Kakak?

65 5 0
                                    

Awalnya, aku sangat mencintaimu lebih dari apa pun. Namun, kenyataan pahit ini membuat perasaanku terpaksa harus ditahan. Tapi tenang saja, aku tetap menyayangimu sampai kapanpun.

~Y sj

🍒🍒🍒


"Lo blm dijemput?"

Satu suara berat mengagetkan gadis mungil yg sedang menunggu di gerbang sekolah ini. Rupanya itu Rafi, yg sedari tadi ternyata memantau Alin dri jarak jauh yg akhirnya membuka percakapan.

"Iya." Jawab Alin singkat, smbil tersenyum.

"Cuek bngt, masih marah gara-gara kejadian di danau ya?" Goda Rafi.

"Apaan sih, lagian itu udh lama, knp dibahas lagi." Pipi Alin memerah.

"Ya kan siapa tau. Ga usah tersipu gitu, deh." Rafi mencubit pipi Alin.

"Udahlah, ga usah sentuh-sentuh! Untung aja ya gue pindah dari sini, jd ga bakalan liat muka lo yg ngeselin itu lg." Alin mendengus kesal, lalu pergi ke luar gerbang sekolah.

"Eh.. maaf!" Teriak Rafi, karena Alin sudah menjauh darinya.

🍒🍒🍒

Alin berlari di pinggir jalan aspal tanpa melihat sekitar. Akibatnya..

TIIINN!

Bunyi klakson sebuah mobil sedan berwarna putih menghentikan perjalanan siswi SMA ini. Mobil ini berhenti tepat di sampingnya, dan si pengendara membuka jendela kaca, sontak Alin terkejut melihat siapa org yg dibalik jendela kaca tersebut.

"Mama?" Tanya Alin kaget. Wajah Mamanya terlihat marah namun cemas.

"Ngapain kamu lari-lari gitu? Di jalan raya, lagi! Pdhl kan Mama udh suruh kamu tunggu di gerbang, sekalian jemput kakak kamu!" Oceh Mama Alin.

"Umm, maaf Ma, tadi ada kecoa terbang di gerbang sekolah makanya Ayin lari-lari gini. Aku boleh masuk mobil, kan?" Alin tersenyum dgn tangan memohon agar Mama nya tidak marah lagi.

"Ya iya lah, masa Mama ngebiarin anaknya di jalanan gitu aja. Udh cpt masuk! Lain kali kalo km begitu lagi nanti bakal Mama tinggalin di Bandung sendiri."

"Kan di Bandung ada Kak Dini." Gumam Alin, tertawa sendiri. Ia tahu Mamanya marah hebat karena selain kecerobohannya, Mama nya juga sedang PMS.

"Kita ke sekolahan dulu, jemput kakak kamu. Makanya Mama suruh kamu tunggu di gerbang sekolah karena mau jemput kakak kamu juga." Ucap Mama sambil fokus menyetir mobilnya.

"Emg kakak satu sekolah sama aku?" Tanya Alin mengernyit.

"Iya, Maaf Mama lupa bilang. Sebenernya hrsnya dri kmrn-kmrn Mama ketemuin kamu sama kakak kamu." Mama kali ini menunjukkan senyumnya.

"Hmm ya udh, deh." Alin menyenderkan tubuhnya ke kursi mobil yg empuk itu. Dia masih agak capek dan pusing sedikit karena tragedi Ajeng.

Tak lama mobil mereka sampai di depan gerbang sekolah. Gedung itu tampak sepi, hanya ada satpam yang masih berjaga di pos nya. Alin dan Mama nya turun dari mobil, dan Mama nya menanyakan tentang kakak Alin pada satpam tersebut.

TIAP DETIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang