Alta dan Raihan
Raihan duduk tepat di samping Alta yang bersandar kemudian memberikan satu keresek penuh kue basah yang dibeli untuk mereka berdua. Dan dua botol air mineral di tangan kirinya Ia simpan di antara mereka.
Alta menerima keresek dengan semangat lalu duduk bersila. Memakan satu persatu kue basah mulai dari kue cucur, onde-onde, bacang, lapis legit dan risoles. "Mm, enak banget. Makasih banyak ya Han-Han!"
"Sama-sama, tapi itu kue buat kita berdua Ta. Bukan buat kamu aja, dasar rakus." Raihan ikut mengambil bacang yang ada di dalam keresek lalu membuka bungkus daunnya dan memakan isinya. Alta hanya mengangguk sebagai respon, namun tangan kirinya tetap memegang keresek agar selalu dekat dengan dirinya.
Raihan bersandar di pohon dengan kaki lurus karena tadi Ia baru berolahraga, sedangkan Alta wajahnya sudah tidak sepucat tadi.
"Aku cemas banget tau gak, kamu kaya mau pingsan tadi." Ujar Raihan sambil terus mengunyah bacang.
"Hm," Alta kembali mengangguk tanpa berkata apa-apa. Ia mengunyah tanpa henti kue-kue itu.
"Oh iya, Ta. Katanya kamu yang bikin jadwal kegiatan kita selama Aku di Indo, udah dibuat kan? Kasih tau, kita ngapain aja." Raihan melirik sekilas ke Alta dan kembali menatap lalu lalang orang yang berolahraga, namun tidak ada tanggapan dari Alta.
Jika pun Alta belum membuat nya, Raihan tidak masalah karena mereka dapat membuat jadwal kegiatan seminggu bersama dengan mencocokkan jam sekolah nya Alta.
Setelah isi bacang nya habis, Raihan membuka satu botol air mineral dan meminum nya. Lalu Ia bangkit dan berjalan mencari tempat sampah untuk membuang pembungkus bacangnya.
Saat Ia berjalan menuju tempat sampah, Raihan merasa dirinya mendapat perhatian dari orang-orang yang berada disekitar nya namun Ia berusaha bersikap cuek.
"Eh gile, gans banget cowok itu."
"Yang mana?"
"Itu tuh, yang lagi bawah sampah."
"Iya bener, udah cakep, tinggi, buang sampah pada tempatnya lagi. Idaman banget...!"
Suara-suara para kaum hawa yang seakan memuja itu terdengar sampai ke telinganya. Namun lagi-lagi Raihan tetap cuek.
"Tuh, jalannya aja cool banget. Kaya badboy gitu," telinga Raihan memanas mendengar bisik bisik mereka.
Enak saja dirinya disamakan dengan badboy, Ia kan anak baik-baik yang rajin belajar dan tidak pernah melakukan adu jotos bahkan minum alkohol. Ia lebih suka coklat panas.
Setelah Raihan membuang sampahnya, Ia berjalan menghampiri kedua remaja perempuan yang membicarakan nya.
"Maaf sebelumnya Teh, saya bukan anak badboy. Emangnya Teteh-Teteh mau punya pasangan yang suka berantem dengan alasan tidak jelas dan minum minuman keras? Enggak kan? Teteh-Teteh sekalian bisa cari yang baik-baik." Jelas Raihan dengan senyum yang dipaksakan.
"Kaya kamu?" Celetuk salah satu diantaranya.
Raihan sesaat bungkam, lalu tersenyum manis. Ia melirik ke Alta yang masih mengunyah dengan botol air mineral di tangan kirinya.
"Teteh bisa lihat orang yang ada di bawah pohon itu?" Tunjuk Raihan pada Alta.
"Iya, terus hubungan apa?" Jawab yang satunya lagi.
"Saya punya nya dia, jadi saya permisi dulu ya." Raihan melengos pergi begitu saja dan berjalan cepat ke arah Alta.
Ia memperhatikan Alta dari jauh kemudian terkekeh ketika mengingat perkataan nya pada kedua hawa tadi. Karena Raihan bukan milik siapapun, termasuk Alta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hibernasi
Teen FictionKisah tentang seorang Alta Cicilia Nadzari yang bodoh ketika SMA dan memiliki sedikit teman. Who knows? di balik semua itu, dulu dia adalah Nomor 1. Kisah ini juga tentang seorang Raihan Fadillah yang membantu dia 'bangun' dari Hibernasi panjang nya...