Takdir 5

4 1 0
                                    


Indah berangkat ke kampus dengan perasaan berbunga-bunga. Kondisi hatinya sedang baik sejak kemarin. Mengingat pertemuannya dengan Bayu dan hubungan diantara mereka yang mulai menghangat membuat Indah tak bisa berhenti tersenyum. Semalam ia bahkan begadang untuk menulis cerita tentang pertemuannya itu. Indah selalu memilih mengabadikan setiap momen melalui tulisan-tulisan cerita yang kemudian akan ia unggah ke akun blog miliknya.

Namun, kebahagiaan Indah itu justru membuat Raldi khawatir. Bukan karena ia tak suka jika doa kakaknya itu telah dikabulkan Tuhan, tapi karena ia takut jika kakaknya itu semakin berharap pada Bayu. Bukan tidak mungkin juga jika suatu hari nanti Bayu bisa jatuh cinta kepada Indah. Tapi kemungkinan lainnya juga adalah bisa jadi Bayu tidak akan bisa mencintai Indah. Bayu bisa saja hanya menganggap Indah sebagai teman, sedangkan Indah bisa saja berharap lebih pada laki-laki itu.

"Kak, kalo kak Bayu cuma menganggap kak Indah sebagai teman gimana?" tanya Raldi semalam setelah Indah menceritakan bagaimana ia jalan-jalan bersama Bayu dan cerita-cerita Bayu.

"Ya nggak apa-apa. Itu udah lebih dari cukup kok buat kakak" Indah masih tersenyum.

Raldi hanya mengembuskan napas pelan mendengar jawaban kakaknya semalam. Dan sekarang, Raldi tahu kebahagiaan Indah benar-benar berada dipuncak karena Bayu tadi menjemput Indah untuk berangkat ke kampus bersama. Raldi bisa melihat bagaimana Indah tersenyum bahagia ketika mendapati Bayu sudah datang saat Indah sendiri masih sarapan. Dan sekali lagi, Raldi hanya bisa berdoa semoga Tuhan memberikan yang terbaik untuk Indah.

***

"Kayla!" Indah sedikit berteriak saat ia melihat Kayla baru saja masuk kedalam kelas.

Kayla tersenyum kemudian duduk di kursinya yang berada disamping Indah, "kenapa lo? Senyum-senyum kayak orang gila"

"Gue tadi berangkat sama Bayu"

Pernyataan Indah barusan berhasil membuat Kayla tersedak salivanya sendiri, "demi apa, Ndah?"

"Demikianlah pernyataan tersebut saya sampaikan. Terima kasih atas perhatiannya" ucap Indah sambil menirukan nada orang yang sedang berpidato.

"Cerita, Ndah. Lo kemarin juga belum cerita ke gue. Lo punya hutang banyak cerita ke gue" Kayla menodong Indah agar segera bercerita.

Indah tersenyum jahil, "nanti aja. Dosen udah dateng tuh" Indah menunjuk pintu kelas dengan dagunya. Dan benar saja, sang dosen yang terkenal sangat disiplin itu sudah datang.

"Sialan! Lo harus cerita nanti" Kayla melirik Indah. Indah hanya terkikik pelan melihat Kayla yang sebal.

***

Kemarin…

"Ndah, besok kita berangkat ke kampus bareng aja, gimana? Mau?" tanya Bayu saat mereka berada didalam mobil dan akan kembali pulang dari Taman Harmoni.

Indah sedikit terkejut dengan pertanyaan Bayu tersebut. Namun, ia segera mengubah ekspresinya sebelum Bayu melihat, "boleh. Gue mau aja sih" Indah tersenyum menatap Bayu yang juga tersenyum.

"Yaudah. Besok gue jemput ya" ucap Bayu sambil melirik Indah.

Indah tersenyum. Kebahagiaannya semakin berlipat. Indah benar-benar tidak menyangka kalau ia dan Bayu akan cepat akrab kembali seperti dahulu.

***

Kayla menyeruput es jeruk sambil mendengarkan cerita Indah. Setelah kelas selesai, ia langsung menyeret Indah menuju kantin dan kembali menodong Indah untuk bercerita.

"Jadi, gitu ceritanya" Indah masih tersenyum.

Kayla mengangguk, "jadi kemarin lo ke Taman Harmoni sama Bayu. Dari sana lo tau kalo sekarang dia udah gak punya pacar. Dari sana juga lo tau semuanya tentang Bayu. Terus tadi lo berangkat bareng Bayu" Kayla menyimpulkan cerita Indah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Catatan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang