Kembaran - Jeno

31.6K 3.2K 70
                                    

Aku kini sedang memandang Jeno dengan tatapan sebal, bagaimana bisa dia masuk ke kamar perempuan berumur 16 tahun seenak jidatnya. Aku ini bukan anak kecil lagi tau! Kini Jeno sedang di marahi oleh bunda karna masuk ke kamarku lagi dengan seenaknya.

"Iya bun ampun, makanya besok bikinin connecting door antara kamar abang sama kamar adek entar kuncinya dikamar abang aja."

Ucapan Jeno buat aku menyentil dahinya "Enak aja lo, gak ya bun. Aku gamau ada connecting door di tengah tengahnya."

Bunda melihat aku dan Jeno sambil geleng - geleng kepala. "Kalian ini udah gede masih sering berantem aja."

Jeno ini benar benar menyebalkan tau nggak. Bukan sekali aja dia masuk ke kamarku tetapi hampir setiap saat. Sebenarnya nggak jadi masalah kalo dia masuk ke kamarku untuk hal yang penting. Dia bahkan pernah bolak - balik ke kamarku cuma karna bosan, dan ini nggak terjadi sekali dua kali.

Aku heran dengan Jeno yang sepertinya nggak mau berpisah sama aku walau sedetikpun padahal akunya kepengen banget jauh jauh dari dia. Aku bosen banget dari TK,SD,SMP sampe SMA sekarang dan bahkan di rumah aku harus ketemu sama mahluk astral kaya Jeno.

Tapi aku bersyukur karna aku punya muka yang beda banget sama Jeno, jadi setiap aku ngaca aku nggak ngerasa di datengin bayang - bayang Jeno. Dan mungkin kalau aku punya muka yang sama dengan Jeno , setiap aku ngaca aku akan menimpuk kaca yang berada di depanku.

"Sukur sukur tadi gue udah pake baju, kalo belom? Gue asingin lo ke afrika." Ucapku dengan sebal sambil melipat tanganku di depan dadaku.

"Kalo belom ya gue liatin lah sampe mata gue kering." Balas Jeno sambil menaik turunkan alisnya.

Aku menjambak rambutnya yang keras karena pomade. "Dasar lo kakek - kakek. Mimpi apa gue punya kembaran kaya gini."

Jeno meringis kesakitan sambil memegang tanganku yang berada di rambutnya, sedangkan bunda melihat kami dengan tatapan malas karna ini sudah sangat sering terjadi di hadapannya.

Setelah aku puas menjambak Jeno aku langsung mewanti wanti Jeno agar ia tidak masuk lagi ke kamarku sembarangan, dan kalian harus tau jawabannya karna jawabannya itu sangat menguras emosi.

"Bun, kenapa sih abang dulu ga nempel badannya sama adek pas bayi, biar kemana mana harus bareng bun."

Dan setelah Jeno ngomong begitu bunda langsung memarahi Jeno habis habisan, katanya bunda Jeno kurang bersyukur dan kurang ibadah.

"Gini nih kalo mecin dikasih otak jadi stupid begini." Ucap aku sambil menatap Jeno dengan jengkel.

Jeno gantian yang menatap aku dengan sebal. "Kenapa sih lo gak suka banget kembaran sama gue?"

Sebenarnya aku ingin tertawa mendengar pertanyaan Jeno yang terdengar begitu lemas tetapi setelah mengingat perlakuan dia yang selalu jahil kepadaku aku jadi urungkan tertawaku itu.

"Pertama gue gamau kembaraan sama kakek - kakek, kedua karna lo nyebelin Lee Jeno."

Jeno menatap aku dengan tatapan nggak terima. "Panggil gue abang!Gue lebih tua dari lo."

Aku memutar bola mataku dengan malas lalu menatap Jeno dengan tatapan sinis. "Jangan bercanda kita lahir cuma beda 10 detik!"

Dan habis itu aku melanjutkan acara adu mulutku dengan Jeno sampai kita sama - sama capek dan pada akhirnya aku dan Jeno tertidur di kamarku karena saking capeknya.

Dan habis itu aku melanjutkan acara adu mulutku dengan Jeno sampai kita sama - sama capek dan pada akhirnya aku dan Jeno tertidur di kamarku karena saking capeknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NCT AS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang