DE 16

354 26 12
                                        

Jakarta
Kini semuanya telah berada di Jakarta, tempat kelahiran Elano, Elina, Darren, Radilla, dan Caesar.

Darren memaksa adiknya untuk tinggal bersamanya, tetapi Caesar menolak.

"Cae ayolah tinggal disini, kasihan Gibran gak ada yang urus," ucap Darren masih membujuk Caesar.

"Aku gak bisa meninggalkan mansion itu, di sana ada kenangan bersama Abel dan juga Neka. Aku sudah berjanji kepada Neka untuk membesarkan anak di sana," ucap Caesar membuat Darren gak bisa menjawab lagi.

"Papa ...," ucap Dahlia ia tidak bisa meninggalkan Papa Caesar sendirian, karena selama 6 tahun ini dia tinggal dengan adik dari Papanya itu.

"Pintu mansion terbuka untuk kamu Lia, kapanpun kamu mau ke sana Papa dengan senang hati menerima kedatangan kamu. Lagi pula mansion itu tidak jauh dari sini, kamu juga sudah memenuhi keinginan Mama Neka. Kamu sudah tidak terikat lagi dengan itu," ucap Caesar membuat Dahlia terus merasa bersalah dengan permintaan itu.

Selama 6 tahun itu Dahlia tinggal di Indonesia, dan keluarganya tidak menyadari hal itu.

"Baiklah terserah kamu, tapi terus berkunjung ke sini!" ucap Darren diangguki adiknya itu.

"Kami permisi. Assalamualaikum," ucap Caesar kemudian keluar diikuti para bodyguardnya.

"Waalaikumsalam," jawab mereka semua.

"Emangnya Uncle Caesar tinggal dimana?" tanya Elvin melihat mereka keluar tanpa menggunakan mobilnya.

"Di mansion depan," ucap Dahlia membuat mereka menepuk jidatnya sendiri.

"KENAPA GAK BILANG," teriak semua orang, Dahlia hanya terkikik geli.

"Kalian gak nanya," ucap Dahlia sambil tertawa.

"Tapi selama kami disini dua bulan kami gak pernah melihat kalian. Kenapa juga kamu gak pernah mengunjungi kami?" tanya Ilham yang ia tahu mansion di depan itu gak ada yang isi.

"Dua bulan ini aku ada di Singapore, aku gak mengunjungi kalian karena aku gak tahu letak mansion kalian dimana. Aku juga terikat janji, aku yakin kalau aku bertemu kalian langsung meminta aku pulang," ucap Dahlia.

"Lalu selama ini kamu sekolah dimana?" tanya Elina.

"Di sekolah Keylan dan adik-adiknya dulu, Lo bertiga aja lupa dan tidak tahu wajah asli seorang Lily Nerd," ucap Dahlia membuat Keylan, Ayla, Syla terbelalak kaget.

"HUAA KAK LILY GUE KANGEN," ucap Syla dan Ayla heboh langsung memeluk Dahlia, yang lain hanya geleng-geleng.

"Ohh, ini alasannya kenapa Lo gak kaget gue punya kembaran. Lo juga tiba-tiba bisa membedakan antara gue dan Keylan," ucap Kaylan ia terheran-heran pada saat di rumah sakit kenapa Dahlia bisa membedakan antara Kaylan dan Keylan yang sebenarnya sangat sulit dibedakan.

"Gue pernah beberapa kali manggil Keylan dengan sebutan Ano, untung aja dia gak curiga," ucap Dahlia yang dibicarakan hanya mencibir.

"Kalian istirahat dulu, Torry kamar kamu ada di lantai tiga sebelah kamar Roy," ucap Darren kemudian mereka pergi ke kamar masing-masing.

***

Kini Dahlia dan Angga sedang berada di kafe, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan berdua.

"Lo masih seperti anak-anak, suka berlepotan makannya," ucap Angga mengusap ujung bibir adiknya.

"Gue bukan anak kecil," ucap Dahlia cemberut, Angga hanya tersenyum.

DEE (DEVAN ERLANGGA ELVINA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang