Gelagat Aneh

80 4 0
                                    

Mengapa kamu begitu jahat padaku? Padahal aku sudah begitu tulus padamu, namun kamu malah memilih orang yg sama sekali tidak mencintaimu.

~Ajeng

🍒🍒🍒

"Sebenernya gw cinta sama lo." Ucap Rafi dengan tatapan serius. Alin tertawa,

"Udahan ah bercandanya, ga lucu tau ga!"

"Gw serius." Suara Rafi begitu mendalam.

Alin bingung harus bagaimana, sebab Alin tidak ada perasaan sama sekali terhadap cowok ini. Selama ini ia hanya menganggap Rafi sebagai sahabat biasa.

"Maaf kamu terlalu baik untuk aku."

"Maaf aku udh punya pengisi hati."

"Mmm apasih gw ga denger. Disini gelap."

Berbagai jawaban terlintas di pikiran Alin namun belum ia ungkapkan satupun. Akhirnya ia menjawab,

"Umm, aku pikir-pikir dulu ya.. lagian lo bukannya udh sm Ajeng?" Tanya Alin, mengingat gadis itu akan marah besar jika ia menerima pernyataan cinta dari Rafi.

"Jadi lo belum nerima karena Ajeng? Gw sama dia ga ada hubungan apa-apa, cuma dia aja yg buat hoax di sosmed perihal hubungan gw sm dia."

"Bukannya gitu.. mksd gw klo lo sm dia jgn ngekhianatin dia.. kasih dia yg terbaik, jgn malah jadian sm gw. Selain itu nnt gw dikira pho." Alin menghela nafas,

"Tapi ternyata kalian ga ada hubungan apa-apa. Bukan berarti aku lgsg menerima, tapi gw mau mikir dulu." Lanjutnya, tersenyum manis.

"Hm, oke deh, gw siap nunggu sampe kapanpun." Rafi tersenyum lalu mencium kening Alin.

"Ga usah genit juga deh. Yuk ah pulang!" Alin tertawa, lalu berlari menuju motor Rafi dan disusul oleh Rafi.

🍒🍒🍒

"HAH? DEMI APA LIN?" Teriak Salma hingga satu kelas itu terpaku padanya.

Pagi senin itu Alin kembali bersekolah, dan ia menceritakan semua kejadian pada hari sabtu yg lalu kepada sahabatnya yg agak bobrok ini.

"Ssst, ga usah teriak juga kali." Alin nampak malu melihat Salma yg sedang memakan sarapannya di sekolah ini sambil teriak dan berdiri di atas kursi.

"Hehe ya maap, terus pakabar sama boifren onlen lo?"

"Ngomong apaansih lu"

"Itu lho yg ignya emfasar."

"Siapaa?"

"Aca yg muser ganteng itu."

Alin membulatkan mata, dan mengingat sesuatu. Ya, Aca adalah orang yg berhasil membuat hidup Alin berubah dalam waktu sebulan. Dia yg menghibur Alin bahkan hingga pukul 12 malam.

Chat whatsapp
Acaa-!
Tidur woe online mulu

•Nanti dong masih pagi ini
•Lo sndiri ga tidur

• Dih
• ya lo blm tidur gmn gw mau tidur

Alin hanya tersenyum sendiri mengingat bagian chat itu. Aca memang agak dingin, namun ia selalu perhatian pada Alin.

• Hiks bntr lagi sekul

B aja kali. Dh biasa sklh jg kn

Iyaa, tapi gewla bntr lagi ujian hiks

•Ciee cemungut :v
•Wkwk

Alin kini cengar cengir sepeeti orang kerasukan. Salma menatap ia heran, lalu menepuk bahunya pelan

"Bengong mulu, ntar kesambet setan Ajeng lho! Ups." Ajeng yg sedari tadi mendengar percakapan mereka pun menatap Salma sinis. Salma hanya bersenandung dan melihat ke arah lain seolah tidak berkata apapun.

"Gw mau ke toilet, Sal."

"Gw temenin yha!"

"Ga usah, udh gede gini masa apa-apa ditemenin." Ucap Alin beranjak dari bangkunya.

"Oh oke."

🍒🍒🍒

Saat ini Alin berada di bilik toilet, rupanya ia kesana bukan untuk buang air, namun untuk merenung segalanya. Termasuk tentang Rafi kemarin, dan juga Aca yg ia cintai.

Sampai ada suara langkah kaki menuju wastafel toilet. Tak hanya satu, ada tiga kaki yg berdiri di depan sana. Alin dapat melihat itu lewat bayangan mereka di bawah pintu bilik toilet.

"Lo denger gasyi, Alin sama Salma heboh sendiri di kelas?" Salah satu dari mereka angkat bicara.

Alin sepertinya mengenal suara itu. Dia pun hanya diam di balik bilik itu agar tahu kelanjutan obrolan mereka.

"Iya, bacot banget, mana Salma kek orang utan berdiri di kursi gitu." Sahut salah satu temannya.

Alin mengepal tangannya, berusaha menahan emosi karena sahabatnya telah diejek.

"Oh ya, gw denger tadi Alin cerita ke Salma klo dia ditembak Rafi. Idih, ga tau apa ya Rafi kan milik lo." Ucap temannya yg lain. Sdh dipastikan salah satu dari mereka adalah Ajeng.

"Demih?! Ya ampun kegatelan banget sih! Ewh ga banget! Kita harus bunuh dia!" Jerit Ajeng histeris.

"Heh! Jgn teriak jeng! Ntar yg lain tahu rencana kita! Lagian ga usah bunuh juga, sadis amat sih lo." Sahut temannya, menelan ludah.

"Iya, daripada gitu gw punya rencana lain, mending kita sekap dia.. tapi salah satu dari kita harus ajak dia main kemanaa gitu biar gak curigain, jgn smpe Salma atau Rafi atau yg lainnya ikut." Ucap temannya yg lain.

"Bagus juga ide lo." Ajeng tersenyum miring. "Tapi harus salah satu dari kalian ya, soalnya dia udh gak percaya lagi kalo sama gw."

"Klo dia ga percaya kita gimana?"

"Ya dicoba dulu! Belum dicoba udah banyak cingcong." Teriak Ajeng.

"Hm oke deh."

"Yuk ah cabz" Ujar Ajeng setelah ia memakai kosmetiknya.

Sementara itu Alin langsung keluar dari bilik dengan keadaan keringat dingin. Ia menggigit bibirnya, takut. Entah apalagi kelakuan Ajeng selanjutnya.

🍒🍒🍒

Waduh Ajeng bakal beraksi nih setelah satu bulan pensiun :v reborn gitu kali yak wkwk.

Vote and comment biar aku semangat lanjutin next part ^^

Satu vote kalian sangat berarti T_T

TIAP DETIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang