Prolog

134 6 4
                                    

Farah hampir tidak mampu membendung air matanya.

“Far, gue sama Hafiz minta maaf. Sejujurnya gue nggak bermaksud buat ngelakuin itu, tapi gue juga nggak mau kalo lu nantinya makin kecewa.”

“Iya Ra, kita gini karena kita tahu dia udah bener-bener ingin ngelupain lu. Dia udah beda Ra,” Hafiz menambahkan.

-8-

Air mata itu kini cepat mengalir. Dia tahu Allah sedang tidak meridhainya hari itu. Tapi sakit hatinya kini benar-benar tidak bisa dibendung.

Dia baru sadar bahwa sejatinya, ia sudah merawat perasaannya itu sejak pertama kali menyatakan. Cinta.

Farah baru mengerti betapa buruk akibat dari berbohong dan kepura-puraannya di waktu itu. Ia hanya menatap kosong ke depan.

Saya tidak paham, Farah berkata dalam hati. Ada apa dengan anda yang sudah meninggalkan saya berkilo-kilometer jauhnya? Dan ada apa dengan saya yang tidak mampu menjauh satu kilometerpun dari anda?

Ya Allah ampuni hamba.
Farah mulai terisak kecil. Berbagai perasaan memenuhi hatinya. Perasaan bersalah karena telah berbuat dosa, sehingga Allah memberinya kesusahan akibat dosanya itu.

Dan perasaan rindu yang terbalut kecewa. Karena pangerannya telah sangat jauh melangkah meninggalkan dia.

HISYAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang