Sehebat apapun persahabatan, pasti akhirnya akan selalu berpisah.
-y sj
🍒🍒🍒
Cahaya pagi memasuki kamar milik seorang gadis berusia 17 tahun ini. Ia bangkit dari ranjang, lalu menuruni tangga menuju ruang keluarga. Disana mama nya menyambut dengan senyuman terbaiknya. Mereka adalah Alin dan mama nya.
Sudah 5 hari Alin berada di rumahnya sejak ia dirawat di rumah sakit. Pagi ini, Alin akan pergi ke sekolah, bertemu dgn teman-temannya utk terakhir kalinya. Bbrp hari lagi dia dan mama nya akan pindah ke Jakarta. Sedangkan Dini yg harus kuliah disitu akan menetap di Bandung.
"Ciee yg bntr lagi ke jekate." Ucap Dini yg sedang mengoles selai di roti nya.
"Iya dongg. Btw, kak dinong jgn lupain aku ya. Klo ada cowok baru lagi kabarin aku.." Dini mencubit pipi Alin pelan.
"Heh, aku ini bukan fuckgirl ya. Ga kek km mantannya seribu."
"Dini, jgn kasar gitu dong sm Alin." Kata Mama Alin yg sedari tadi menyimak percakapan mereka.
"Hmm, aku mau langsung berangkat aja ma, takut kesiangan." Ujar Alin sambil melirik arloji miliknya.
"Yakin mau brngkt skrg? Masih jam 6.15, lho. Lagian km blm sarapan, nak."
"Sarapannya di sekolah aja deh. Lagian ini hari terakhir aku sklh disini." Alin tertunduk, menutupi tangisannya.
Sebenarnya ia jg sedih harus meninggalkan sekolah kesayangannya itu. Belum lagi Salma, Putra, Rafi, Amri dan teman lainnya yg akan ia tinggalkan.
"Umm, ya sudah klo km mau brngkt skrg. Mama antar, ya? Mumpung blm jam kerja."
"Iya, ma."
Alin segera bersiap-siap. Ia mandi dngn cepat, lalu berpakaian seragam abu-abu, memasukkan buku ke dalam tas pink miliknya. Setelah itu ia bercermin sebentar.
Ini hari terakhir aku bersekolah disini. Rasanya berat juga, banyak kenangan indah disini. Tapi Aca membawa tekadku untuk ke Jakarta..
"Ayinn, udh siap belumm?" Teriak Mama dri bawah, memecah lamunannya.
"Iya ma, udh." Jawab Alin lalu menuruni tangga.
🍒🍒🍒
Alin berjalan di koridor sekolah, ia pun mencari kelas XI-1 IPA. Saat memasuki ruangan tersebut, semua org yg di dalam menyambut dengan riuh. Ada yg menangis, ada yg terdiam tidak berkata-kata, ada juga yg tidak mau melihat Alin karena sangking sedihnya. Alin tidak menyangka, rupanya teman-temannya sngt memperdulikan kehadirannya.
"Huwaa Alennn! Knp hrs pindah keluar kota, sih! Nanti siapa yg nemenin gw ke mall? Siapa yg nemenin gw ngereceh brng? Huhuhu, jgn lupain gue ya." Teriak Salma sambil menangis, lalu memeluk Alin.
"Gua minta maaf ya lin, klo selama ini gw ngebiarin si Ajeng liar gitu aja. Dan jg ga pernah ngajak lo buat berbaur sama yg lain. Gw buruk bngt jd ketua kelas." Kata Abun si ketua kelas.
"Sorry bngt ya lin kejadian waktu itu. Sbnrnya aku sm puyu udh ga mau ikutan tp kita diancem dimusuhin sm Ajeng. Mana dia itu bipolar jd agak ngeri." Ujar Saputri smbil mengenggam tangan Alin.
"Diancem gitu doang takut. Emg dasar lo nya bego." Ceplos Putra.
"Yeee lo ga tau apa-apa, jd diem aja lo!"

KAMU SEDANG MEMBACA
TIAP DETIK
RomantizmBercerita tentang Alin, gadis mungil yg manis namun memiliki lingkup kehidupan yg sangat pahit. Dan suatu hari ada seorang lelaki yg datang merubah kehidupannya. Siapakah lelaki itu? Penasaran, kan? Ikuti terus cerita ini! . . Cerita ini hanyalah f...