DE 2

3K 96 5
                                    

Pada saat mereka lagi asyik nonton televisi, tiba-tiba mereka melihat bibi tergesa-gesa menuju lantai pertama

Mereka hanya melihat itu tidak peduli, tak lama mereka melihat lagi Pelayan bersama banyak para bodyguard dan ada juga dokter yang mengikuti mereka

Mereka mengetahui kalau itu adalah dokter pribadi keluarga nya

Mereka hanya diam tidak peduli, apa yang terjadi disekitar nya

Mereka baru ke kamar nya pukul 9 malam, setelah menonton televisi

Pada saat mereka di depan kamar, mereka mendengar racauan seseorang

"Vic jangan tinggalkan kakak, kakak mohon" racau Angga yang dapat didengar oleh kedua adik nya

"VICTORY" teriak Angga terbangun dari mimpi buruk nya

Dia merasa haus, langsung mengambil air yang ada di nakas disamping tempat tidur nya

Angga melupakan luka di tangan nya ia malah menyenggol gelas tersebut. Merasakan sakit di tangan nya

Devan dan Elvin yang mendengar itu refleks langsung membuka pintu kamar Angga. Mereka tidak peduli rasa benci mereka

Mereka memang benci kepada kakak nya, tetapi di lubuk hati mereka masih sangat sangat menyayangi kakak nya

Angga terkejut melihat kedua adik nya yang datang ke kamar nya

Sedangkan Elvin dan Devan kaget melihat kakak nya terluka parah di tangan nya, dengan peluh bercucuran di sekujur tubuh nya

Devan mendekati kakak nya, lalu memberikan air minum

"Lo bisa panggil siapa pun, kenapa lo maksain diri. Lo tahu tangan lo sakit, kenapa lo paksain diri" kesal Devan

"Iya gak cukup disini ada banyak bodyguard dan pelayan" ucap Elvin

Angga tersenyum tipis, ia bisa melihat kekhawatiran kedua adik nya. Yang ia ketahui adalah mereka sangat dingin

Elvin memberikan minum dan obat untuk kakak nya, dan Devan membantu kakak nya untuk duduk

Angga hanya menurut, ini kasih sayang untuk pertama kali nya setelah tv tahun

Elvin memberikan bubur kepada Angga, dan menyuapi kakak nya itu

Devan mengecek kondisi Angga, ia terkejut badan kakak nya sangat panas

Ia langsung berlari keluar, dan menaiki lift

"Quen. Apakah kakak pantas memanggil kamu dengan itu? Apa kakak masih dianggap oleh kalian berdua? Apa kakak gak berhak di keluarga Alexis lagi" racau Angga menatap sendu adik bungsu nya

Itu juga dapat didengar Devan yang baru tiba di kamar kakak nya

"Itu salah lo sendiri, lo sudah bunuh kakak kita. Mungkin kalau waktu itu kak Vic tidak menyelamatkan lo dia akan tetap disini" ucap Devan spontan

"Kalau kalian tidak menyayangi kakak, kenapa kalian peduli sama kakak. Kakak sudah tidak mengharapkan kasih sayang keluarga Alexis, kakak mungkin kalian gak akan pernah memanggil ku dengan itu lagi. Sebaiknya kalian keluar. Tinggalkan gw sendiri, seharusnya gw sadar. Gw gak akan pernah mendapatkan kasih sayang dari siapa pun" ucap Angga setelah itu langsung tidur membelakangi mereka

Setelah mendengar pintu kamar ditutup, ia menangis kencang

"Ya allah kenapa aku harus merasakan ini. Seharusnya biarkan aku mati saja tadi" ucap nya

Tadi Angga memukul samsak sampai hancur, tangan nya sudah penuh dengan darah saat ia ditemukan. Samsak menimpa nya keatas perut

Dia keluar dari kamar nya, dan menyambar kunci mobilnya

Skip
Keesokan hari nya, Devan dan Elvin sudah siap dengan seragam nya

Mereka langsung memasuki mobil nya masing-masing, karena mereka memutuskan untuk menyembunyikan identitas mereka sebagai saudara kembar

Mereka tiba di AISH (Alexis Internasional High School), mereka memarkirkan di parkiran khusus pemilik sekolah

Disana tidak ada mobil, selain mobil mereka. Mungkin Angga tidak masuk sekolah pikir mereka

Mereka langsung menuju kelas nya masing-masing, Elvin kelas X Ips 2. Sedangkan Devan kelas X Ips 1

Banyak yang membicarakan mereka ketika mereka melewati koridor sekolah

"Ke ruang kepsek atau langsung ke kelas" tanya Elvin

"Ke kelas aja" jawab Devan

"Dimana kelas nya, lo tahu gak" tanya Devan menyadari mereka tidak mengetahui letak kelas nya

Pandangan mereka tertuju pada sekumpulan orang di ujung koridor

Mereka pun menghampiri para cowok tersebut

"Kak boleh nanya gak" ucap Elvin pada 4 lelaki dihadapan mereka

Betapa terkejut nya Elvin dan Devan, melihat Angga sekolah, dengan masih memakai perban di tangan nya

"Boleh" ucap mereka kecuali Angga

"Kita murid baru. Kita mau nanya dimana kelas X Ips 1 dan 2" tanya Devan dingin

"Kaylan, Tristan, sebaiknya kalian antar mereka. Lagian mereka sekelas dengan lo pada" ucap Angga

Kaylan dan Tristan mengangguk, lalu mereka berjalan meninggalkan Angga dan Iqbaal karena mereka berdua sudah kelas 11

Pada saat Kaylan dan tiba di kelas dengan Elvin, dan Tristan dengan Devan disaat itu pula bel masuk berbunyi

Kaylan menarik tangan Elvin dengan lembut untuk duduk bersama nya. Hal itu membuat teman sekelas nya menjerit

"Gw Juliano Kaylan Leonard. Nama lo? Tanya Kaylan

"Elvina Victoria. Panggil Elvin" ucap Elvin sama dingin nya

"Gw lebih suka memanggil lo Vina" ucap Kaylan

"Terserah" jawab nya dingin

"Ano kok gak ada guru" heran Elvin masih dengan nada dingin nya

"Gak tahu" ucap Kaylan dingin

Tiba-tiba Andri sang ketua kelas datang sambil berteriak

"Hey Pak buncit sedang ada rapat tentang pergantian kepsek. Jadi kita free class" ucap Andri

Semua bersorak senang mendengar kelas ini free class

"Kenapa guru nya diganti" heran Elvin perasaan ia belum melakukan sesuatu, begitu pun dengan Devan

"Angga menemukan bukti kalau kepsek yang sebelumnya telah melakukan korupsi. Tepat nya kemarin, kepsek itu hampir menembak Angga kalau saja ia tidak menghindar" ucap Kaylan dingin

Elvin mengepalkan tangan nya, ia memang benci kepada Angga. Tapi untuk apa tujuan gangster keluarga nya, jika tidak bisa melindungi salah satu anggota keluarga nya

"No anterin gw ke tempat yang jarang dikunjungi disini" pinta Elvin

Kaylan heran, tetapi ia menurut melihat Elvin sedang menahan emosi. Dan membawa Elvin ke suatu tempat

Itu juga yang dilakukan Tristan dan Devan pada saat emosi Devan sudah tidak bisa dikendalikan

Tujuan mereka sama, yaitu tempat latihan basket. Jika Angga emosi ia meluapkan nya dengan meninju samsak, berbeda dengan kedua adik nya. Mereka akan bertanding basket tanpa henti sampai mereka lelah

Yap setibanya di lapangan basket indoor, mereka berdua langsung tanding untuk meluapkan emosi mereka

"Kenapa dengan mereka?" tanya Tristan heran

Kaylan hanya menggedikan bahu, tanda ia tidak tahu

Siswa/i bermunculan melihat pertandingan Devan dan Elvin

Devan dan Elvin bertanding sampai pukul 10 belum juga selesai

"DEVANO ELVINA. HENTIKAN INI SEMUA" teriak seseorang

DEE (DEVAN ERLANGGA ELVINA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang