Chapter 3

2.5K 319 47
                                    

Gun menatap Off tanpa berkedip, ia merasa risih dengan perhatian murid-murid lain yang ada di sana. Off menaikan dagunya dan menatap Gun dengan iris hitamnya yang terlihat seperti buah zaitun di siang hari.

Mereka saling memandang untuk beberapa menit, tidak mengatakan apa-apa, tetapi Gun bisa merasakan udara di antara mereka berubah. Gun bisa merasakan kekuatan Off yang menyelimutinya saat jarinya menyentuh kulitnya. Meskipun ia tidak bisa melihatnya, ia tahu badai akan datang dari sentuhannya.

"Come on, Pumpkin. Pilih salah satu, makan malam denganku atau duduk dipangkuanku."

Teman-teman Off yang duduk disana mulai berbisik, dan Mike berdiri lalu berteriak, "Dinner, dinner."

Lee juga ikut meneriakan kata yang sama, ia menggerakan tangannya seraya meminta murid-murid disana untuk ikut meneriakan kata itu. Off tersenyum, senyuman iblis yang tertoreh di wajahnya itu membuat Gun ingin menamparnya dengan nampan di tangannya.

Ia mencoba menarik nampannya, namun pegangan Off terlalu kuat, "Lepaskan atau aku akan menamparmu." Ancam Gun.

"Tapi itu mungkin akan membuatku terangsang, kau tidak masalah?"

Nafas Gun tercekat saat mendengarnya. Dia kaget, merasa terganggu, dan tersinggung. New salah. Off bukan hanya segala hal buruk yang ibunya beritahu padanya.  Dia adalah sebuah bencana, kiamat yang hampir mendekat. Ia perlu mencari tempat perlindungan untuk bersembunyi. Secepatnya.

Off yang melihat reaksi Gun saat mendengar godaannya membuatnya yakin bahwa dia adalah seorang perawan. Gun, polos dan cantik, memiliki tubuh yang indah — jenis tubuh yang disukai olehnya, adalah seorang perawan. Pria gila mana yang tidak ingin menyentuh atau menidurinya? Off ingin menunjukan sensasi nikmati dari seks padanya.

New yang sudah tidak tahan lagi melihat tingkah arogan Off dan ketidaknyamanan di mata Gun akhirnya berdiri. Ia melepaskan pegangan tangan Off pada nampan Gun dan memelototinya.

"Berhentilah mengganggunya, jika ia tidak ingin pergi makan malam denganmu, jangan memaksanya!" Ia kemudian menaikan jari tengahnya pada Off dan membawa Gun menjauhi kantin.

"Wow, that was intense!" Seru Mike. "Itu mungkin akan membuatku terangsang...wow! Gun bahkan sampai tidak bisa berkata-kata setelahnya."

Off kembali ke kursinya, ia melipat kakinya dan menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. Tay menepuk punggungnya, "Menyerahlah, ini bukan permainan yang bisa kau menangkan."

"Belum, aku tidak bisa menyerah saat permainan bahkan belum dimulai."

"Peng, dia sudah menolak ajakan kencanmu tiga kali, tiga kali. Apa kau tidak lihat wajah kesalnya saat kau menggodanya tadi? Kau harus bersyukur ia tidak benar-benar menamparmu."

"Tay, itu bahkan tidak bisa dianggap sebagai sebuah godaan."

"Gun seorang perawan." Off tidak terlalu terkejut dengan apa yang baru saja Tay katakan. "New yang memberitahuku."

"Hmm, tahu. Itu mudah ditebak, aku bisa membacanya dari reaksinya."

Berpikir tentang menjadi yang pertama memasukan kejantanannya ke dalam lubang bokongnya membuat kejantanan Off berkedut. Ia membayangkan apa yang ada di balik pakaiannya. Kulitnya yang lembut, penisnya yang mungil, putingnya mengeras di bawah sentuhannya.

Saat itu Off membayangkan menariknya lebih dekat kepadanya ketika dia menidurinya dari belakang.  Dia akan menampar pantat bulatnya untuk meninggalkan bekas di sana.  Gun akan mengerangkan namanya melalui bibirnya yang merah muda dan bengkak.

"Berjanjilah padaku kau tidak akan menciumnya atau menidurinya."

Tiba-tiba saja ia mendengar suara Oab terngiang-ngiang di telinganya, ia memang sudah berjanji untuk tidak melakukan itu. Tapi jika ia membayangkannya, Oab tidak akan tahu. Dan itu yang akan ia lakukan, membayangkannya saja.

CollideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang