Bagaimana ini?

93 5 0
                                    

Entah bagaimana caranya, aku sangat ingin memilikimu. Meskipun harus menerjang ribuan duri sekalipun.

~Y sj

🍒🍒🍒

"Sebenarnya.." Suara Rafi tertahan, sepertinya ia ragu untuk mengucapkannya.

"Sebenarnya, mmm boleh lo cerita tentang keluarga lo?"

Alin menghela nafas. Lelaki ini memang suka menggantungkan pembicaraannya sehingga Alin deg-degan.

"Oke, sebenernya gw udh broken home dari 3 tahun. Bokap nyokap gw cerai ga tau alasannya apa. Mereka ga ngasih tau karena waktu itu gw masih kecil. Terus gw punya satu Kakak laki-laki tapi sebenernya kayak kembaran gitu dah, kita lahir beda 1 atau 2 bulan aja. Itu karena Mama sempet mengalami masalah kehamilan.. untung aja kami berdua lahir dengan selamat. Terus semenjak itu kita ga ketemu, gw ga tau skrg dia kayak apa. Kita juga ga kepikiran untuk call-an atau apapun, yah u know karena kita masih kecil gitu, apalagi gw baru boleh main hp pas kelas 1 smp, gw kgn berat sama dia, soalnya dulu kita nempel banget, makan bareng, main bareng, dll. Gw juga kangen Ayah, walau sebenarnya masih agak kesel sm dia karena dia yg mutusin buat cerai." Alin tersenyum tipis. Suaranya agak parau saat itu.

Entah kenapa Rafi saat itu agak tercengang mendengarnya, namun ia menutupinya.

"Oh gitu.. maaf ya tiba-tiba jadi kepo gini. Soalnya kan kita sahabatan masa ga ngenal satu sama lain." Rafi tersenyum hangat.

"Iya gapapa, gimana keluarga lo sendiri?"

"Hmm, gw juga broken home gitu sih.. gw ikut bokap gw. Terus adek sm nyokap gw katanya ke sini, ke Bandung. Gw yg dari Jakarta ini relain sendirian ke sini dan ninggalin bokap gw di Jakarta buat ketemu mereka." Jawab Rafi sambil meminum ice tea miliknya.

Alin mengernyitkan dahi, seperti mengenal kisah Rafi. Namun ia tidak mau kegeeran, dan berkata,

"Semoga keluarga kita bisa balik kayak dulu."

🍒🍒🍒

Alin hanya tersenyum sendiri mengingat kejadian beberapa hari yg lalu itu. Semenjak ia menceritakan tentang keluarganya ke Rafi, ia mempunyai tekad yg sama seperti lelaki itu, yaitu bertemu dengan kakak dan ayahnya.

Alin berjalan menuju balkon rumahnya sambil membawa minuman cokelat panas juga handphonenya. Ia sibuk mengechat Aca sedari tadi. Sangking sibuknya sampai ia tidak menyadari Kakak sepupu nya, Dini memanggil dengan suara cemprengnya.

Tak lama ada sebuah suara dari bawah yg membuat Alin menoleh, rupanya Rafi dengan jaket jeansnya.

"Hei Rapunzel, ayo turun atau aku yg kesana dengan rambutmu yg panjang." Canda Rafi dari bawah.

"Idihh tunggu bentar." Teriak Alin dan segera masuk untuk berganti pakaian.

Sesampai dibawah, Rafi agak terkejut melihat Alin yg sangat cantik saat itu. Namun tak lama Dini datang dan mengusili mereka.

"Yaelah nak SMA mah kerjaannya ngeluyur aja ya."

Alin segera berkata,

"Kenalin ini Rafi kak."

"Ga nanya." Ucap Dini judes.

"Daritadi aku panggilin kamu buat bantu masak malah ladenin pacar, ya! Udah sana pergi maen!" Dini marah namun sepertinya itu ungkapan bahwa ia menyetujui jika Alin bersama Rafi.

"Iya kak." Alin segera menaiki motor Rafi dan mereka berjalan. (Motornya ya bukan mereka :v)

"Itu kakak lo? Katanya cuma pnya satu kakak?" Tanya Rafi samar-samar karena angin bertiup kencang.

"Bukan kakak kandung, itu kakak sepupu. Dia tinggal disitu karena emg dia anak tunggal trs kuliah di UNPAD. Daripada ngekos jadi tinggal serumah sama gw."

"Btw kita mau kemana?" Tanya Alin bingung.

"Nanti juga tau sendiri." Rafi tersenyum jahil.

"Aku anak baik-baik kak." Canda Alin

"Siapa juga yg mau aneh-aneh, geer bgt ewh."

Tidak lama Rafi membeehentikan motornya di sebuah taman yg mirip lapangan bola yg sangat luas. Disana terdapat banyak ilalang dan bunga yg sangat indah, dan juga pohon kecil lengkap dengan danau kecil di pojok taman. Mereka segera duduk di kursi taman yg berada dekat danau tersebut. Disini sepi, tidaka ada siapa-siapa. Mereka hanya larut dalam pikiran masing-masing hingga Rafi membuka pembicaraan.

"Gimana, bagus gak tempat ini? Gw emg ahli kan dalam apapun." Rafi tersenyum lebar.

"Iyain deh." Alin beranjak dari kursi dan jongkok dekat danau. Rafi ikut-ikutan, dan diam-diam Alin mendorong Rafi sehingga tercebur danau.

"Woy! Bego banget lo! Jadi basah gini kan!" Teriak Rafi dan segera keluar dari dalam danau tersebut. Alin hanya tertawa terbahak-bahak.

"Lucu juga kalo rambutnya basah, ya."

"Baru tau?" Rafi tersenyum miring, dan mendekati Alin yg duduk di atas rerumputan. Semakin dekat dan dekat. Tubuh Alin menabrak kursi taman. Nafas Rafi terasa dan Alin memejamkan matanya.

Cup.

Rafi mencium pipi Alin sekilas. Tentu saja Alin melotot kaget. Pipinya memerah.

"Kaget, ya? Umm sorry khilaf mang." Ucap Rafi polos seperti tidak ada apa-apa.

"Badan lo basah gini, udhnya nyium gw lagi! Apaan sih, mesum lo!" Teriak Alin salah tingkah.

"Maaf maaf." Ia merangkul Alin namun Alin menepisnya.

"Ngambek nih?"

Alin hanya memandang sekitar sambil tersenyum salting tanpa Rafi mengetahuinya. Sebuah suara mengagetkan Alin, bukan karena volumenya, namun karena kata-kata yg diucapkan.

"Sebenernya gw cinta sama lo."

🍒🍒🍒






Wadidaww cepet amat babang Rafi :v aduh gimana sm Aca yg diseberang sana ya?

Jangan lupa vote and comment biar aku semangat lanjutin partnya ^^

Satu vote kalian sangat berarti T_T

TIAP DETIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang