[Rated M Criminal Life, School Life & Marriage Life. Violence. Romance. Drama.]
[WARN! Maybe it has lil hardsex contens, and this story including Mpreg. Under 17? Jangan mendekat. Maksa? Tanggung sendiri akibatnya.]
.
.
.
."Hati-hati Jaemin. Ingat, jangan lupa bawa kertas itu besok!"
"Iya, kau sudah 17 kali mengatakan itu Hwang Renjun."
Renjun mendengus, menutup pintu flat sederhananya begitu Jaemin berlalu sembari membawa kertas karton yang merupakan tugas kelompok mereka untuk besok. Pemuda manis itu menuruni tangga flat menuju ke lantai dasar, merapatkan sweater coklat yang dipakainya ketika angin dingin khas malam menghembus ke arah tubuhnya. Jam menunjukkan pukul 11 malam, hanya ada dirinya saja di sepanjang trotoar saat ini.
Asap kecil nampak keluar dari belahan bibirnya. Jaemin menundukkan kepalanya untuk memeriksa sejenak nama-nama kelompok yang ada di balik kertas. Jalanan benar-benar sepi, sampai-sampai ia bisa mendengar suara langkah kakinya sendiri di sepanjang jalanan ini.
Bruk!
Langkah Jaemin pun terhenti saat ia mendengar suara tepat di hadapannya. Kepalanya terangkat untuk melihat asal suara itu-
Dan sepasang mata rubahnya membulat seketika.
"A.. Ampuni aku Tuan-aku-"
"Pengkhianat. Tidak ada ampun untukmu."
Jaemin terpaku. Di hadapannya, nampak sesosok lelaki berpakaian serba hitam tengah menyodorkan pistolnya pada lelaki lain yang ambruk tepat di bawah kakinya. Keadaannya begitu mengenaskan dengan luka lebam serta darah dari mulutnya.
Ingin rasanya Jaemin pergi-
Tapi kenapa kakinya terasa begitu berat?
"Tuan.. Aku-"
Dor!
"Sudah kubilang. Tidak ada tempat untuk pengkhianat."
Lelaki itu tewas, tepat setelah peluru yang ditembakkan dari pistol sang lelaki tinggi mengenai jantungnya. Jaemin masih terpaku dengan jantung yang berdebar kencang. Tangannya bergetar hebat, membuat gulungan kertas karton di tangannya jatuh-
Dan membuat lelaki berpakaian serba hitam itu menatapnya.
"Kau melihatnya?" Suara lelaki itu menyapa gendang telinganya. Ia mendekat pada Jaemin yang kini sudah mulai berkeringat dingin karena ketakutan.
Wajahnya nampak rupawan dan tegas dengan kulit putihnya.
Tapi auranya begitu dingin dan.. membunuh.
Ya, membunuh.
"K.. Kau.. Kau membunuh-"
"Ya, kenapa? Aku adalah ketua klan Mafia. Itu adalah hukuman untuk bawahan yang diam diam mengkhianatiku."
Lelaki itu semakin mendekat, tetapi Jaemin sama sekali tak bergerak mundur dan tetap terpaku. Jemari besar lelaki itu bergerak mengusap pipi putihnya. Jaemin bersumpah jemari itu terasa dingin dan hangat secara bersamaan-
Tapi semakin menambah rasa takutnya.
"Na Jaemin?" eja lelaki itu saat mendapati nametag yang ada di sweater Jaemin. Jemarinya bergerak semakin liar, bahkan kini bertengger di tengkuknya yang sensitif. Jaemin menggigit bibirnya dan mengepal tangannya kuat.
"Kau masih bersekolah, huh?" tanya lelaki itu. "Ah.. rupanya saksi mataku kali ini adalah anak sekolah. Tapi ngomong-ngomong, siapapun itu.. aku tidak akan membiarkannya tetap hidup."
Jaemin menelan salivanya. Tubuhnya semakin bergetar hebat. Apakah ini tandanya dia akan mati di tangan lelaki ini?
Ya Tuhan, selamatkan aku..
Lelaki itu mendekatkan bibirnya pada salah satu telinga Jaemin tanpa melepas usapan di tengkuknya. Jaemin ingin sekali menghindar, tapi tidak bisa.
"Tapi karena kau manis.." bisik lelaki itu tepat di telinga Jaemin. "..aku tidak akan membunuhmu karena sudah melihat perbuatanku." ia menghembuskan sedikit nafasnya. Jantung Jaemin berdegup semakin kencang karenanya, keringat dinginnya pun mengalir semakin deras.
"Tapi ada satu syarat." lanjutnya. Seringai tipis tercipta di ujung bibirnya, meski Jaemin tak melihatnya ia yakin lelaki itu pasti menyeringai. Bibirnya semakin mendekat, bahkan kini disertai kecupan-yang membuat Jaemin harus menggigit bibirnya hingga berdarah.
"Kau harus menikah denganku saat ini juga, Na Jaemin."
・ 。゚☆: *.☽ ─ ・ 。゚☆: *.☽ .* ──☆゚.
NOMIN MOLOOO
pada bosen gak kalau jalet publish ff nomin mulu?
All © go to kaxo.
I just remake her/he story with
another pair
KAMU SEDANG MEMBACA
A Mafia Bride ➳ nomin ✔️
ActionNa Jaemin, murid kelas 3 SMA-sangat tidak menyangka jika kehidupannya akan berubah 180 derajat sejak ia pulang dari tugas kelompoknya. Ia melihat seseorang terbunuh di hadapannya-dan si pembunuh yang seorang mafia ingin menikahinya. Warning! 18+ Adu...