Kejadian tadi pagi sudah tersebar luas di SMA Garuda, tak jarang semua menanyakan ada hubungan apa Raina dengan Bara. Tidak mau ambil pusing, Raina tidak menjawab apapun dari semua pertanyaan para manusia yang ingin tahu urusan orang lain.
Bel istirahat sudah berbunyi dua menit yang lalu, kini Raina merapihkan mejanya sebelum turun menuju kantin yang ada di lantai satu. Kelas sudah tidak terlihat ramai, sebagian lain sudah pada turun menuju kantin.
"RAINA!" panggil Andin, sahabat Raina yang berbeda kelas dengannya. Berjalan masuk ke dalam kelas Raina.
Raina mempunyai tiga sahabat yang selalu ada di sampingnya. Sesil Amaro Lexandra, cantik, baik, pintar, cerewet. Dia sudah dua tahun menjadi teman sebangku Raina. Kanaya Kezia, baik, ramah, cantik, suka dandan, pintar, gokil. Saat kelas X mereka bertiga di kumpulkan menjadi satu kelas tapi sekarang Kanaya harus berbeda kelas dengan Sesil dan Raina. Andin Vionna Calreta. Manis, sedikit lola, baik, ramah, cerewet, baperan. Dia saat ini sekelas bersama dengan Kanaya.
"Eh itu mulut, apa toa masjid?" tanya Boby cowok alay dan gokil, cowok yang menyukai Sesil diam-diam. Boby juga termasuk ke dalam teman dekatnya Raina.
"Diam aja deh lo, adonan donat!" jari telunjuk Andin berada tepat di bibir Boby.
"Buset, ngembang banget dong dia?" tanya Sesil melirik Boby yang masih terdiam dengan bibir yang masih ada jari telunjuk Andin.
"Rain, gue denger dari temen-temen kelasan gue. Lo jadian sama Ka Bara?" tanya Kayana tidak memperdulikan Andin dan Boby.
"Astaga, gosip murahan jangan lo denger deh Nay" ucap Raina seraya bangkit dari duduknya.
"Nantinya itu bukan lagi jadi gosip kali Na, mungkin sekarang lagi otw" ucap Rega acuh seraya memfokuskam matanya ke arah ponsel.
Rega Denata, sahabat Raina dari kecil yang sampai SMA mereka selalu satu sekolah bahkan selalu menjadi teman sekelas. Rega termasuk cowok yang tampan, dia memilik rahang yang tegap, hidung mancung, alis yang tebal, serta bola mata yang indah, Rega adalah cowo ganteng ke tiga di Garuda. Setelah Alfa dan Bara. Raina dan Rega bagaikan amplop dan matrai nggak bisa di pisahin, Rega kini duduk bersama Boby di barisan belakang kursi Sesil dan Raina.
"Ihhh Ga, nggak ya!" ucap Raina membantah perkataan Rega.
"Yakin nggak? Tapi kenapa wajah lu langsung merah dapet perhatian lebih dari Bara?" tanya Rega menaruh ponselnya di atas meja lalu menatap Raina.
"Emm... sok tahu lo Ga" ucap Raina.
"Weh, gue mau tahu yah kenapa jadi kalian yang berantem. Kalau lo bener lagi deket sama Ka Bara, gue nggak setuju Rain. Ka Bara bukan orang yang tepat" kesal Andin yang sudah melepaskan jari telunjuknya dari bibir Boby.
Rega tidak mau berlama-lama dalam situasi itu, cowok itu langsung memasukan ponselnya ke dalam saku celana abu-abu seraya berjalan keluar dari kumpulan teman-teman Raina.
"Ga lo mau kemana?" tanya Boby yang melihat Rega berjalan ingin keluar kelas.
"Kemana aja" ucap dingin seraya keluar kelas tanpa manatap Raina lagi.
"Tungguin!" panggil Boby sambil menyusul Rega yang sudah lebih dulu.
"Rain, Rega kenapa?" tanya Sesil bingung menatap Raina.
Raina mendelikan bahunya. "Gue juga nggak tahu Sil, dari pagi dia juga nggak nyapa gue!" ucap Raina manatap kursi Rega yang hanya ada tas biru dongker milik cowok itu.
"Gue rasa, Rega cemburu deh" ucap Kanaya mendudukan tubuhnya di kursi barisan depan meja Raina.
"Bisa jadi tuh Rain, soalnya tatapannya dia pas bicarain Ka Bara. Asem banget dong wajahnya" ucap Sesil meng 'iya' kan perkataan Kanaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect Angel
Genç KurguKata benda yang berarti; sebuah kondisi saat kita sedang tegila-gilanya dengan seseorang. Bukan menyukai itu yang salah. Tapi kepada siapa tujuan rasa suka itulah yang salah.