4. Es yang mencair

1.5K 247 19
                                    

Aqing dan Xingchen berjalan menuju perkampungan yang begitu sepi, hampir semua bangunan telah ditinggalkan oleh pemiliknya setelah perampok gunung datang dan keluarga Wen menyerang, kota kecil Yi yang dahulu merupakan pusat perdagangan dan bersebelahan dengan Kota Anshan menjadi kota mati sekarang, dan perlahan dilupakan.

Aqing dan Xingchen menempati salah satu rumah di sana, sebuah rumah sederhana yang sepertinya telah lama ditinggalkan pemiliknya.

Mereka berjalan bersama, setelah seharian bekerja, menjual hasil kerajinan anyam di pasar Anshan yang tak begitu jauh.

Langkah Xiao Xingchen mendadak berhenti saat indera penciumannya menghirup aroma anyir darah, Aqing yang tak sadar, berjalan duluan.

Tiba-tiba saja Aqing terkejut, dia melihat sesosok orang tergeletak di antara semak-semak tinggi dengan tubuh penuh luka, ya ... Aqing tidak buta, dia berbohong kepada semua orang agar dikasihani. Namun, setelah bertemu Xingchen dia merasa tak perlu lagi untuk berpura-pura. Gege-nya itu mengajarkan banyak hal agar dia mampu bertahan hidup tanpa harus berbohong dan  mencuri.

"Ada apa Aqing?" tanya Xingchen terkejut mendengar teriakan tertahan  Aqing.

"Ah, tidak apa-apa, Ge. Aku hanya terkilir, ayo kita pergi cepat-cepat dari sini!" Ajak Aqing sambil menarik lengan Xingchen, dia tidak ingin berurusan dengan orang tersebut. Hidup mereka sudah susah, tak ingin lagi terlibat dengan orang asing.

"Ayo naik di punggungku, kau bilang tadi kakimu terkilir," ajak Xingchen.

Xingchen menunduk bersiap menggendong Aqing di punggungnya, sampai tiba-tiba ....

Bau darah semakin menyengat, menandakan ada seseorang yang terluka tidak jauh dari posisinya berada saat ini. Xingchen langsung berhenti dan beralih menuju ke arah orang yang sedang terluka parah itu.

"Sudah Gege, tinggalkan saja orang itu! Dia sudah mati."

"Belum, orang ini masih hidup, bantu aku membawanya," Xingchen membawanya di belakang tubuhnya dan diikuti Aqing yang kesal sambil memonyongkan bibirnya.

"Harusnya Gege menggendongku, bukan orang yang tidak dikenal itu!" Aqing tetap protes, karena insting sesama penjahat mengatakan jika orang itu berbahaya.

Sesampainya di gubuk tak berpenghuni yang mereka tempati, Xingchen memberikan obat kepada orang itu, memerintahkan Aqing untuk membawa air lalu membersihkan luka-luka di tubuhnya. Indera penciuman Xingchen begitu tajam dia dapat mengetahui dengan tepat bagian mana saja tubuh orang itu yang cidera lewat dari bau darah yang menguar. Perlahan lelaki itu sadar dan spontan mendorong Xingchen.

 Perlahan lelaki itu sadar dan spontan mendorong Xingchen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai ... dasar tidak tahu terima kasih!! Chen Gege telah memberikanmu obat mujarab dan membasuh lukamu, kau malah mendorong Gege!" Aqing merasa kesal dengan orang ini.

"Jangan bergerak dulu, tulang kakimu patah dan ada pergeseran tulang di bahumu, jika kau banyak bergerak di khawatirkan tidak akan sembuh dan cacat." Xingchen berbicara tanpa memperdulikan sikap kasar dari orang itu sebelumnya.

THE LOVE TRIANGLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang