🍑13 ( real chap )

531 79 13
                                    

Selamat yang nunggu update fic ini. Akhirnya aku memutuskan buat update :")

Di antara mereka tetap bertahan dalam keterdiaman. Berbagai perasaan tergambar dari sorot mata, begitu banyak untuk ingin diungkapkan, namun tak bisa lolos dengan tutur kata.

Beruntung bosnya berbaik hati memberinya cuti sehari, menyuruhnya untuk membawa dua orang yang ditemuinya untuk jalan-jalan. Akhirnya berakhirlah mereka duduk di sebuah restoran.

"Eomma.." rengekan seorang anak kecil membuat dua orang dewasa menatap kearahnya. Sekitar bibirnya penuh noda cokelat dan ia baru saja menjatuhkan cokelat ke bajunya.

"Aih, kenapa tidak hati-hati? Lihat bajumu jadi kotor," kata orang yang dipanggil ibu oleh anak tadi.

"Dia adikku?"

Wanita paruh baya itu terlihat bingung untuk berekspresi seperti apa. Namun sebuah senyumlah yang akhirnya tergambar di raut wajahnya.

"Ya, namanya Kang Yohan."

"Beri salam pada hyungmu, Yohan-ie," katanya pada anak kecil itu.

"Annyeonghaseyo, Kang Yohan imnida."

Tak ada balasan dari yang lebih tua. Wanita paruh baya itu makin tak enak hati.

"Euigon-ah.."

Panggilan itu kembali membuat tubuhnya menegang dan perasaanya terasa teraduk tak karuan.

"Daniel.."

"Hmm?" Tanya wanita itu tak mengerti.

"Daniel..Kang Daniel. Itu namaku sekarang," kata Daniel menegaskan.

"Eui- ah tidak, Niel-ah.. Eomma minta ma-"

"Jangan meminta maaf. Setelah kau pergi 12 tahun lamanya, dan kini menemuiku dengan membawa seorang putra yang seumuran denganku saat kau tinggalkan.... itu sedikit keterlaluan untukku," ujarnya mengungkap apa yang ia rasakan sekarang.

"Eomma kembali, eomma kembali.. tapi kau tidak ada di sana,"jelas ibu Daniel.

"Setelah satu tahun, dua, tiga? 12 tahun tak cukup untuk menemukanku? Tidak ada anak yang sanggup bertahan sendirian selama itu."

"Sebenarnya tak ada rasa benci, tepatnya sudah tak ada rasa. Jika kau meminta maaf, akan aku terima.. setidaknya itu membuatmu sedikit lega. Tapi..mari kita kembali ke hidup sebagaimana kita hidup selama ini. Aku yakin kau sudah memiliki keluarga yang mencintaimu," kata Daniel.

"Aku pamit. Hiduplah bahagia," sambungnya sembari bangkit dari kursi yang didudukinya.

"Euigon-ah! Euigon-ah!"

Panggilan itu tak dihiraukan oleh Daniel. Katakanlah ia kejam atau durhaka, namun semakin lama ia di sana semakin ia tak bisa menahan perasaannya.

Ia rindu? Sangat.
Ia kecewa? Sudah penuh di hatinya.
Ia benci? Ia bahkan tak sanggup untuk membencinya.

Untuk itu, ia memilih pergi. Ia lelaki, namun hatinya tetap diciptakan dengan bahan yang sama. Luka yang ditorehkan, tak baik untuk dibiarkan tersayat makin lebar.

🍑🍑🍑

Ketahuan melamun lagi membuat Seongwoo dipaksa dan akhirnya terpaksa untuk menceritakan masalahnya. Sedikit menyesal karena setelahnya ia diceramahi panjang lebar oleh sahabatnya itu.

Dengan segala bujuk rayuannya, Seongwoo berusaha meyakinkan alasannya kepada Minhyun untuk membuat Daniel tetap tinggal. Minhyun mengutuk Seongwoo karena membuatnya ikut memikirkan rencana untuk bocah itu.

Fate [ OngNiel ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang