Sudah 1 minggu Nami di rawat di Rumah Sakit, luka tusuk yang ia terima memang benar-benar harus mendapatkan perawatan penuh. Zoro dan teman-temannya setiap hari berkunjung menjenguknya meskipun Nami selalu bersikap cuek dan bodo amat dengan keberadaan mereka.
Hari minggu ini, hari final perlombaan futsal, lawan yang dihadapi SMA Mugiwara bukan lagi SMA Marline, melainkan SMK Fune dari kota sebelah. Mereka terkenal dengan siswa-siwa pemberontak, karena notabennya semua siswa di SMA Fune adalah laki-laki.
Nami yang hari ini keluar dari Rumah Sakit pun tetap saja harus pulang sendirian, karena Zoro dan teman-temannya harus ikut serta dalam perlombaan penting itu padahal mereka pernah menjanjikan akan selalu berkunjung ke Rumah Sakit dan mengantarnya pulang ke rumah. Ia tidak peduli dengan adanya lomba itu, namun ia merasa kesal karena tidak ada satu orangpun yang menemaninya, bahkan sosok seorang ayah ibu sudah tidak bisa diharapkan lagi.
***Esoknya***
Sorak sorai kemenangan di pagi hari sudah mulai membara di sepanjang lapangan sekolah bahkan mereka yang membanggakan geng Zoro antusias memeriahkan momen kemenangan. Guru-guru bingung ingin rasanya menegur dan menghukum mereka, menyuruh mereka untuk masuk kelas masing-masing dan memulai pelajaran, namun guru-guru sadar bahwa anak pemilik SMA Mugiwara merupakan salah satu anggota geng futsal tersebut yakni Luffy. Akhirnya dengan terpaksa, hari senin yang biasanya harus melaksanakan upacara bendera diganti dengan upacara kemenangan. Pelaksana dan peserta upacara tersebut merupakan para siswa sendiri, semua berkumpul di lapangan, menyalakan petasan asap berwarna-warni, mengelilingi lapangan, bahkan terlalu menyanjungi geng futsal tersebut. Tidak sedikit siswi-siswi yang ingin bertemu berfoto ria dengan Luffy, Zoro dan teman-temannya. Namun entah mengapa Zoro sedari tadi kebingungan seperti mencari seseorang. Ia pun keluar dari kerumunan, berusaha menutup wajahnya dengan masker dan bergegas mencari seseorang yang ingin ia temui.
“Ah sial, kemana sih tuh anak? Kemarin ke Rumah Sakit orangnya gak ada, keluar RS malah sendirian, apa jangan-jangan hari ini masih gak berangkat sekolah? Hmm” (Batin Zoro)
Brukkk pintu kelas A ditendang keras oleh Zoro. Zoro dan Nami akhirnya bertemu di kelas A, Nami sebenernya ingin tidur di kelas namun tidak disangka Zoro justru datang menemuinya. Di kelas tersebut hanya mereka berdua yang saling menatap. Nami akhirnya berkata “Ngapain kesini bukannya rakyat kalian masih berpesta ria ya?.”
“Lu yang ngapain disini sendirian, mending di Rumah Sakit aja klo masih sakit” (Zoro menarik Nami dan mengajaknya keluar kelas)
Nami menepis tarikan Zoro, lalu ia tanpa sadar menangis, ia bingung kenapa ia berani menangis dihadapan pria yang satu ini, ia biasa terlihat tenang dan berani, kenapa harus lemah dihadapannya? Kenapa ini? Nami malu, ia membalikkan badannya, ia menangis membelakangi Zoro. Sontak Zoro menarik, mendekap dan memeluknya sembari mengelus kepala dan pundak Nami. Ia pun mengatakan “Lu klo mau nangis, nangis aja. Ga usah malu, gue udah pernah liat lu nangis.”
Hikshikshikshiks.... Nami terus menangis tanpa sadar membalas pelukan Zoro. Lalu ia mulai mengatakan kekesalannya terhadap Zoro “Kalian pernah janji, aku juga mengiyakannya. Lalu Kkenapa kalian mengingkarinya, ya aku tau pertandingan kalian itu penting, tapi bukannya kalian punya kontakku, kenapa saat percaya terhadap orang lagi justru aku sendiri yang terjebak dengan perasaan berharap? Aku benci menjadi lemah seperti ini, selalu saja merepotkan, ah kesel hikshikshiks.” (Ungkap Nami sembari memukul dada Zoro)
Zoro terdiam merenung, baru pertama kali ia merasakan perasaan sedih melihat seorang wanita menangis, jantungnya mulai berdetak kencang, ia memiliki keinginan tak mau melepas pelukan ini, ia tak mau melihat Nami menangis lagi, ia ingin menghibur Nami, ia tak mengerti kenapa ini. Lalu ia menceritakan bahwa kemarin ia telah ke Rumah Sakit namun Nami sudah tidak ada.
Akhirnya mereka berdamai dengan suasana hening, dengan terbata-bata Zoro mengajak Nami untuk keluar dari Sekolah, ia ingin mengajak Nami ke suatu tempat. Akhirnya Nami mengiyakan dan bergegas mengikutinya.
_____________________________________
“Teruslah berharap meskipun dikecewakan oleh waktu atau sekalipun seseorang, bisa saja harapanmu akan terwujud berupa harapan lainnya” :)
IG @kikibolo7
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Terendah Dalam Bertahan
RomanceMari bertahan, sampai akhir kisah ini :) !