Jin pun mengantarkan Kelly pulang ke apartemen tempat Kelly tinggal. Saat Jin hendak memberhentikan mobilnya di depan apartemen milik Kelly, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang menempelkan wajahnya di kaca mobil Jin. Mereka berdua teriak dalam waktu bersamaan saking kagetnya.
Kelly pun turun dari mobil disusul dengan Jin. Begitu Kelly tahu siapa laki-laki yang menempelkan wajahnya di mobil Jin itu amarah Kelly langsung membludak.
"ANDREW!!!!" teriak Kelly kesal karena laki-laki itu telah membuatnya kaget. Jin yang ada di sebelah Kelly hanya menatap Andrew dengan tatapan bingung.
"Kau ngapain sih?!?" tanya Kelly kesal karena Andrew sudah benar-benar merusak moodnya.
"Harusnya aku yang bertanya begitu. Minggir kau!" ucap Andrew sambil menggeser tubuh Kelly yang membuatnya berhadap-hadapan langsung dengan Jin.
"Besok kita berdua itu ada simulasi Ujian Nasional, kenapa kau malah mengajaknya jalan-jalan hah?" ucap Andrew sambil menunjuk-nunjuk wajah Jin dengan wajah yang kesal. Jin yang tidak mengerti dengan bahasa yang Andrew ucapkan hanya memerhatikan wajah Andrew dengan kebingungan.
"Jawab woy!" ucap Andrew semakin kesal karena Jin yang tidak merespons pertanyaannya. Ia pun mencengkram bahu Jin dengan kedua tangannya. Kelly yang melihat kejadian itu langsung melepaskan cengkraman Andrew dan berusaha untuk melindungi Jin.
"Apaan sih! Gue yang ngajak dia jalan-jalan, masalah buat lo? Lagian mau gue jalan-jalan kek, mau gue belajar kek, semuanya bukan urusan lo!" balas Kelly sambil menunjuk wajah Andrew. Emosinya sudah mulai meledak karena dia paling tidak suka diatur-atur, apalagi kalau ada yang mencampuri urusannya.
"Ada apa sih?" tanya Jin pada Kelly karena daritadi ia hanya mendengarkan tanpa tahu apa yang mereka berdua bicarakan.
"Tidak ada apa-apa," jawab Kelly menenangkan Jin.
"Tentu saja itu urusan gue, karena gue itu su.." ucapan Andrew terpotong. Entah mengapa wajahnya jadi memerah.
"Jangan mentang-mentang lo ganteng jadi lo bisa menang ya!" ucap Andrew sambil menatap tajam Jin. Ia pun akhirnya berjalan masuk ke dalam apartemen, meninggalkan Kelly dan Jin berdua.
"Kok dia masuk? Dia juga tinggal disini?" tanya Jin.
Kelly pun mengangguk. "Ia juga tinggal di apartemen yang sama denganku, cuma beda unit," jawab Kelly. Ia masih tidak habis pikir dengan sikap Andrew yang menurutnya sedikit aneh. Bukankah sebelumnya ia bersikap biasa-biasa aja? Kenapa sekarang jadi marah-marah? Itulah yang sekarang ada di benak Kelly.
"Ohh.. kalau gitu masuklah aku juga akan segera pulang," ucap Jin menyuruh Kelly untuk masuk ke dalam apartemennya. Kelly pun melambaikan tangannya pada Jin dan masuk ke dalam apartemennya.
Saat Kelly datang, ia disambut oleh ayahnya yang kebetulan baru selesai menyiapkan makan malam. Ayah Kelly langsung mencium kening gadis semata wayangnya itu dan menyuruhnya untuk makan malam terlebih dahulu. Kelly pun menarik kursi dan mulai menyantap masakan ayahnya itu.
"Kau kemana saja tadi?" tanya ayah Kelly ikut bergabung untuk makan malam.
"Jalan-jalan sama Jin oppa dan dia membelikanku ini," pekik Kelly girang sambil memamerkan ponsel barunya pada ayahnya.
"Mungkin sekarang kau boleh senang, tapi jangan sampai kau kecewa ya kalau nanti Jin akan kembali ke negaranya. Kau juga harus selalu mendukungnya dengan segala keputusan yang ia buat. Dia anak yang baik, ayah sangat senang dengannya walaupun ayah baru mengenalnya beberapa hari," ucap ayah Kelly sambil menyantap makanannya. Mendengar ucapan ayahnya itu raut wajah Kelly langsung berubah menjadi muram.
"Tidak bisakah ayah menahannya dalam waktu yang lama?" tanya Kelly murung.
"Tidak bisa, semua sudah ada jadwalnya dan besok adalah hari terakhir syuting bersamanya. Setelah itu kerja sama ayah dengannya juga akan berakhir."
Mata Kelly langsung melebar, nafsu makannya mendadak turun karena ucapan ayahnya. Ia masih tidak bisa mencerna perkataan ayahnya sepenuhnya.
"Jadi Jin akan pulang ke Korea besok?" ucap Kelly memastikan.
"Kalau itu ayah tidak tahu," jawab ayah Kelly. "Sudahlah jangan dipikirkan, habiskan makananmu kemudian jangan lupa bersihkan mejanya," lanjut ayah Kelly sambil menaruh piring kotor miliknya di dapur dan pergi meninggalkan Kelly.
Kelly ingin melakukan seperti yang dikatakan ayahnya, yaitu tidak memikirkan apapun dan bersikap tidak peduli. Tetapi hal itu sangat mustahil untuk dilakukan, Kelly bahkan tidak bisa berhenti memikirkan Jin satu detik pun. Oke yang ini terlalu berlebihan tetapi itulah kenyataannya.
Kelly pun cepat-cepat menghabiskan makanannya dan ia memulai unboxing ponsel barunya. Ia pun mulai men-download aplikasi-aplikasi yang ia butuhkan, sedangkan ponsel lama ayahnya hanya ia letakkan begitu saja karena sudah tidak terpakai lagi. Akhirnya Kelly bisa menggunakan social medianya lagi karena ponsel lama ayahnya hanya bisa untuk sms dan telepon.
Kelly pun sudah tidak sabar untuk berkomunikasi dengan sahabatnya yang di Jakarta, yaitu Caitlin. Setelah ia selesai membereskan piring kotor dan meja makan, Kelly pun masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintunya. Ia berusaha untuk menghubungi Caitlin melalui video call karena ia sudah sangat merindukan sahabatnya itu.
Jauh di seberang sana, Caitlin yang baru saja selesai mandi melihat layar ponselnya yang menunjukkan ada panggilan video call dari Kelly. Gadis itu juga tidak kalah bersemangat karena ia juga sangat-sangat merindukan Kelly yang beberapa hari ini tidak bisa ia hubungi.
"Caitlinn!! Akhirnya kau mengangkat teleponnya," teriak Kelly senang karena akhirnya sahabatnya itu mengangkat teleponnya. Ia pun bisa melihat rambut Caitlin yang basah karena habis mandi dari layar ponselnya.
"Kelly astaga! Kau kemana aja sih dari dulu aku telponin ga bisa-bisa," ucap Caitlin mengomeli sahabatnya yang tidak bisa dihubungi itu.
"Kemarin hpku rusak, ini baru beli hp yang baru. Jika kau tahu siapa yang membelikannya kau pasti akan sangat tercengang," ucap Kelly memanas-manasi sahabatnya itu agar ia semakin penasaran.
"Tunggu! Biar aku yang cerita dulu tentang keseruanku nonton konser Blackpink. Aku sangat kecewa karena kau tidak bisa menemaniku, akhirnya aku harus nonton konser itu sendirian. Untungnya disana aku bisa membaur dengan Blinks lainnya, dan kau tau apa? Mereka berempat cantik-cantik banget astaga, kayak bukan manusia. Visual mereka ga diragukan lagi Kel, apalagi Jisoo dia itu ngegemesin banget. Mereka bahkan flying kiss ke kamera ponsel gue, ahkkk gue seneng banget pokoknya Kelll!!" ucap Caitlin heboh.
Kelly melihat wajah sahabatnya yang sangat senang itu, ia juga turut bahagia untuk sahabatnya. Tapi ia sama sekali tidak merasa menyesal lagi karena tidak bisa menonton konser Blackpink, karena disini dia malah mendapatkan pengalaman yang tidak terduga.
"Kalau lo gimana sekarang disana? Sekolah baru lo enak nggak?" tanya Caitlin balik. Kelly menarik nafas dalam-dalam sebelum menceritakan semuanya dari awal hingga akhir kepada sahabatnya itu.
Karena terlalu asyiknya bercerita, mereka berdua tidak sadar bahwa jam sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB, atau bisa dibilang sudah pukul 22.00 WITA di Manado karena perbedaan waktu satu jam. Caitlin yang mengetahui bahwa sahabatnya bertemu dan bahkan berinteraksi dengan Jin itu sangat terkejut. Ia bahkan tidak berhenti-berhenti melemparkan pertanyaan kepada Kelly tentang apa saja yang mereka lakukan berdua.
Daripada Kelly, Caitlin yang terlihat lebih heboh sekarang. Ia bahkan mau terbang ke Manado saat ini juga tapi dilarang oleh Kelly mengingat mereka murid kelas 12 dan jadwal ujian sedang padat-padatnya. Kelly yang mendengarkan curhatan Caitlin tentang rasa iri hatinya itu sudah tidak kuat menahan rasa kantuk. Ia pun tanpa sadar sudah terlelap dan Caitlin yang melihat sahabatnya tertidur itu memilih untuk memutuskan sambungan teleponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAMS • JIN
Fiksi PenggemarPekerjaan ayahnya yang dipindah ke Manado menyebabkan Kelly juga harus pindah sekolah ke sana. Padahal, besoknya tepat ia akan menonton konser Blackpink di Jakarta. Ia juga tidak ingin meninggalkan sahabat-sahabatnya di sekolah lamanya. Bagaimanakah...