Wattpad Original
Ada 4 bab gratis lagi

07 | Kehidupan Baru (a)

38K 4.3K 147
                                    

Keesokan harinya, Hannah bangun dari ranjang bersama Nikko yang masih tertidur di sampingnya. Dia sedikit risih karena tangannya terus dicengkeram.

Lambat laun dia tersadar kalau kemarin ada di dapur itu bukanlah mimpi.

Saat dia menarik tangannya, Nikko terbangun.

"Kurasa aku harus melakukan sesuatu sebelum mak lampir itu pulang lalu mencurigai kita yang bukan-bukan," ucap Hannah memikirkan suatu hal. Tak berselang lama, dia mengangguk-anggukkan kepala karena mendapatkan ide.

Namun, dia tersadar akan sesuatu saat menatap wajah polos, lalu bertanya dengan perasaan takut, "Kamu bisa mandi sendiri, kan, ya?"

"Tidak."

"Ah! Masa, sih! Bohong!"

"Mm ...."

Hannah turun ranjang. "Sudahlah, aku akan membuatkan sesuatu untukmu. Jadi duduk saja di sini. Duduk di sini, ya!"

"Hannah?"

"Du ... duk, duduk."

Nikko mengangguk.

Hannah pergi keluar kamar. Sedangkan Nikko hanya diam.

"Sepertinya aku butuh fotoku yang sangat cantik untuk dicetak," ucap Hannah tersenyum sendiri tatkala ingat setahun silam pernah berfoto bak model.

Saat sudah turun ke lantai satu, lamunannya buyar oleh sambutan selamat pagi oleh Reno, "Halo, pagi, Cebol!"

"Aku pinjam printer. Printerku tintanya habis," kata Hannah bernada sombong.

"Enak saja."

"Kalau begitu, aku pinjam punyanya saudaramu saja."

"Dia udah berangkat kuliah."

"Kamarnya dikunci pasti."

"Iyalah, kalau tidak dikunci, nanti cewek SMA tukang bolosan masuk sembarangan."

Hannah menanggapi itu dengan sindiran juga, "Oooh, lalu kenapa kamu masih bau iler? Aku bolosan? Kamu tukang tidur? Rugi Papa membayar kampusmu."

"Sorry, Anak bawang, kuliah itu beda dengan SMA. Jangan nyolot begitu ... hari ini kakakmu bebas kelas," kata Reno menoyor kepala adiknya tiba-tiba.

"Jangan banyak bicara! Aku cuma butuh printer sekarang!" pinta Hannah. "Ayo, ke kamarmu."

Reno mengajaknya ke kamar. "Ya sudah, ayo, jangan lupa per lembar harganya 100 ribu. Dibayar cash."

"Semoga kau hidup miskin nanti!" kutuk Hannah ingin sekali memukul kepala kakaknya saat sedang mengekor begini.

"Jangan durhaka sama kakak, doa buruk akan beralih pada si pendoa, loh," ejek Reno menoleh sekilas.

Hannah sudah mencium aroma parfum luar biasa menyengat saat memasuki kamar dominan warna hitam dengan dekorasi metal deathcore. Karena jijik melihat dinding penuh poster dengan tipografi tak terbaca, dia mengalihkan pandangan ke printer di atas meja belajar.

"WiFi di sini masih nyala tidak?" Tanyanya sambil menyalakan komputer.

"Nyala," jawab Reno santai.

Hannah membuka akun emailnya, mengunduh sebuah foto yang tersimpan. Kemudian mencetaknya di kertas foto A4.

"PD banget, Han," sindir kakaknya melihat foto wajah Hannah yang sok manis. "Cantik hasil filter."

"Maaf, ya, ini cantik akibat make up," ralat Hannah keberatan jika dia bisa seperti itu hanya karena perbuatan kamera jahat.

NICHOLAStein ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang