DE 13

526 31 25
                                        

Elvin melihat Kaylan yang sedang memainkan gitarnya di taman belakang, ia tahu kalau kekasihnya itu sedang marah kepadanya.

Elvin berjalan mengendap-endap, kemudian ia menutup mata Kaylan. "Jangan main-main Vina!" ucap Kaylan dingin ia sudah tahu sifat Elvin gimana.

"Jangan marah dong Ano, aku gak ada hubungan apapun dengan dia, hubungan kita sudah kandas," ucap Elvin menatap mata biru Kaylan.

"Hmm," ucap Kaylan ja masih marah dengan orang yang ada dihadapannya.

Kaylan lalu bangkit dan menuju mansion, dengan cepat Elvin memeluk Kaylan dari belakang.

"Aku bisa jelaskan semuanya, aku mohon. Jangan marah sama aku," ucap Elvin, Kaylan merasakan baju yang ia kenakan basah, ia tahu kekasihnya sedang menangis.

Kaylan melepaskan pelukannya, lalu ia membalikkan badannya. "Jelaskan!" Kaylan menatap kekasihnya ini dengan tajam.

Elvin menundukkan kepalanya takut, selama ini Kaylan gak pernah menatapnya seperti ini. Elvin memilih memeluk Kaylan, tidak perduli dengan Kaylan yang dari tadi masih marah kepadanya.

"Aku hanya mencintai Ano, dia masa lalu Aku, dua tahun yang lalu kami pacaran. Dia kehilangan ingatannya, aku memilih untuk pergi meninggalkannya. Tadi tiba-tiba dia memelukku dan bilang ingatannya sudah kembali, dan meminta aku untuk kembali bersama nya. Tapi aku hanya mencintai kamu, aku hanya mencintai Ano." Elvin menjelaskan semuanya dalam posisi ia memeluk erat tubuh Kaylan, ia gak bisa menjelaskan kalau harus menatap Kaylan.

Kaylan membalas pelukannya, dan ia menangkup wajah kekasihnya yang masih menangis. "Maafin aku ya, aku sudah salah paham. Aku sangat-sangat mencintai kamu, Elvina." Kaylan menciumi seluruh wajah kekasihnya itu.

"Ekhem, jangan sampai kelepasan dengan anak Daddy," sindir Darren yang sedang berdiri di pintu samping mansion.

Kaylan dan Elvin kelabakan, mereka kaget ada Daddy nya di sini. "Daddy," ucap Elvin manja lalu memeluk sang Daddy.

"Bersiaplah, nanti malam kita akan menghadiri perayaan ulang tahun perusahaan. Bentar lagi Opa dan Uncle Lano, Uncle Jo, Aunty Dilla dan Aunty Arin datang kesini," ucap Darren mengacak rambut putri bungsunya.

Tak lama setelah itu bel pintu mansion berbunyi, Elvin pun langsung berlari dan membuka pintu mansion.

"Assalamualaikum," ucap keluarga besar DEE

"Waalaikumsalam," ucap Elvin lalu menyalimi semuanya.

"Ayo masuk," ajak Elvin dengan nada sumringah nya.

"Bang Aren," teriak Radilla kembaran dari Darren, Darren hanya menggosok telinga nya karena ia bisa-bisa tuli mendengar suara kembaranya ini.

"Papa, Ayah, apa kabar?" tanya Darren menyapa Papa  dan juga mertuanya.

"Alhamdulillah kami baik, mana yang lain. Gimana kabar kalian, mana yang lainnya?" tanya Denis tuan besar keluarga Alexis.

Keluarga Alexis dan Margaret tahu soal mereka yang kini tinggal dengan Ilham.

"Kami baik, Elin dia sedang ada urusan di butiknya. Ilham dia ada di ruang kerjanya, sedangkan anak-anak lagi main di lantai atas," jawab Darren.

Edgar tuan besar keluarga Margaret memberi isyarat kepada Darren ada hal yang penting, Darren yang mengerti meminta Elvin dan Kaylan untuk pergi.

"Nyawa DEE nanti malam akan di incar oleh musuh kita, kita harus menjaga ketat DEE. Kalian berdua harus waspada, ini bukan musuh yang bisa disepelekan," ucap Edgar membuat Darren mengepalkan tangannya.

DEE (DEVAN ERLANGGA ELVINA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang