Takdir 3

3 4 1
                                    

Indah sedang duduk di kantin dan sedang menikmati sepiring siomay saat Kayla datang dan tiba-tiba meletakkan sebuah buku tebal dengan sedikit membantingnya.

"Apaan sih, Kay?" Indah menatap Kayla yang kini duduk dihadapannya dan sedang mengerucutkan bibir.

"Lo tau nggak, Ndah?!" Kayla menatap Indah yang kembali menikmati siomay sambil menatap layar ponsel.

"Nggak," sahut Indah singkat.

"Itu orang bener-bener pengen gue makan hidup-hidup" ucap Kayla dengan tatapan kesal.

"Siapa?" tanya Indah, tertarik dengan cerita Kayla. Ia kini menatap Kayla.

"Farhan," jawab Kayla.

Indah hanya manggut-manggut. Ia tau Kayla pasti sedang bertengkar lagi dengan teman satu kelasnya itu.

"Lo tau, tadi itu dia minjem catatan gue. Terus pas gue minta, dia malah nyolot. Gue dikatain pelit lah, ini lah, itu lah. Kan gue jadi...."

Suara Kayla tiba-tiba tak didengar jelas oleh Indah karena suara tawa yang begitu Indah kenali terdengar. Indah segera memfokuskan pandangannya pada pintu masuk kantin. Dan benar saja, dia ada disana dan sedang tertawa bersama teman-temannya. Ya, siapa lagi kalau bukan Bayu.

Indah segera melupakan Kayla saat tatapannya bertemu dengan mata Bayu. Hanya sesaat, karena detik selanjutnya Bayu memilih mengalihkan pandangannya.

"Indah!"

Suara Kayla dan tepukan pada telapak tangan Indah membuat Indah tersadar dan kembali menatap Kayla.

"Lo dengerin gue gak sih, Ndah?"

Indah mengerjap menatap Kayla, "Gimana tadi? Sorry, gue ngelamun" ucap Indah sambil melirik Bayu sesekali.

Kayla yang menyadari hal tersebut segera menoleh kebelakang dan melihat beberapa mahasiswa cowok sedang tertawa di meja seberang.

"Pantes gue dicuekin. Ada tontonan sih" Kayla tersenyum jahil pada Indah. Dan hal itu membuat pipi Indah merona.

Indah memilih mengabaikan Kayla yang terus saja menggodanya. Ia memilih untuk menghabiskan siomay miliknya yang tinggal sedikit.

"Halo,"

Suara sapaan yang tiba-tiba itu membuat Kayla mendongakkan kepala spontan dan membuat Indah menegang beberapa saat. Indah sangat mengenali suara itu. Suara yang membuat jantung Indah berdebar hebat. Indah mendongakkan kepala perlahan dan benar saja, matanya langsung bertemu dengan manik mata cokelat itu, jantungnya kembali berdetak tak beraturan.

"Bayu?!" cicit Kayla.

"Eh? Loh? Lo kenal gue? Lo Kayla kan?! Gue tau lo dari temen-temen gue sih" Bayu menatap Kayla sambil tersenyum.

Kayla mengangguk singkat kemudian beralih menatap Indah yang masih diam.

"Hai, Ndah. Apa kabar?" Bayu kini menatap Indah yang sedang menundukkan kepala.

Indah mendongak menatap Bayu, "b-baik" ia berusaha tersenyum meski terlihat kaku.

"Lama ya kita gak ketemu?!" sahut Bayu, "eh, gue boleh duduk sini?! Capek nih berdiri terus"

Indah dan Kayla mengangguk bersamaan yang langsung disambut senyum oleh Bayu sambil menarik kursi tepat disamping Indah.

"Makasih," ucap Bayu.

Indah yang duduk bersebelahan dengan Bayu berusaha untuk menetralkan degup jantungnya meski tak berhasil.

"Lo kuliah jurusan apa, Ndah?" tanya Bayu.

Catatan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang