anne di sini, tapi dia yakin Anne akan mengejarnya dan berakhir dengan tersesat di dalam hutan lagi. Jadi, Ambrose tidak punya cara selain menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya dan menakuti Anne dengan wujudnya yang lain. Wujud yang membuat Anne berakhir pingsan di pertemuan pertama mereka.
"Aku tidak sedang berada si dalam bahaya, tapi kamu Anne" Ambrose mundur beberapa langkah dan Anne dapat melihat matanya memerah, "Karena aku adalah monster yang kamu maksud"
Perlahan wujud Ambrose berubah dari sosok pemuda yang tampan menjadi serigala yang sangat menyeramkan. Anne yang terkejut beringsut mundur dan merasa takut. Ukuran serigala itu sangat besar, dengan bulu yang lebat dan berwarna cokelat. Gigi-giginya yang tajam dan geramannya yang terdengar mengerikan membuat ingatan Anne kembali jatuh pada serigala yang menggigit lehernya kemarin.
Ambrose adalah werewolf!
Monster yang membuat penduduk Heavenly menjadi cemas. Monster yang telah memakan cukup banyak korban. Dan monster yang sama yang pasti juga menjadi alasan mengapa ayah Anne menghilang.
Kebuasan yang terpampang nyata di hadapannya memang membuat Anne merasa sangat panik dan ketakutan, ia sampai pucat dan gemetar tapi kebuasan itu tak cukup untuk membuat Anne berlari meninggalkan Ambrose. Gadis itu masih berpikir bahwa kemunculan Ambrose di dalam mimpinya pasti memiliki sebuah arti. Entah baik atau buruk, Anne tidak peduli yang dia tahu dia harus mencari arti dari mimpi itu sebelum ia kembali ke Heavenly.
Dengan langkah yang ragu, Anne mendekati Ambrose yang telah berubah menjadi serigala. Ia mengulurkan tangan menyentuh bulu cokelat gelapnya, Ambrose terus menggeram seakan itu adalah caranya menunjukkan kekesalannya terhadap Annaliese yang tak kunjung berlari meninggalkannya.
"Kau pikir ini cukup untuk membuatku pergi? Aku tidak akan mengubah keputusanku Ambrose, aku tidak bisa meninggalkanmu, karena aku yakin pasti ada alasan mengapa kau muncul di dalam mimpiku"
Ambrose menggeram di depan wajah Annaliese tapi gadis itu tidak gentar. Di saat yang sama pamannya, Ser Torrance, dan penduduk Heavenly muncul bersama senjata tajam. Mereka yang berpikir Annaliese diterkam oleh serigala jadi-jadian segera berlari hendak menyelamatkan gadis malang itu. Tak punya banyak waktu, Annaliese tanpa berpikir panjang segera naik ke atas punggung Ambrose yang membungkuk, Anne berpegangan kuat padanya sebelum Ambrose berlari untuk menyelamatkan diri dari serangan penduduk Heavenly yang mulai melemparkan sejumlah senjata tajam ke arahnya.
Serangan yang membabi buta membuat Ambrose cukup kewalahan untuk menghindarinya, Ambrose berusaha menghindari setiap serangan itu sambil berlari bersama Anne di punggungnya. Namun, tanpa bisa dia cegah satu anak panah berhasil mengenai kaki bagian belakangnya. Dalam wujud serigalanya Ambrose melolong panjang merasakan sakit yang tak terhingga, tapi dia terus berlari menyelamatkan diri dengan membawa Anne yang berpegangan erat pada punggungnya.
— TBC —
Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apa pun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty and The Werewolf (Completed)
RomansaWarning : Adult and explicit sensual content! Di setiap malamnya Lady Annaliese Edenburg dihantui oleh mimpi tentang seorang pemuda dengan warna mata yang berbeda. Mimpi penuh misteri itu membuat Anne berambisi untuk menemukannya, namun apakah ambis...