Gun menolak ajakan Off untuk pindah ke apartemennya. Itu cukup mengejutkan Off karena ia pikir Gun akan menyetujuinya dalam sekejap. Off memiliki rencananya sendiri untuk membuat Gun, paling tidak, menginjakan kaki ke apartemennya. Karena mungkin saja Gun akan merubah pikirannya.
Off menghabiskan paginya dengan merapikan seluruh apartemennya. Memasukan pakaian kotornya ke dalam mesin cuci, menyapu, mengepel dan mengelap meja.
Ketika jam sudah menunjukan pukul sembilan malam, ia keluar dari apartemennya untuk menjemput Gun di kafe. Ia menunggu selama beberapa menit di depan kafe, dan tersenyum dengan lebar saat melihat Gun keluar dari dalam.
"Apa kau sudah makan malam?"
"Hmm, makan dengan Jingyu tadi. Kalau kau?"
"Sudah juga." Jawabnya, ia kemudian mengambil helmnya dan menarik tubuh Gun mendekat.
Seperti biasa, Off akan memakaikan helm ke kepala Gun, mengencangkan tali pengaman di dagunya. Ketika mereka sudah berada di motor, Gun bingung saat Off membelokan motornya ke arah yang berlawanan dari asramanya.
"Kenapa belok ke kiri? Asramaku belok ke kanan."
"Karena kita tidak akan kesana."
"Eh? Mau kemana kita?"
"Ke apartemenku." Gun mencubit lembut perut Off, dan pria itu meringis lalu disusul dengan tawa kecil. "Kenapa mencubitku?"
"Sudah aku bilang aku tidak ingin pindah ke apartemenmu!"
"Aw, aku hanya ingin kau melihat apartemenku. Lagipula ini hari Minggu dan aku ingin menghabiskan waktu bersamamu, tapi ada New dan Tay di kamar asramamu. Apartemenku adalah satu-satunya tempat yang terpikirkan olehku." Jelasnya membela dirinya sendiri.
Begitu sampai di apartemen Off, Gun menemukan tempat itu sangat rapi. Diam-diam ia tersenyum. Ia ingat Tay pernah memberitahunya soal kemalasan Off dalam membersihkan apartemennya, tapi kali ini ia membersihkannya hanya untuk mengundang Gun datang.
Dia tersentuh.
"Apa kau berlangganan netflix?" Tanya Gun.
"Tentu saja, aku sangat membutuhkan netflix."
"Mau menonton Elite?"
"Itu series kesukaanku." Jawabnya, "Tapi sebelum mulai menonton, aku harus mandi dulu."
Gun mengangguk, "Ok."
Setelah Off masuk ke dalam kamar mandi dan Gun bisa mendengar suara air, ia mendudukan dirinya di atas sofa dan memainkan handphonenya. Ia terkekeh pelan saat mendengar Off bernyanyi dari dalam kamar mandi. Akhirnya, suara air menghilang dan pintu kamar mandi terbuka.
Off keluar dari kamar mandi, rambut basah dan berantakan, bertelanjang dada dan bertelanjang kaki dengan hanya celana boxer yang tersampir rendah di pinggulnya. Dan Gun bisa melihat tato bertuliskan huruf latin di pinggulnya.
Nafas Gun meninggalkan tubuhnya, dan dadanya terasa sakit ketika ia menarik nafas kembali. Gun mengalihkan wajahnya ke arah televisi, Off menyeringai melihat tingkah menggemaskan Gun dan wajahnya yang memerah.
Off kemudian berjalan ke arah Gun, duduk di sampingnya. "Kau sudah menonton season 1, kan?" Tanya Off, Gun mengangguk. "Kalau begitu aku akan menyetel yang season 2." Katanya dan Gun kembali mengangguk.
Mereka menghabiskan sepuluh menit dengan menutup mulut, Gun bahkan duduk di ujung sofa dan menolak untuk menatap ke arah Off. Saat ini ia memang hanya mengenakan celana tidurnya saja dan bertelanjang dada.
"Gun." Panggilnya.
"Hmm?"
"Apa punggungmu tidak pegal?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Collide
FanfictionGun Atthaphan yakin dirinya bukanlah orang yang bodoh. Ia pindah dari kota kecil ke Bangkok dan kuliah di universitas Narit, dan meskipun diam-diam ia adalah seorang yang menginginkan kisah cintanya sama seperti yang ada di dalam buku, ia tetap berj...