Kelly pun terbangun, ia merasakan kepalanya yang sedikit pening. Matanya pun sudah bengkak akibat nangis semalaman. Ia berusaha untuk mengerjap-ngerjapkan matanya dan melihat ke sekililing ruangan, ia menatap ke langit-langit kamar dan ternyata ini adalah kamar apartemen miliknya sendiri.
Ia berusaha untuk turun dari ranjangnya dan berjalan ke arah meja belajarnya untuk mengambil ponselnya. Ia tidak bisa mengingat seluruh kejadian tadi malam, setelah ia tahu bahwa ayahnya telah tiada ia langsung tidak sadarkan diri dan entah mengapa kini ia sudah berada di kamar apartemennya.
Waktu ia baru mau turun dari ranjangnya, mata Kelly menangkap sesuatu yang terletak di atas ranjangnya. Sesuatu itu dapat membuat Kelly sedikit memekik girang.
"Aihh lucunya!!" ucap Kelly sambil mencoba untuk memainkan barang pemberian Jin itu. Mengapa dia tahu itu dari Jin? Pertama, jelas-jelas itu adalah RJ anaknya Jin dan yang kedua karena ada foto Jin disana.
"Yah tapi tidak ada suratnya," gumam Kelly pelan. Ia berharap Jin akan memberikannya surat, biasanya suatu hadiah selalu ada suratnya kan?
Ia pun berjalan keluar dari kamarnya, berharap ia dapat menemui sosok Jin. Alih-alih bertemu Jin, ia malah melihat Andrew berdiri di samping meja makannya.
"K-kau?" ucap Kelly. Andrew yang mendengar suara Kelly tersentak kaget, ia terlihat seperti menyembunyikan sesuatu di saku celananya.
"Eh kau sudah bangun? Ini tadi sudah kubelikan bubur ayam. Apa kau masih pusing?" tanya Andrew sambil membuka bubur itu dari tempatnya agar bisa langsung dimakan Kelly.
"Ah sedikit," ucap Kelly sambil memijit pelipisnya. "Ngomong-ngomong, apa kau tahu Jin dimana?" lanjut Kelly bertanya.
"Ah itu.." Andrew menggaruk tengkuknya.
"Itu??"
"Dia sudah kembali ke Korea," jawab Andrew yang membuat Kelly menganga lebar. Tubuhnya semakin lemas, rasanya semua energi yang dia punya sudah terserap. Pantas saja tiba-tiba Jin memberinya hadiah, ternyata hadiah perpisahan. Gadis itu ingin menangis lagi, tapi ditahannya karena ia sudah benar-benar capek.
"Kel, ini sebaiknya kau makan dulu," ucap Andrew sambil memberikan bubur pada Kelly tapi tidak digubris. Kelly masih terdiam dengan tatapan kosong, entah pikirannya sedang ada dimana. Andrew yang melihat wajah Kelly jadi ketakutan sendiri karena gadis itu sudah benar-benar mirip mayat hidup.
"Kel.."
"Kenapa?" suara Kelly terdengar serak.
"Eh?"
"KENAPA SUARA ORANG PERGI MENINGGALKANKU??" Kelly berteriak frustasi. Air mata mulai mengalir lagi membasahi permukaan wajahnya, ia benar-benar hancur. Air mata yang sedaritadi sudah dibendungnya mendadak menyeruak begitu saja. Ia merasa hidupnya sudah tidak ada artinya, sekarang sudah tidak ada siapapun di sisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAMS • JIN
FanfictionPekerjaan ayahnya yang dipindah ke Manado menyebabkan Kelly juga harus pindah sekolah ke sana. Padahal, besoknya tepat ia akan menonton konser Blackpink di Jakarta. Ia juga tidak ingin meninggalkan sahabat-sahabatnya di sekolah lamanya. Bagaimanakah...