Tolong-!

71 4 2
                                    

Aku ratu sekolah disini, seharusnya aku berhak untuk mendapatkan apa saja yg aku mau. Namun, semenjak ada dia, semuanya hancur! Aku harus rebut kembali apa yg seharusnya jadi milikku!

~Ajeng

🍒🍒🍒

"Eh, gimana kabarnya si jua? Semenjak dia pindah ke jakarta menghilang, ya." Tanya seorang lelaki SMA berwajah tampan yg saat ini bersama dua orang temannya di kantin sekolah. Dia adlh Putra.

"Ya itu penglihatan lo, klo sm pacarnya mahh komunikasi terus, dong." Jawab temannya yg berkulit putih dan agak sipit bak artis korea, Amri namanya.

"Ya iyalah, lo nya aja posesif bngt, tiap hari ngechat dan nelpon. Awas, ntar dia ga betah sama lo." Putra terkikik.

"Temen macem apa ini, ngedoain yg buruk." Amri memutar bola matanya.

"Yeee si bego, gw kan cuma ngingetin. Sensi amat kek cewek pms."

Tak lama Alin dan Salma lewat di depan mereka.

"Eh Alin, sini nongki dulu bareng kita." Sapa Amri genit. Alin pun duduk dihadapan mereka diikuti Salma.

"Ekhem, yg lewat sini ga cuma Alin." Salma berdeham.

"Ya udhlah kalian kan satu paket.. ribet amat juga sih idup lu." Kata Amri ketus.

"Njir emg mereka paket apaan." Putra tertawa, lalu berbisik pada Amri,

"Inget jua bro."

"Yaa." Amri menyahut malas.

"Bro, lo diem aja daritadi, ngomong napa.. sakit gigi ye?" Tanya Putra pada Rafi yg sedari tadi ada disitu hanya memainkan handphonenya.

"Hah?" Rafi mendongak, dan melihat wajah Alin yg tersenyum tipis.

"Gw mau ke ruang osis dulu." Ucap Rafi lalu segera pergi darisitu.

"Apaan sih njenk sok sibuk amat tiba-tiba." Ceplos Putra.

"Hmm, mungkin krn ada Alin, dia kan kemarin nembak Alin." Ucap Salma keceplosan. Alin menutup mulut Salma, namun terlambat. Putra dan Amri sudah mendengarnya, dan mulut mereka menganga bagai ikan koi.

"HAH?! DEMIH SIH LO GAK BOKIS-BOKIS KLUB KAN?!" Teriak Putra dan Amri kompak, menggegerkan seluruh penghuni kantin.

"Apaansih!" Ucap Alin malu, lalu berlari pergi dari tempat itu.

"Ehh, mau kemana?! Alinn!!" Panggil Salma.

"Ish! Lo pada sih pake teriak segala kek toak masjid!" Ucap Salma geram, lalu segera mengejar Alin namun ditahan oleh Amri.

"Udh biarin aja, mungkin dia lagi pgn sendiri."

"Healah, target baru nih?" Goda Putra, karena Amri menggenggam tangan Salma. Salma yg sadar akan hal itu langsung menepisnya.

"Bacot! Gawat klo jua denger." Amri memukul Putra pelan.

"Heh bego, Jua di Jakarta kita di Bandung! Ya kali bisa denger."

TIAP DETIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang