Setelah kejadian tawuran beberapa minggu yang lalu, Luffy the gengs selalu menyempatkan untuk bertemu Nami. Entah hanya menyapa atau sekedar melihat dari depan kelas. Ya, mereka menjaga jarak dengan Nami. Karena mereka faham betapa bahayanya jika Nami dekat dengan geng mereka. Bukan hanya sekedar konglomerat, mafia, gangster, lebih dari itu kelompok mereka terkenal dengan kebrutalannya. Meskipun kebenarannya bukanlah seperti itu.
***Pagi Hari di Hari Minggu***
"Ah sial, semua bahan makanan habis, males banget harus keluar rumah pagi-pagi begini." (Batin Nami)
Setelah konflik dengan batin sendiri, akhirnya Nami memutuskan untuk berbelanja kebutuhan di alfandomart terdekat. Namun tiba-tiba...
"Eh... Nami?" (Sapa Luffy)
"Iya." (Singkat Nami)
"Kebetulan banget nih, lu lagi belanja bulanan ya? Gue bantu deh, gue cuma beli minuman buat temen-temen yang lagi di rumah, toh kita lagi di luar sekolah ini kok." (Ajak Luffy)
"Gak usah, aku bisa sendiri." (Kata Nami)Sepanjang belanja, Luffy selalu menemani bahkan tidak mau diam menggoda Nami. Mereka tidak tahu bahwa dibelakang mereka Elana the gengs telah mengikuti.
"Nami, udah kan belanjanya? Lu naik grab? Sama gue aja yuk, gratis nih haha." (Ajak Luffy)
"Gak usah deh, kamu ditungguin temen-temenmu, lagian aku udah pesen grab, udah dulu ya, makasih banyak Luffy." (jawab Nami)***Depan Rumah Nami***
Setibanya sampai di rumah, Elana the gengs sudah siap balas dendam lantaran rasa cemburu Elana terhadap Nami. Ya, Elana sudah lama jatuh cinta pada Luffy.
"Eh anak pelakor, ternyata gak jauh-jauh ya sifatnya kek ibunya."(Ejek Elana)
Nami hanya diam dan mengabaikan sembari jalan ke rumah. Namun pada akhirnya, mereka menarik Nami masuk ke mobil.
"Lepasin, lepasin. Kalian ngapain sih?" (Pinta Nami). Namun seketika, mulut dan mata Nami ditutup oleh kain, dan...Plak plak... Tamparan keras dari Elana ke Nami. Seketika merah dan terasa sakit pipi kanan kiri, Nami pun sontak menangis. Ia tak tau harus bagaimana, berfikir keras apakah ini ada kaitannya dengan Luffy yang sempat bertemu dengannya tadi?
Ketika mobil Elana sudah beranjak pergi jauh dari rumah Nami. Zoro dan Luffy baru tiba di rumah Nami. Mereka berniat mengajak Nami untuk ikut serta berpesta.
"Loh ini belanjaannya Nami. Kenapa jatuh depan rumah?" (Kata Luffy)
"Serius?. (Tanya Zoro)
Akhirnya mereka memanggil keras Nami dari depan gerbang, namun tidak ada sauara apapun.
"Kapten, apa Nami keluar ya? Tapi jarang banget si bocah keluar jauh-jauh, ditambah barang belanjaannya tergeletak di depan rumah, gimana gak khawatir." (Kata Zoro)
"Eh bener, bentar gue minta bantuan sekertaris ayah untuk ngelacak keberadaan Nami."***Beberapa menit kemudian***
Dalam perjalanan mencari Nami, Luffy dan Zoro meminta beberapa pengawal untuk mengikuti mereka, karena keberadaan Nami sangat mengkhawatirkan, info yang didapat Nami berada di situs gua Hutan terlarang.
"El... Elana... Aku dimana? El... Hei siapa aja, tolong dong lepasin, kalian kenapa sih, ini kenapa sesak banget nafasnya hikshiks. "(Pinta Nami meskipun suaranya tak mungkin didengar siapapun)
2 jam sudah terlewat, sepi, gelap, takut, sesak, bahkan beberapa hewan mulai mendekati Nami. Ia tau, bahwa ia kemungkinan ada di hutan. Ia pasrah, jika memang harus berakhir disini setidaknya tidak ada orang yang mengkhawatirkannya, termasuk ayah dan ibunya.
"Nami... Namiii... Nami..." (Suara panggilan Zoro, Luffy, dan yang lainnya)
"Luffy, kita misah aja. Lu ke kiri, gue ke kanan." (Kata Zoro)
"Ok. Kabari kalau ada apa-apa." (jawab Luffy)"Hiks hiks hiks..." (Suara tangisan Nami)
"Nami? Nami? Akhirnya ketemu? Nami kamu kenapa? Nami... sebentar" (Sambil berusaha melepaskan ikatan, dan penutup mata serta mulut Nami)
"Zoroo...hikshikshiks." (Nami pun memeluk Zoro)Nami dan Zoro tidak tahu bahwa dibawah mereka ternyata ada jurang, ketika berdiri dan hendak menggendong Nami, tiba-tiba...
"Akhhhhh ..." (teriakan Nami dan Zoro)
Kepala Nami terkena bebatuan di jurang, tangan zoro sontak tidak bisa digerakkan karena terbentur dengan batu. Mereka terluka parah dan penuh darah.
"Nami... Lu gapapa, Nami bertahan yah, ada Luffy dan pengawalnya di luar sana. Lu harus bertahan, lu kuat." (Zoro sambil mendekap Nami)
"Zoro... Maaf selalu repotin, harusnya aku udah gak ada di dunia ini. Harusnya aku gak bertahan dan gak berharap lebih sama ka..."
"Nami, lu gak boleh ngomong gitu. Lu harus bertahan, setidaknya lu harus bertahan untuk gue." (Hibur Zoro)
"Zoro, makasih. Sepertinya aku memang menyukai..." (Belum sempat melanjutkan, Nami pinsan dan tak sadarkan diri)Zoro menangis sejadi-jadinya, ia takut dengan keadaan Nami, ia berusaha keras, berteriak kencang, bahkan ia memaksakan kedua tangan yang terluka digerakkan untuk melempar handphone rusak miliknya ke atas jurang sebagai tanda agar Luffy bisa menemukan ia dan Nami. Tidak lama kemudian, Luffy dan pengawalnya menemukan mereka. Luffy pun terkejut merasa bersalah karena tidak menemukan mereka lebih awal. Pada akhirnya Zoro pun tak sadarkan diri dalam keadaan mendekap Nami.
__________________________________
"Aku faham bagaimana rasanya diposisi yang paling menyedihkan, selalu berharap kelak situasi ini takan pernah dirasakan kembali" :')
@kikibolo7
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Terendah Dalam Bertahan
RomanceMari bertahan, sampai akhir kisah ini :) !