1

207 37 5
                                    

Jangan lupa subscribed....

Et salah 😂😂😂

Maksudnya jangan lupa pencet tombol bintang yaaaa

Seorang laki-laki menyudutkan gadis berseragam SMA itu di pojok gang sempit. Laki-laki mabuk itu menahan kedua tangan gadis itu ke tembok dan terus mendorongnya. Laki-laki itu membuka secara paksa kancing kerah gadis itu. Dia menyeringai ketika melihat tanda merah yang ada di dada gadis itu. Gadis itu terus meronta dan berteriak.

"Lepaskan aku! Tolong! Tolong!"

"Berteriaklah! Tidak akan ada siapapun yang bisa mendengarmu di sini!" Ucap laki-laki itu menyeringai.

Laki-laki itu membuka ikat pinggangnya dan berusaha melucuti celananya dengan sebelah tangannya. Gadis itu melihat serpihan botol pecah yang ada di sampingnya. Ia langsung menendang tulang kering laki-laki itu, dan mengambil serpihan botol itu. Ketika laki-laki itu lengah, gadis itu melempar serpihan botol itu ke arah pria itu dan langsung berlari kabur secepat yang ia bisa.

😠😠😠

Yoo Jung membasuh tangannya yang tergores serpihan botol pecah. Karena panik, ia tidak sadar jika tangannya jadi ikut terluka. Ia mengambil kotak obat dan mencoba mengobati tangannya. Saat ia sedang mengobati tangannya, terdengar suara sandi pintu rumahnya berbunyi.

Tit tit tit tit!

Yoo Jung langsung berlari masuk ke dalam kamarnya. Gadis itu segera menutup pintu kamarnya rapat-rapat. Ia bisa mendengar suara langkah kaki seseorang yang masuk ke dalam rumah dan berjalan ke ruang tengah. Yoo Jung memberanikan dirinya untuk membuka sedikit pintu kamarnya untuk mengintip keluar. Kim Tae Hee. Ibunya sudah pulang, dan ibunya melihat kotak obat yang belum sempat ia bereskan tadi. Ketika matanya bertemu dengan tatapan ibunya, Yoo Jung buru-buru menutup pintunya kembali. Ia menghela nafasnya dan melihat luka ditangannya yang masih terbuka. Yoo Jung lantas melangkah menuju kasurnya dan menengelamkan tubuhnya di balik selimut. Satu lagi hari yang melelahkan telah berlalu.

Malam berganti pagi, sang rembulan telah digantikan oleh sang raja siang. Yoo Jung melihat kalendernya, hari ini adalah ulang tahunnya yang ke-18. Ia terdiam tak tahu harus merasa senang atau sedih, namun ia masih harus melalui hari ini seperti biasa, pikirnya. Setelah mandi dan bersiap-siap Yoo Jung melangkah menuju dapur untuk membuat sarapan untuknya dan juga ibunya. Sudah menjadi aktivitas rutin baginya untuk menyiapkan makanan untuk dirinya dan ibunya setiap hari.

Ting tong!

Ting tong!

Yoo Jung menghentikan aktifitasnya ketika mendengar suara bel rumahnya berbunyi, ia bergegas membukakan pintu rumahnya. Yoo Jung mengernyit bingung menatap seorang laki-laki berseragam SMA berdiri di depan rumahnya.

"Apa kau yang bernama Kim Yoo Jung?" Tanya pria itu. Yoo Jung  mengangguk menjawab.

"Aku Oh Sehun. Aku kemari untuk menjemputmu." Ucap pria itu. Pria bernama Oh Sehun itu menatap Ibu Yoo Jung yang baru saja bangun dan keluar dari kamarnya.

"Aku kemari untuk mengambil putri anda." Ucap Sehun. Yoo Jung yang masih kebingungan mendengar ucapan Sehun, semakin dibuat kebingungan ketika pria itu mengandeng tangannya dan menariknya pergi.

"Yoo Jung, menyingkirlah!" Yoo Jung melihat ibunya, Tae Hee, berlari ke arah Sehun dengan mengacungkan sebilah pisau ke arah pria itu. Namun dengan mudahnya Sehun merebut pisau itu dan mendorong Tae Hee hingga terjatuh.

Sehun sudah mengandeng tangan Yoo Jung lagi dan bersiap untuk pergi dari rumah itu, namun Tae Hee bangun dan merangkak ke arah Sehun.

"Tolong jangan ambil putriku! Hanya dia satu-satunya yang aku miliki di dunia ini! Ku mohon jangan ambil dia dariku." Ucap Tae Hee bersujud dikaki Sehun.

"Aku tidak bisa melakukannya. Aku hanya melakukan tugasku." Ucap Sehun. Tae Hee menangis semakin keras mendengar perkataan Sehun.

"Kalau begitu, sebagai gantinya bawa saja aku bersamamu. Akan ku berikan nyawaku asal jangan kau ambil putriku." Ucap Tae Hee memohon.

"Memberikan nyawamu tidak akan berarti apa-apa."

"Kumohon." Tae Hee terus saja bersujud di kaki Sehun. Yoo Jung terpaku, ia terkejut melihat apa yang ibunya lakukan di depannya.

"Biarkan aku bertemu dengannya, berikan aku kesempatan untuk berbicara dengannya. Kumohon! Tolong biarkan aku bicara padanya." Ucap Tae Hee.

"Dia tidak akan mendengarkanmu. Aku hanya kemari untuk mengambil putrimu seperti sebagaimana seharusnya." Setelah itu Sehun menarik tangan Yoo Jung dan membawa gadis itu pergi. Yoo Jung masih bisa mendengar suara ibunya yang menangis dan memohon-mohon pada Sehun, namun pria itu tidak bergeming.

Sebuah mobil mewah terparkir di depan rumah Yoo Jung. Sehun lantas membukakan pintu mobil itu untuk Yoo Jung dan menyuruh gadis itu masuk. Setelah keduanya masuk, mobil itu pun akhirnya melaju pergi. Melihat Yoo Jung diam saja, Sehun akhirnya memberanikan dirinya untuk berbicara pada gadis itu.

"Ibumu sepertinya orang yang baik. Kau pasti sangat berati bagi ibumu." Ucap Sehun.

"Melihatnya seperti tadi membuatku sangat tidak tega." Lanjutnya.

"Aku pikir selama ini Eomma membenciku." Sehun langsung menoleh begitu mendengar Yoo Jung bersuara.

"S-sejak kecil aku selalu berpikir bahwa aku hanya sebuah beban untuk Eomma." Sehun menatap gadis di sebelahnya itu lekat-lekat. Yoo Jung terlihat sangat suram, matanya terlihat sayu dan tubuhnya sangat kurus. Tiba-tiba saja Yoo Jung membuka pintu mobil, namun Sehun dengan cepat menahan tangannya dan menutup kembali pintu mobil yang masih melaju itu.

"Apa yang...?!" Sehun baru saja ingin memarahi gadis itu, namun urung ia lakukan karena ia merasakan luka  di tangan Yoo Jung. Gadis itu menundukkan kepalanya ketika Sehun menyingkap lengan seragam panjangnya. Sehun melihat banyak luka sayatan di sepanjang lengan Yoo Jung. Sehun tiba-tiba saja menggeram marah.

"Kai! Demon brengsek itu! Bisa-bisanya dia meninggalkanmu tanpa perlindungan!" Geram Sehun.

"Maafkan aku!" Ucap Sehun. Yoo Jung menatap Sehun bingung, karena laki-laki itu tiba-tiba meminta maaf padanya. Sehun membawa Yoo Jung ke dalam pelukannya.

"Seharusnya aku datang lebih cepat. Kau tidak usah takut lagi, mulai sekarang aku akan melindungimu." Ucapnya.

Setelah hampir dua jam perjalanan, mobil yang membawa Yoo Jung akhirnya berhenti di pelataran sebuah sekolah. Sehun bergegas keluar dan memutari mobil untuk membukakan pintu untuk Yoo Jung.

"Kita sudah sampai." Yoo Jung menatap bangunan sekolah di depannya itu.

Kiito High School.

Sehun membawa Yoo Jung masuk ke dalam sekolah tersebut. Yoo Jung merasa tidak nyaman ketika semua orang memperhatikannya ketika ia masuk bersama Sehun. Beberapa orang mulai berbisik-bisik ketika ia dan Sehun lewat di koridor. Dari arah lain tampak seorang laki-laki dengan penampilan berantakan berjalan ke arah Sehun dan Yoo Jung. Semakin banyak siswa yang berkumpul di pinggir-pinggir koridor memperhatikan ketiganya. Ketiganya berhenti di tengah koridor tepat ketika mereka hanya tinggal beberapa langkah lagi.

"Jadi Dia orangnya? Apakah dia pengantinku?" Tanya laki-laki itu. Sehun menggeram marah. Sehun berlari dan melayangkan tinjunya ke arah laki-laki itu. Namun dengan mudahnya laki-laki itu menahan tangan Sehun dengan satu tangannya. Laki-laki itu lantas mendorong Sehun hingga Sehun terjatuh ke lantai. Semua orang tampak makin ramai berkumpul melihat kejadian itu.

"Brengsek kau!" Teriak Sehun marah. Laki-laki mendegus remeh melihat Sehun yang tersungkur di lantai. Ia melirik ke arah Yoo Jung sekilas sebelum akhirnya berjalan melewati Yoo Jung dan pergi begitu saja.

Tbc....

Demon's Bride (Adapted)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang