#6

1.1K 176 11
                                    

Tekan ⭐️ dulu sebelum membaca 😘

.
.

Paginya, Sohyun di antar oleh kakaknya seperti biasa ke sekolah. Kali ini gadis itu lebih banyak diam, kalau di tanya jawabnya hanya 'hm.'

"Kau baik-baik saja?" tanya Suho.

"Hm." jawab Sohyun.

"Apa kau yakin?" tanya Suho sekali lagi.

"Hm." jawab Sohyun.

Suho melirik adiknya lewat ekor matanya, pria itu menghela nafasnya.

Sohyun menatap keluar jendela mobil, tanpa sengaja dia melihat seorang anak kecil tengah meniup lilin pada kue dengan di dampingi orang tuanya. Sungguh manis, merayakan ulang tahun di taman terbuka bersama keluarga.

Flashback on

Kue ulang tahun bertingkat dengan lilin angka 10 di atasnya, dekorasi khas anak-anak menghiasi ruangan. Teman-teman begitu banyak yang datang dan mengucapkan 'selamat ulang tahun', kado pun di dapatkannya. Tapi tetap saja ada yang kurang, orang tuanya tidak hadir di hari ulang tahunnya.

"Hei Sohyun, ayo makan bersama!" ajak salah seorang anak seumurannya.

Sohyun, gadis belia yang baru saja berusia 10 tahun itu menggelengkan kepalanya tanda bahwa dia menolak ajakan temannya itu.

"Bibi Kwon, kenapa Eomma dan Appa tidak datang?" tanya Sohyun polos.

"Ah ... anu Nona muda, Tuan dan Nyonya sedang ada urusan di kantor." jawab Bibi Kwon.

"Mereka melupakan hari ulang tahunku, lagi?" ucap Sohyun kecewa.

"Tidak Sohyun, Eomma dan Appa menitipkan hadiah untukmu pada oppa. Berarti mereka tidak melupakan hari ulang tahunmu, oke?" ucap Suho menghibur adiknya.

"Aku tidak butuh hadiah!" teriak Sohyun marah dan mendorong meja di depannya.

Meja berisikan kue ulang tahun dan kado-kado itu oleng sehingga semuanya terjatuh, para tamu undangan terkejut.

"Aku benci Eomma dan Appa!" teriak Sohyun sambil berlari ke kamarnya.

"Sohyun!" teriak Suho mengejar adiknya.

Dari dulu, keluarga Sohyun memang tidak pernah harmonis. Tidak ada kata bersama, apalagi kehangatan.

Malamnya Sohyun harus mendengar pertengkaran orang tuanya, karena ingin tahu apa masalahnya gadis itu pun pergi ke kamar orang tuanya.

"Aku sudah muak denganmu, kau selalu saja menyalahkanku!"

"Kau kira aku tidak muak denganmu, hah!"

"Aku sudah lelah dengan semua ini."

"Yah, aku juga."

"Mari kita bercerai."

"Baiklah, kalau itu yang kau mau."

Boy In LOVE √ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang