Satu-satunya hal yang ingin Gun lakukan saat itu adalah melarikan diri dari dalam kafe, meninggalkan Off sendirian tanpa harus menjawab pertanyaannya. Tapi kakinya tidak bisa bergerak, Off seperti punya sihir yang mampu membuat kakinya lemas.
Off tidak perlu memintanya untuk melihat ke dalam hatinya, karena sejujurnya itulah yang selalu ia lakukan setiap malam. Mencoba mencari tahu perasaannya pada Off dan mengelak semua hal buruk yang pernah New katakan tentangnya. Karena saat Off Jumpol sudah masuk ke dalam hatinya, ia adalah Atticus Finch dalam hidupnya.
"Aku sangat menyukaimu," kata Off lagi sambil meraih tangan Gun. "Seluruh perasaanku tulus padamu, Punpkin. Tidak ada kepura-puraan."
Gun menelan ludahnya.
Ekspresi Off berubah menjadi serius. "Aku sudah lama memikirkan soal---"
"Jangan katakan!"
Off menyentakkan kepalanya dengan frustrasi ketika jarinya menegang pada jari Gun, "Aku tidak memintamu menikah denganku, Pumpkin. Aku hanya---"
Gun menarik tangannya, "Ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini." Kata Gun. Ia melirik ke kanan dan ke kiri sebelum berdiri. "Aku akan mulai mengetik tugas kita malam ini, kau bisa menyerahkan tulisanmu padaku nanti malam lewat email."
Ia berjalan keluar kafe dengan menahan nafasnya. Saat ia sampai di luar, barulah ia bisa bernafas dengan benar. Kupingnya terasa panas karena terus mendengar pernyataan cinta yang datang bertubi-tubi dari Off, jantungnya tidak kuat menerima semua perkataan manis itu.
"Mengapa dia menyukaiku?" Gun bertanya pada dirinya sendiri. Ia melirik kembali ke dalam kafe, dan hatinya mencelos saat melihat punggung Off. Pria itu tampak begitu sedih dari belakang, ia merasa tidak enak hati. "Bagaimana ini...apa yang harus kulakukan...?"
***
Semua yang Off katakan di kafe tadi adalah skenario yang sudah ia buat mati-matian dalam kepalanya. Tapi melihat Gun pergi meninggalkannya sendirian di dalam kafe, ia merasakan sesuatu yang aneh di perutnya. Seakan-akan cintanya benar-benar baru saja di tolak.
Sepanjang kelas, ia tidak bisa berhenti memikirkan cara untuk memenangkan hati Gun. Ia hanya ingin segera mendapatkan hatinya, berpacaran dengan dan menyelesaikan segalanya setelah ia menghancurkan hati Gun. Ia tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya jika ia terlalu berlama bersama dengan Gun. Ia takut, takut dirinya akan lepas kendali dan mengikari janjinya pada Oab sepupunya.
Seusai kelas, Off mengendari motornya, pergi ke apartemennya dan mengganti pakaiannya lalu pergi ke klub. Disana belum terlalu ramai, teman-temannya belum berkumpul, kecuali Tay yang sedang memainkan game dan Mike yang sedang membuatkan bir untuk pelanggan di balik meja.
Ia berjalan ke arah Mike dan duduk di samping Tay, "Sup." Katanya sambil menepuk tangan Tay.
"Oh, kau datang lebih cepat malam ini. Tidak mengekori Gun?" Tanya Tay, matanya fokus menatap layar handphonenya.
"Dia sedang kerja sambilan di kafe." Jawab Off.
"Wah, kau bahkan tahu jadwal shiftnya."
"Itu sudah diluar kepalaku."
Tay menghentikan permainannya, ia melirik kepada sahabatnya. "Peng, biasanya sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Jadi kusarankan, jangan terlalu bersikap over, karena biasanya orang yang seperti itu akan lebih cepat terkena senjata makan tuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Collide
FanfictionGun Atthaphan yakin dirinya bukanlah orang yang bodoh. Ia pindah dari kota kecil ke Bangkok dan kuliah di universitas Narit, dan meskipun diam-diam ia adalah seorang yang menginginkan kisah cintanya sama seperti yang ada di dalam buku, ia tetap berj...