🍑12

438 91 5
                                    

Thanks for 10K reads guys~ love y'all~ :*

🍑🍑🍑

Tiap manusia pasti akan mengalami masa pubertas. Masa dimana perdebatan hatinya tak sesederhana memilih es krim cokelat atau vanila. Kini Daniel benar-benar mengalaminya. Perdebatan hatinya yang tak kunjung ia temukan jawabannya. Bahkan ketika orang-orang memujinya dengan kata-kata seperti anak cerdas, otak pintar, Genius Kang, God Daniel, semua julukan itu tak sesuai keadaannya saat ini.

Hari ini ia melewati hari dengan semangat tak mau hinggap padanya. Berawal dari Seongwoo yang biasanya tak mau bangun jika tak ia bangunkan, tiba-tiba sudah selesai berseragam ketika ia memasuki kamarnya. Bocah itu juga tak juga memberikan kecup pagi atau salam kecup saat dia pamit berangkat sekolah. Dua hal sepele namun semakin membuat hati Daniel berantakan ketika hatinya sudah berdebat semalaman yang berakhir ia tak bisa tidur dan dua buah kantung menggantung di bawah matanya.

Ada apa dengan Seongwoo-nya? NYA? Daniel mengusak rambutnya saat otaknya membuat klaim bahwa Seongwoo miliknya. Begitu lancang saat mengingat dirinya bukan siapa-siapa.

Hyunbin sebagai teman sekelas, teman sebangku, dan juga sohibnya merasa terganggu dengan sikap Daniel yang mendadak gila. Berteriak, tertawa sendiri, heboh, hei bukan yang seperti itu. Daniel mode gila adalah saat dirinya terlihat frustasi, lemas tak bersemangat, diam saja, tak fokus dan lain sebagainya seperti orang depresi. Daniel yang dikenal pintar tidak bisa menjawab pertanyaan yang bahkan bisa dijawab Hyunbin yang notabene merupakan otak kelas menengah, yang artinya biasa-biasa saja. Tak hanya itu, pria yang sering disamakan penggemarnya dengan anjing samoyed itu beberapa kali hampir menabrak meja, tembok, pintu jika saja Hyunbin tidak mencegahnya.

"Ada apa denganmu?" tanya Hyunbin saat melihat Daniel hanya memainkan gummy bear-nya. Hah? Daniel? Ga doyan gummy bear?

Bukannya dijawab, Daniel hanya menghela napas saja. Sungguh, Daniel yang diam saja membuat Hyunbin ikut merasa frustasi. Walaupun tak hanya sekali Hyunbin diabaikan oleh Daniel, namun rasa tak sampai seperti ini. Rasanya ada yang salah. Wah, teman yang sungguh peka.

"Seongwoo berulah lagi?"

Pertanyaan itu membuat Daniel mendelik ke arah Hyunbin. Kata 'berulah' terdengar negatif di telinganya. Walaupun Seongwoo terkadang benar-benar membuatnya kerepotan, tapi Daniel membuatnya menjadi hal yang wajar-wajar saja. Kata itu membuat Seongwoo terdengar seperti anak nakal. Tidak, Seongwoo adalah anak yang menggemaskan.

"Jadi benar karena Seongwoo? Hah, seharusnya kau tak terus memanja- BRAK"

Suara gebrakan meja itu membuat Hyunbin terkejut. Kemudian ia menoleh ke sekitarnya, dan benar saja, para pengunjung kantin menoleh ke arah meja mereka. Sadar akan hal itu, Hyunbin sedikit membungkukkan badannya sebagai tanda permintaan maafnya karena membuat mereka terganggu. Setelahnya ia menatap kesal ke arah Daniel.

"Yak! Apa-apaan kau ini," ketus Hyunbin.

Lagi-lagi Daniel hanya menghela napas yang membuat Hyunbin makin kesal saja.

"Ini bukan karena Seongwoo.." jawab Daniel yang menurut Hyunbin lebih terdengar seperti gumaman, untung dia dengar.

"Bukan karena Seongwoo tapi kuyakin nama Seongwoo masih ada di dalam permasalahannya," kata Hyunbin. Ia melihat Daniel yang tidak berusaha untuk menyangkal. Rupanya sosok Seongwoo ini sudah benar-benar masuk ke kehidupan Daniel hingga apapun masalah Daniel ada nama Seongwoo di dalamnya.

"Jadi apa?"

Daniel menatap Hyunbin sekilas. Walaupun terkadang Hyunbin terlihat tak bisa diandalkan, tapi dia sahabat Daniel yang paling dekat dengannya. Mengingat ia tak banyak melakukan hang-out karena kesehariannya selalu bersama Seongwoo. Mungkin ia harus berbagi pikirannya dengan sahabatnya ini, barangkali orang lain justru memberi solusi yang sederhana.

Fate [ OngNiel ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang