3 minggu sudah berlalu. Perjalanan Nami mencari Zoro di hutan belum menemukan titik terang. Nami tidak membawa makanan, namun ia makan tumbuhan atau hewan yang bisa ia makan di hutan tersebut. Air pun ia minum dari sungai di hutan. Tidak lupa Nami membawa alat tulis, ia juga tidak lupa mencatat apa saja yang telah terjadi setiap harinya bahkan dilengkapi dengan gambarannya. Tidur ia lakukan dengan menggunakan kain ayunan yang dikaitkan di pohon, yang paling menarik adalah pakaian dan perlengkapan yang ia pakai aman dari berbagai hal seperti aman dari hewan buas, anti air dan bisa diatur dingin hangatnya, bahkan baunya sangat tidak disukai oleh hewan buas. Pakaian dan perlengkapan ini memang telah didesain khusus oleh perusahaan milik Luffy di Jepang.
Sementara itu, Zoro ternyata memang masih hidup di hutan ini. Meskipun Militer China sudah menyerah untuk mencarinya, tetap saja Zoro tidak mudah untuk keluar dari hutan. Zoro memiliki kelemahan buta arah, bahkan sering tersesat. Oleh karena itu selama 1 tahun ini ia meningkatkan kekuatan dirinya dengan berlatih bela diri, mengasah ilmu pedang, tenaga dalam dan mata batinnya. Ia bisa melihat obake (hantu) dan sejenisnya. Ia bahkan hidup di hutan ditemani oleh beberapa obake dan berlatih dengan mereka. Zoro tidur di bangunan tua yang tertutup oleh rumput-rumput besar dan panjang, bangunan tersebut terletak di atas bukit di dalam hutan. Oleh karena itu sangat susah untuk menemukannya, jika pun ingin masuk ke dalam bangunan tersebut harus melewati daerah angker dahulu yaitu jurang tengkorak yang berada di area rumput yang mengelilingi bangunan tersebut.
Tempat istirahat Nami sekarang cukup dekat dengan tempat Zoro. Kedatangan Nami pun sudah tercium oleh para obake, mereka pun beramai-ramai akan mengusik dan berencana membunuh Nami. Namun ada salah satu obake yang memberitahu Zoro tentang hal ini. Perona.
Perona (Obake) :“ Hei, kau sudah dengar belum di dekat sini ada manusia, sepertinya wanita, aku dengar dia menyebut namamu.” (Sambil berputar di atas wajah Zoro dan mengganggunya)
Zoro yang sedang berlatih pedang dengan obake lainnya langsung saja hilang fokus, dan beberapa detik kemudian matanya terkena serangan pedang dari lawan latihannya. Langsung saja latihan dihentikan, mata Zoro sebelah kiri yang luka dengan kuatnya ia hanya mengobatinya dengan mengoleskan air, lukanya membekas dan ia memutuskan menutup mata kirinya untuk selamanya. Disisi lain, Nami yang masih dalam pencarian mencari Zoro mulai merasa aneh karena banyak gangguan yang datang kepadanya seperti suara-suara seram yang terlalu dekat telinganya, ada yang memegangnya dan mendorongnya namun ia sadar tidak ada siapapun, lalu puncaknya adalah ketika semua obake menampilkan wujud nyatanya dihadapan Nami. Sontak Nami teriak “Woahhh setan anj*r, beraninya kroyokan!" (Ucap Nami dengan keras sambil marah)Semua obake bingung, Nami bicara apa? Kok tidak takut? Sepertinya manusia aneh, kata mereka. Namun dari arah belakang ternyata ada beberapa obake yang siap menerkam Nami dengan beberapa pedang. Langsung saja... Prang... (Suara pedang yang dihalangi oleh tongkat Nami)
Akhirnya mau tidak mau Nami melawan mereka sendirian. Jijik, kesal, marah, lelah dan perasaan campur aduk sedang Nami rasakan. Meskipun demikian, ia sadar bahwa ini konsekuensi dari mengemban misi, ia juga sudah sering dihadapkan dengan beberapa misi lainnya. Mungkin kali ini yang paling menjijikan, batinnya. Tapi di dalam hatinya ia selalu berdoa agar secepatnya bisa bertemu dengan Zoro.
*** Di dalam bangunan ***
Perona : “Kau tidak mau keluar? Ku dengar di luar sedang berpesta pedang dengan wanita itu. Kelompokku pasti menang seperti biasanya, biar kau aman disini. Mungkin saja dia sama seperti orang-orang yang sudah tewas sebelumnya.” (Ucap Perona)
Zoro : “Berisik...” (Jawab Zoro ketus)
Perona : “Ah terserah kau, aku mau tidur saja.” (menghilang)Orang-orang suruhan China biasanya laki-laki. Kenapa sekarang wanita? Mereka bodoh ya, aku akan tetap menebas meskipun dia wanita. Mereka pikir aku koki culun budak cinta (maksudnya mengarah ke Sanji). Tapi aku sedikit penasaran, wanita seperti apa suruhan China. Ah sudahlah, lebih baik melanjutkan latihan saja. Batinnya. Kemudian Zoro pun melanjutkan lawan tanding dengan obake lainnya.
Sementara itu, sudah berjam-jam Nami melawan beberapa obake, ia hanya bisa menahan serangan demi serangan. Ia mulai ragu atas keberhasilan misi ini, ia juga berpikir jika mati disini adalah takdirnya, maka tidak apa-apa. Menurutnya, mati ketika sedang berjuang menggapai mimpi dan keinginan adalah hal baik. Namun ia sadar pertahanannya sudah mulai goyah, sayatan demi sayatan mulai menyayat lengannya, pedang yang digunakan obake bukan pedang biasa, kemungkinan bisa menembus baju dari Luffy. Hingga saat ini Nami masih bisa menahan serangan pedang yang mengarah ke bagian perut dan belakang. “Sampai kapan aku bertahan seperti ini?” (Batinnya mulai campur aduk, ia juga sempat meneteskan air mata meskipun sekejap)
______________________________________
”Yang bisa menguatkan hanyalah diri kita sendiri. Menggapai mimpi, cita-cita, dan keinginan akan tetap diterjang badai saat menjalaninya. Kita hanya perlu terus berjalan, yakinkan bahwa kekuatan dirimu bukan hanya fisik, masih ada hati dan doa-doamu yang sering kau langitkan.” @kikibolo7
_____________________________________
SEKILAS INFO :Mohon maaf ya aku baru update. Sebenarnya beberapa bulan ini aku sudah ada di Jepang. Terinspirasi dari anime onepiece, aku juga ingin mengejar mimpiku di Negerinya para pembuat anime hihi. Mari tetap saling suport ya^^
Follow IG @kikibolo7
Subcribe Youtube KikifineArigatou sudah bertahan membaca sampai sini, cerita masih belanjut loh. Jangan lupa vote/komen😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Terendah Dalam Bertahan
RomantizmMari bertahan, sampai akhir kisah ini :) !