Alta dan Raihan
Keesokan paginya, Raihan datang kembali ke rumah Alta yang beda blok itu. Kemarin mereka menghabiskan waktu dengan menonton film action yang ada di salah satu stasiun TV. Awalnya Raihan akan mengajak Alta untuk pergi jalan-jalan di dalam kota sambil malam mingguan, karena sudah cukup lama Raihan meninggalkan kota Bandung dan pasti banyak yang berubah di kota kelahirannya itu.
Namun Alta sedang ingin bermalas-malasan dengannya, atau mungkin Alta memang malas untuk melakukan sesuatu. Buktinya, tadi malam Alta tidak mengganti posisi sama sekali dengan menjadikan paha Raihan sebagai bantal dari awal film mulai sampai selesai. Yang ternyata Alta tidak pindah posisi karena Ia tidur.
Mamahnya yang sempat dikatakan hilang oleh Alta, ternyata pulang dari dinner bersama Papahnya pada pukul sepuluh malam. Mereka yang mendapati anaknya tidur di paha seorang lelaki dengan kepala dielus-elus, hampir melabrak Raihan jika saja Raihan tidak buru-buru mengatakan,"Mamah apa kabar? Kebetulan Rai lagi liburan di Bandung." Dan setelah bercengkrama beberapa saat, Raihan meminta izin untuk pulang.
"Eh, ada Rai. Sini masuk, Alta nya baru bangun. Kamu duduk aja dulu," Sapa Mamah ketika Raihan datang untuk mengajak Alta berolahraga pagi di Gasibu.
Raihan menurut dan segera duduk di kursi panjang yang kini sudah bersih, sambil pandangannya mengikuti gerak-gerik Alta yang baru mengambil handuk dan berjalan melewatinya begitu saja kemudian masuk ke kamar mandi.
Ia memperhatikan seisi ruangan itu. Banyak benda yang masih sama dengan tiga tahun lalu, Walau ada beberapa benda tambahan seperti oleh-oleh darinya yang di pajang. Warna dinding pun juga sama, hanya wallpaper berukuran sejengkal yang mengelilingi ruangan saja yang berubah motif.
Oh iya. Raihan akan memulai investigasi seminggu nya dari sekarang, Ia mencari album foto Alta yang Raihan tau selalu bertambah selembar foto setiap bulannya itu. Album itu akan berisi kenangan terindah menurut Alta setiap bulannya, namun di baliknya juga tertulis kenangan terburuk Alta dalam bulan yang sama.
Alta tidak pernah memberitahu Raihan bahwa hampir dibelakang semua foto itu berisi pengalaman yang tidak menyenangkan. Sampai tiga tahun yang lalu ketika Raihan melihat-lihat isinya karena ingin mengetahui apa saja kegiatan Alta dalam beberapa tahun terakhir, ada sebuah foto yang terjatuh dari album itu dan menunjukkan bagian belakangnya. Raihan sedikit terkejut, namun setelah membaca nya Ia buru-buru memasukannya kembali dan tidak bertanya lebih lanjut pada Alta.
Raihan mulai berjalan memutari meja menuju lemari dibawah TV lalu duduk tepat di depannya. Ia lalu membuka laci dan mencari-cari di tumpukan album foto yang sangat banyak, namun album itu tidak ada.
"Mah, album foto punya Alta di simpen dimana ya? Kenapa di lemari yang biasa gak ada?" Tanya Raihan sedikit berteriak ke arah luar, karena Mamah sedang berada di luar rumah menyirami tanaman.
Mamah mematikan aliran air dan masuk ke dalam rumah lalu menghampiri Raihan yang sedang mengubek-ubek isi laci nya. "Duh, kemana ya? Mamah gak tau. Biasanya ada disitu, Rai." Mamah membantu Raihan mencari barang tersebut dengan mengeluarkan semua isinya. Namun ternyata memang tidak ada.
"Coba nanti kamu tanya ke Alta, siapa tau di simpen di tempat lain." Saran Mamah. Lalu mereka membereskan kembali album foto ke dalam laci. Raihan merasa payah, Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Mm, yaudah deh Mah. Ntar Raihan tanya sama Alta,"
"Emangnya kenapa kamu cari album foto Alta?" Tanya Mamah sambil berdiri diikuti oleh Raihan.
"Kan Raihan udah lama gak ke Indonesia dan gak tau kabar Alta selama ini. Jadi Raihan pengen tau apa aja yang Alta lakuin selama Raihan pergi," alibi nya, karena yang lebih tepatnya adalah mencari tahu apa penyebab Alta menjadi pribadi yang berbeda 180° dengan yang dulu.
"Ooh, gitu. Alta selama ini cuma diem di rumah, gak kemana-mana selain sekolah. Makannya Mamah tuh seneng waktu dia bilang mau pergi olahraga sama kamu. Yasudah Mamah lanjut ngurusin rumah dulu, Alta bentar lagi juga selesai. Kalo mau ngemil atau apa, gak usah minta izin dulu. Rumah Alta juga kan rumah kamu," pamit Mamah dan berjalan menuju luar rumah. Menyisakan diri Raihan di ruang tamu sendiri.
"Ok, Mah." Balas Raihan dan kembali duduk di kursi tadi. Sambil menunggu Alta, Raihan menyalakan TV dan menonton kartun. Ketika menampilkan iklan, Ia melihat sport watch nya yang menampilkan waktu 06:55.
Ya ampun Alta sangat lama, jika begini mereka akan lari sambil berdesak-desakan karena Gasibu dipenuhi orang yang berolahraga.
"Ta, kamu lama deh!" Teriak Raihan supaya Alta mendengar nya dari dalam kamar mandi.
***
Waktu menunjukkan pukul 08:40 ketika Raihan dan Alta sampai di Gasibu. Banyak sekali orang-orang yang lari di space yang tersedia. Begitu padat.
Alta dan Raihan sama-sama menghela nafas.
"Kamu sih lama banget mandi nya," tuduh Raihan dengan wajah kesal.
Sedangkan Alta memicingkan matanya pada Raihan,"Yaudah lah ya. Kita balik lagi aja," ujar Alta bersiap untuk memutar balik, kembali ke rumah.
Raihan dengan sigap menarik tudung hoodie yang di pakai Alta, agar sahabat itu tidak bisa kabur. "No, no, no. Kita masih bisa lari di tengah kepadatan dan kepanasan. Ayo!" Tukas Raihan lalu mengganti tarikannya ke tangan Alta.
Mereka akhirnya lari, Raihan mampu berlari sampai sepuluh keliling tanpa henti. Namun Alta menyerah ketika baru sampai di dua keliling. Alta bersandar di pohon yang dapat menghalau nya dari sinar matahari sambil memperhatikan Raihan yang masih berlari.
Padahal baru dua keliling, namun Alta merasa ingin di telan bumi saja daripada harus lari. Ia lelah karena jarang sekali berolahraga dengan sungguh-sungguh. Di sekolah saja, Ia pemanasan dengan ogah-ogahan. Duh, memikirkan sesuatu membuat Alta kelaparan. Ia ingin sekali cilor dan susu murni. Namun dirinya sangat lelah sekali hanya untuk bangkit, atau mungkin terlalu malas.
Dan sekarang Alta benar-benar mengantuk.
Ia memperhatikan Raihan yang masih melanjutkan larinya dengan mata berkedip pelan. Sekarang tenaga matanya tinggal lima watt di saat panas seperti ini. Alta butuh makanan dan juga tidur. Karena bagi Alta, tidur adalah cara ampuh untuk mengumpulkan tenaga.
Sebelum itu, Alta mencari headset bluetooth nya dan menggunakan di telinga kiri. Tangan nya mencari lagu lullaby dan segera menyetelnya. Ia sudah tidak peduli jika akan tertidur di kerumunan orang. Karena Ia memang tidak peduli pada apapun termasuk dirinya, kecuali Raihan.
***
Beberapa waktu berlalu, seseorang menepuk-nepuk pundak Alta yang tertidur di bawah pohon dengan headset bluetooth di telinganya. "Hei, ini fasilitas umum. pengemis dilarang berada di wilayah ini," kata seseorang yang berhasil membangunkan Alta.
"Lapar.. ngantuk.." oceh Alta kepada orang tersebut. Kedua tangannya menengadah dengan lemah.
"Dasar ya, baru lari dua keliling aja udah kaya mumi gini." Ejek orang yang membangunkan Alta yang ternyata adalah Raihan. Namun walaupun Raihan mencemooh, Ia memberikan Alta kue-kue basah dan juga air mineral yang dibelinya di pasar minggu monumen. Pasar itu berada tepat di sebrang Gasibu.
Sebelumnya, ketika Raihan berlari Ia melihat wajah Alta pucat sambil tertidur. Karena merasa cemas, Raihan buru-buru mencari makanan untuk mengganjal perut mereka. Raihan baru sadar saat Ia mengajak Alta ke Gasibu, Alta belum memasukan makanan apapun ke dalam mulutnya di rumah.
"Ayo makan dulu, biar ada tenaga lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hibernasi
Teen FictionKisah tentang seorang Alta Cicilia Nadzari yang bodoh ketika SMA dan memiliki sedikit teman. Who knows? di balik semua itu, dulu dia adalah Nomor 1. Kisah ini juga tentang seorang Raihan Fadillah yang membantu dia 'bangun' dari Hibernasi panjang nya...