Muncul lagi seorang idola yang dikagumi remaja. "Dilan dan Milea" tokoh utama film yang diangkat dari roman anak sekolahan. Hingga banyak remaja berharap bisa seperti mereka.
Kalau dipikir-pikir, tidak ada yang begitu spesial dari kisah tersebut. Hal yang biasa saja. Namun, seperti membawa nuansa baru dalam kisah romansa remaja. Menyatakan cinta dengan kata sederhana.
Belajar Merayu
Banyak remaja belajar dari tontonan seperti sinetron dan film. Mencari tips agar disukai cewek. Kemudian, bertarohan dengan teman menaklukkan gadis incaran.
Setelah cewek terpedaya, direnggutlah kehormatannya. Diambil cuma-cuma, dengan kedok suka sama suka. Lalu si cowok melenggang bebas. Tanpa rasa bersalah. Nggak peduli nasib si cewek. Terlanjur sakit hati, terus hilang kesucian diri.
Seks bebas di kalangan remaja bukan sekedar isapan jempol. Banyak sudah kasus miris yang menimpa kaum muda ini. Menurut hasil survei yang dilakukan salah satu lembaga pada tahun 2008 saja, sekitar 63 persen remaja di Indonesia usia sekolah SMP dan SMA sudah pernah berhubungan seksual di luar nikah dan 21 persen di antaranya melakukan aborsi.
Kenapa hal ini bisa terjadi? Paham sekularisme lah penyebabnya. Sekularisme yang menjauhkan agama dari kehidupan. Sekularisme ini berasal dari pandangan hidup Kapitalisme negara Barat yang sengaja diemban ke berbagai negara di dunia. Sekularisme ini pun telah berusaha merasuki kalangan remaja dengan segala cara. Misalnya, lewat film-film yang penuh nilai sekular. Akhirnya, remaja ikut serba bebas, tergoda aktivitas pacaran dan pergaulan bebas.
Sudah selayaknya sekulerisme ini kita tinggalkan. Dan sosok perayu ini nggak layak untuk dicontoh. Tidak cocok juga dijadikan idola bagi remaja Muslim. Apa yang mau dibanggakan? Hanya ahli dalam teknik merayu cewek. Padahal masih belum halal.
Yang kesenangan adalah setan. Soalnya, sudah berhasil menjerumuskan anak cucu manusia. Sehingga mengikuti yang setan inginkan, bertambah temannya di neraka.
Rasulullah saw bersabda: "Dan sesungguhnya aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan lurus semuanya, dan sesungguhnya mereka didatangi setan, lalu setan itu membelokkan mereka dari agama mereka." (HR. Muslim)
Itulah rayuan setan pada manusia. Setan akan berlepas diri terhadap kita ketika sama-sama dijebloskan ke neraka. Siapa suruh mau dirayu bermaksiat? Nah, setannya kabur, Nggak mau tanggung jawab.
Rayuan Berpahala
Tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Sehingga dalam hidup, semestinya harus mengikuti peringatan Rasulullah saw, sebagai bentuk ibadah kepada-Nya. Allah SWT pun memberikan Islam sebagai pandangan hidup buat kita
Sungguh Allah SWT Maha Kuasa, menciptakan segala makhluk di dunia, termasuk umat manusia. Pada diri kita, Allah SWT telah menciptakan kebutuhan jasmani dan berbagai naluri (gharizah). Salah satunya, naluri melestarikan keturunan (gharizatun na'u). Karena ada naluri ini, timbullah dorongan tertarik dengan lawan jenis (seksual).
Naluri cinta adalah fitrah setiap orang. Manusia tidak akan diminta tanggung jawab karena memilikinya. Hanya saja, ketika ingin menyalurkan naluri tersebut akan ditanya dan diminta pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Apakah menyalurkan dengan benar atau salah? Sesuai fitrah ataukah menyimpang?
Islam merupakan pandangan hidup yang sempurna. Islam tidak akan membiarkan satu pun aspek kehidupan manusia berjalan tanpa petunjuk. Di antaranya syariat Islam datang memberikan aturan kepada manusia, termasuk terkait interaksi antara laki-laki dan perempuan. Sebab, jika dibiarkan bebas tanpa ada aturan, manusia akan terjerumus dalam kebinasaan karena mengikuti hawa nafsu dan akal yang terbatas.
Syariat Islam mencegah potensi bangkitnya hasrat seksual ketika laki-laki dan perempuan berinteraksi. Laki-laki dan perempuan tidaklah dipisahkan secara total, tapi dibolehkan berinteraksi dalam koridor yang dibenarkan syar'i. Supaya tidak ada celah memanfaatkan kesempatan yang ada dengan memenuhi rayuan setan.
Beberapa hal yang diatur Islam untuk menjaga pergaulan laki-laki dan perempuan, yaitu memerintahkan saling menundukkan pandangan (ghadhah al-bashar) dan menjaga kemaluan; menyuruh menutup aurat dengan busana syar'i (jilbab dan kerudung bagi perempuan) serta tidak ber-tabarruj; dan melarang ber-khalwat, yaitu berdua-duaan antara laki-laki dan perempuan. Selain itu, Islam juga mewajibkan negara berperan menjaga agar kehidupan masyarakat berjalan sesuai syariah. Misalnya, Khalifah menerapkan sistem pergaulan dan sistem pendidikan Islam yang akan membentuk kepribadian takwa rakyatnya.
Naluri ketertarikan dengan lawan jenis (gharizah na'u) bisa menimbulkan potensi pahala dan dosa. Berpahala jika sesuai yang disukai Allah SWT, yaitu dengan pernikahan. Berdosa bila menyalurkan dengan cara yang dimurkai Allah SWT. Seperti lewat pacaran, zina, seks bebas, L6BT dan berbagai hubungan yang menyimpang lainnya. Maka, negara berkewajiban untuk mengaturnya dan memberikan sanksi bagi pelakunya sesuai syariah supaya tetap terjaga eksistensi manusia.
Dalam Islam boleh nggak rayu-merayu? Boleh, namun ada syaratnya. Rayuan itu hanya ditujukan antara pasangan yang ada ikatan pernikahan. Sudah sah menjadi suami istri, yang tentunya sudah halal.
Seperti terkisah, kecemburuan Ali bin Abi Thalib ra kepada Fatimah Az-Zahra, putri Rasulullah saw. Dalam suatu riwayat dikisahkan suatu hari setelah keduanya menikah, Fatimah berkata kepada Ali, "Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu, aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta kepada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya,"
Ali pun bertanya mengapa ia tak mau menikah dengan pemuda itu, dan apakah Fatimah menyesal menikah dengannya? Sambil tersenyum Fatimah Az-Zahra menjawab, "Pemuda itu adalah dirimu".
Jadi, para remaja jangan mudah tergoda rayuan untuk pacaran. Para remaja cowok jaga keimanan. Para cewek jaga kesucian. Sebab, lelaki yang baik tidak akan gemar mengumbar kata manis yang berbisa untuk para wanita. Mereka menundukkan pandangan dan menjaga pergaulan. Lelaki yang baik melindungi kehormatan wanita. Calon pasangan idaman menunggu dalam diam.
Buat remaja yang belum siap menikah, tak perlu sedih. Mungkin memang belum saatnya. Perdalamlah ilmu dan tsaqofah buat bekalmu. Rajinlah ngaji Islam kaffah. Hiasi diri dengan kepribadian Islami. Pantaskan dirimu untuk hidup bersama yang dicinta bila tiba waktunya. Karenanya, jangan mau asal dirayu.[]
Dimuat di: VOA Islam
KAMU SEDANG MEMBACA
Pena Muslimah
Non-Fiction(COMPLETE) √ "Jalani hidup dengan berpedoman pada petunjuk aturan-Nya. Lakukanlah yang kita bisa. Menulis misalnya. Dan ciptakan tulisan yang dapat dibanggakan kelak di hadapan-Nya. Itulah, sebaik-baik tujuan seorang penulis." Nah, kalau melihat ke...