Takdir 4

1 2 0
                                    

Pukul 09.30 pagi Indah sudah siap dengan setelan blouse navy yang ia padu padankan dengan celana jeans putih. Rambut panjangnya ia biarkan tergerai dengan sedikit bergelombang dibagian bawahnya. Ditambah dengan flat shoes navy kesayangannya membuat Indah terlihat begitu cantik. Indah kembali menatap pantulan dirinya di cermin. Ia tersenyum melihat dirinya yang sudah terlihat sempurna.

“Jadi, sekarang udah kembali deket sama kak Bayu?” Raldi sedang berdiri diambang pintu kamar Indah sambil menatap kakaknya yang masih berdiri didepan cermin.

Indah tersenyum sambil berjalan ke arah Raldi, “kakak memiliki banyak permintaan pada Tuhan. Satu persatu telah Tuhan kabulkan. Salah satunya adalah ini”

“Kak, jangan berlebihan. Raldi tau kakak sedang bahagia. Tapi, please. Kakak tau kan kalo apapun yang berlebihan biasanya menimbulkan sakit yang tak berkesudahan”

I know. Tapi saat ini, kakak hanya ingin bersamanya. Dan kakak nggak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Oke?”

Raldi menatap kakaknya yang masih tersenyum. Ia tahu, kakaknya sedang berada dipuncak bahagia. Hanya Bayu yang bisa membuat kakaknya menjadi seperti ini.

Raldi mengembuskan napas pelan, "dia dibawah tuh"

Indah mengangguk, kemudian melangkah menuju ruang tamu dan segera menemui Bayu yang sudah menunggunya di ruang tamu. Setelah berpamitan pada Raldi, mereka berangkat menggunakan mobil milik Bayu.

"Ndah, Raldi sekarang kelas berapa?" tanya Bayu tiba-tiba setelah keheningan yang cukup lama menyelimuti mereka.

"Dua SMA" jawab Indah sambil mengalihkan pandangannya dari jalanan.

"Terakhir kali gue ketemu dia itu waktu dia kelas 3 SD ya?!"

"Iya. Waktu itu lo main ke rumah gue sebelum acara perpisahan sekolah" sahut Indah.

"Iya. Kok lo masih inget sih? Gue aja udah lupa"

Indah hanya tersenyum, dalam hati ia berkata, ‘semua tentang lo selalu gue inget, Bay.’

"Kita mau kemana sih, Bay?" tanya Indah.

"Nggak tau" Bayu menjawab sambil menggelengkan kepala.

Sedangkan Indah mengernyit heran menatap Bayu, "jadi, lo nggak tau nih mau kemana?"

Bayu menatap Indah sambil memberi cengiran lebar pada gadis itu, "gue cuma pengen jalan sama lo aja, Ndah. Tapi gue nggak tau mau kemana"

Indah mengembuskan napas pelan, "yaudah ketempat lo biasa pergi aja"

Bayu diam, ia tampak berpikir sebelum menjawab, "ke taman aja. Mau?"

"Taman mana?" tanya Indah bingung.

"Ke Taman Harmoni. Lo mau kan?"

Indah mengangguk.

"Gue udah lama pengen kesana"

"Lo belum pernah kesana?" tanya Indah.

"Belum. Selama ini gue cuma main ke mall doang"

Indah terbelalak, "seriusan? Masa cowok mainnya cuma ke mall?" Indah terkekeh.

"Ya gimana lagi, Ndah. Cewek gue gak mau diajak kesana. Dia mainnya cuma ke mall. Tiap kali gue ajak ke taman gitu selalu nolak. Katanya panas" Bayu mengembuskan napas kasar.

"Iya gue tau" gumam Indah pelan.

Bayu mengernyit saat mendengar gumaman Indah, “lo tau darimana? Ndah, jangan bilang selama ini lo jadi stalker gue”

Catatan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang