Chapter 4

2.5K 352 42
                                    

Tangan wanita itu terasa dingin ketika dia melingkarkannya di lengan Off dan menariknya lebih dekat padanya. Bibirnya mencium leher Off, ia kemudian mendorong tubuh Off ke atas kasurnya dan merangkak ke atas tubuhnya, tangannya bergerak ke risleting celana jins Off dan dia membukanya dengan cepat lalu menurunkan celana dan boxernya ke bawah kaki Off. Off mengangkat dirinya, membantunya membuka pakaiannya. Ini menyenangkan. Inilah yang dilakukan orang-orang seperti Off untuk bersenang-senang.

Lidahnya menjilat kepala penis Off, menggodanya. Off mengerang pelan, ia meraih segenggam rambut wanita itu, membimbing mulutnya untuk melahap seluruh penisnya. Dia sedikit tersedak, dan Off melepaskannya.

Mulutnya sangat basah, sangat hangat. Lidahnya bergerak dengan lebih banyak agresi. Tangannya meluncur turun di paha Off.

"Off..." erangnya, dan menjilat penisnya, menariknya di antara bibirnya. Suaranya bernada tinggi dan terdengar tidak merdu di telinganya.

Disaat seperti ini, ia justru membayangkan wajah Gun. Ia membayangkan Gun yang ada diposisi wanita yang tidak ia ketahui namanya. Kira-kira seberapa dalam Gun bisa menerima penisnya di dalam mulutnya? Apa ia juga akan tersedak? Dan seperti apa rupa wajahnya saat Off menyemburkan cairan hangatnya ke dalam mulutnya?

"Shit, Gun."

Saat nama Gun keluar dari mulutnya, wanita itu menegang dan menarik dirinya dari Off. "Yang benar saja!"

Off membersihkan tenggorokannya, "Kenapa?"

Dia memutar matanya. "Aku mendengarmu."

"Kau tidak mendengar apapun." Kata Off, ia kemudian mengangkat tubuh wanita itu dan merebahkannya di atas kasur. Ia membuka pakaian wanita itu, dan ia kembali terangsang.

Off menghabiskan sore itu menidurinya, mengubur kejantanannya di dalam dirinya dan memikirkan orang lain. Ia bisa merasakan lekuk lembut pinggulnya, putingnya. Off bisa mendengar suaranya yang mendesahkan namanya. Ia mencoba mengusir bayangan Gun dari dalam kepalanya namun ia tidak berhasil, jadi ia sampai pada orgasmenya dengan memikirkannya.

"Mau memesan pizza?" Tanyanya saat Off beranjak dari dirinya dan membuang kondom ke dalam tempat sampah

"Tidak bisa, aku ada kencan."

"Kau serius pergi kencan setelah meniduri seorang wanita, huh?"

"Bukan urusanmu." Ucapnya, ia mengambil celananya yang tergeletak di lantai dan memakainya. Lalu pergi meninggalkan wanita itu tanpa menoleh kembali padanya.

***

Off: Hei, Pumpkin! Apa kau sudah siap? Aku sudah berada di depan asramamu :)

Gun: Bagaimana kau mendapat nomor handphoneku?

Off: Research :) jadi, apa kau sudah siap?

Gun: Hmm, sudah. Aku akan segera turun.

Off: Ok, aku menunggumu :)

Gun menggelengkan kepalanya, pria itu masih menggunakan emoji yang bahkan tidak mungkin lagi digunakan oleh anak-anak seumuran mereka.

Dengan cepat Gun mengambil jaketnya dan kunci kamar. Dari mejanya, ia mengambil kunci kamar lalu berjalan keluar kamar, dan mengunci pintu di belakangnya. Perasaan gugup menghantamnya, dan itu membuatnya jengkel. Itu bukan hanya kecemasan karena ia akan pergi makan malam dengan Off, tapi karena ia akan pergi dengan seorang pria.

CollideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang