Penemuan 6

4K 353 40
                                    

🎶 Jangan merasa lelah, jangan menyerah. Kesulitan apa pun selalu bisa dimenangkan. Aku akan meminjamkan punggungku dan kau bisa meletakkan bebanmu kapan pun itu. Jangan berpikir kau sendirian, jangan menangis dan berkata itu sulit.
Bersandarlah di punggungku jika kau ingin bertahan di dunia ini. Kau akan memberiku mimpi yang hebat. Jangan berpikir terburu-buru, jika kau benar-benar mengantuk, bersandarlah, istirahatkanlah tubuhmu yang lelah. Kebersamaan adalah saat aku kesulitan dan kita merasakan sakit bersama ...🎶

...

"Kak ..."

Nyanyian Taehyung terhenti oleh suara lirih dan gerakan kecil dalam gengamannya. Ia pun tersenyum lebar menemukan mata bambi kesayangannya lamat terbuka. Walau Taehyung yakin beberapa saat lagi kalimat pedas akan memerahkan kupingnya, sungguh ia tak peduli.

"Hentikan! Mimpi indahku terganggu karna suaramu."

Benar, kan dugaannya. Selalu kata-kata manis itu yang keluar bila nyanyiannya menyapa gendang telinga sang adik. Ah, sungguh Taehyung bersyukur dengan suara yang ia yakini sangat merdu karna mampu menyadarkan Jungkook dari tidur lelapnya.

"Aku memang sengaja membuatmu bangun, Jagoan!" Taehyung terlalu bahagia hingga spontan menciumi tangan dan kening Jungkook berulang.

Sepertinya yang muda tak memiliki tenaga untuk sekedar menolak atau memarahi Taehyung dan hanya mampu memberi gestur tubuh tak suka dengan wajah kesal yang sangat kentara. Yang ada di otaknya saat ini ia telah menjadi korban sexual harassment oleh kakaknya sendiri.
Ok, Jungkook berlebihan.

Taehyung segera menekan tombol nurse call lalu melanjutkan afeksi-nya dengan terus menggenggam tangan Jungkook yang menghangat.

Tak perlu waktu lama, Minah dan Jin masuk dengan tergopoh, segera mengubah wajah panik menjadi penuh kelegaan saat didapati pasien spesialnya memasang wajah kesal tapi malah terlihat menggemaskan.

"Wah Koo, segitu rindunya kah dirimu padaku? Baru tiga hari lalu kita bertemu, eh, sekarang kau datang lagi. Aiish, kakak tau memang tampan tapi Koo tak perlu lah ngebucin hingga menemuiku sesering ini," goda Jin dengan embel-embel kenarsisan tingkat dewa.

Sukses membuat telinga Jungkook memerah, dokter muda itu dengan santai memeriksa kondisi pasien kesayangan dan mengabaikan tatapan tajam yang seakan ingin melumat habis dirinya.

"Sepertinya adikku sudah membaik. Tapi—" Jin melirik sekilas pada Jungkook yang telah merubah tatap ganasnya menjadi seimut mungkin, pasti karna ada udang di balik batu.

"Maaf, kakak belum bisa beri izin pulang."

Jungkook langsung memajukan beberapa mili bibirnya menunjukkan pada dokter muda yang tak lain kakak sepupunya bahwa ia merajuk.

Jin tertawa dan tak tahan untuk tidak menjentik gemas hidung bangir adiknya.

"Dengarkan kakak. Mungkin besok, itu kalau kau berkelakuan baik. Tolong ya Bi, Tae, lapor padaku kalau dia menolak makan atau minum vitaminnya," ancam Jin.

"Siap laksanakan!" jawab Taehyung semangat. Sedangkan Minah memilih untuk tersenyum sambil membelai rambut Jungkook.

"Setelah kejadian ini, beberapa hari ke depan tubuhmu akan lebih sensitif terhadap suhu tinggi. Jadi yang terbaik hindari cuaca panas dan banyak minum."

"Iya dokter Seok Jin. Aku mendengarnya," jawab Jungkook sarkas.

Sudah biasa sebenarnya pria tampan itu mendapat perlakuan istimewa dari pasien spesialnya ini. Melihat bagaimana adiknya berjuang untuk bertahan hidup dari ancaman tubuhnya sendiri dan dunia luar membuat Jin begitu menyayanginya. Entahlah, segala sikap dingin dan acuh Jungkook seperti candu tersendiri untuknya selalu menggoda.

GOLDEN BOYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang