5

1 0 0
                                    

Pagi ini kukendarai motorku menuju kantor, jalanan begitu padat merayap.  Kumasuki ruanganku dan ternyata teman-temanku sudah datang itu berarti aku datang lebih siang dari biasanya. Hari ini begitu banyak pekerjaan hingga aku lupa akan kesedihanku. Pekerjaan yang benar-benar menguras tenaga dan pikiranku. Tiba-tiba saja ponselku berbunyi dan ada yang mengirim pesan padaku.

From : 081758xxxxxx
Hai maira kenapa matamu sembam
sekali, gadis jutek kenapa denganmu?

Aku mendengus kesal karena ada pesan dari orang yang tidak kukenal seenaknya saja memanggilku gadis jutek, kumasukan kembali ponselku ke dalam tasku. Aku malas untuk membalas pesan dari nomer yang tidak kukenal itu. Ponselku berbunyi lagi ternyata pesan masuk dari nomer yang sama.

From : 081578xxxxxx

Kenapa tidak membalas pesanku gadis jutek, hari ini aku tidak melihat senyummu lagi, kemana perginya senyum manis itu?

Ah, ternyata lagi-lagi nomer yang sama. Sebenarnya siapa pengirim pesan itu. Kubuka ponselku dan kukirim pesan balasan untuknya.

To: 081578xxxxxx
Siapa sih ini , aku bukan gadia jutek dan aku mau senyum atau tidak itu terserah padaku.

Bel berbunyi tanda waktu pulang, kumasukan ponselku dan menuju parkiran motor. Kulihat laki-laki sok cool itu duduk diatas motornya yang terparkir disamping motorku. Entah kenapa jantungku tiba-tiba berdetak tidak karuan.
" Hai, kenapa mukamu kusut dan kemana perginya senyummu gadis jutek?" tanyanya padaku.
" Ternyata kamu yang mengirim pesan padaku ya?" tanyaku padanya.
" Kalau iya memangnya kenapa, toh tidak ada yang salah kan?"
" Darimana kamu mendapat nomer ponselku?" tanyaku lagi.
" Dari kertas yang terjatuh kemarin ." katanya

Diapun menunjukkan kertas itu, ternyata kertas binderku yang tak sengaja jatuh kemarin. Akupun lekas menstater motorku dan ingin segera pulang kerumah dan tidak ingin lama-lama bersamanya karena bila berada didekatnya jantungku selalu berdetak lebih kencang.
" Lain kali jangan mengirim pesan lagi bila bukan urusan kantor."kataku padanya.
" Terserah aku dong mau kirim pesan atau tidak gadis jutek ."katanya sambil tersenyum kearahku.

Astaga senyum itu lagi, aku segera melajukan motorku aku tak ingin berlama-lama disini.

"Nanti malam tunggu saja pesan dariku."katanya sambil sedikit berteriak.

########
Sore ini aku sudah janjian dengan sahabatku tyas untuk bertemu di taman dekat alun -alun kota . Aku duduk didekat kolam ikan, aku merasakan hempusan angin yang segar karena memang disini banyak sekali pepohonan hijau yang rindang.
Tiba-tiba ada yang memegang pundakku dari belakang.
"Hey jangan banyak melamun nona sampai aku datangpun kamu tidak memyadarinya."kata tyas padaku.
" Aku tidak melamun non, hanya menikmati udara segar disini."kataku
" Ini aku bawakan jus alpukat kesukaanmu."kata tyas sambil menyodorkan satu gelas jus alpukat .
" Kamu memang sahabat terbaikku yas, makasih ya."
"Apa sih yang gak untuk sahabatku ini." katanya sambil tertawa.

Kamipun mulai mengobrol tentang pekerjaan baru kami, tyas bekerja di salah satu rumah sakit swasta di kotaku dia bekerja sebagai perawat. Kami menjadi sahabat sejak kami duduk di bangku sekolah menengah pertama. Orangtua kamipun juga saling mengenal. Kebaikan dan Kejelekan masing-masingpun kami tahu. Kuceritakan masalah mas putut yang menikah dan dia tampak kaget, ya tyas memang satu-satunya orang yang tahu hubungan kami. Aku selalu bercerita tentang mas putut padanya. Tanpa kusadari buliran bening sudah membasahi pipiku ini dan seketika tyas memelukku untuk menenangkanku. Pelukan sahabat yang saat ini kubutuhkan saat ini karena memang aku tak mungkin bercerita pada ayah ibukku masalah ini karena memang mereka tidak mengetahui hubungan kami. Aku juga tidak ingin membuat mereka sedih jika mengetahui masalahku ini.
"Percayalah mai satu saat nanti kamu akan menemukan orang yang terbaik untuk menjadi imam dunia akheratmu." kata tyas padaku.
" Makasih ya yas aku lega sudah bercerita padamu,mulai saat ini aku akan memulai lembaran hidup baruku tanpa bayang-bayang mas putut lagi." kataku.

Hari mulai malam dan kamipun pulang kerumah kami masing-masing.
Sesampainya dirumah kulihat rumah sepi ,oh ya aku lupa kalau hari ini ayah ibukku pergi ke magelang menghadiri pernikahan anak sahabat ibukku dan pastinya mereka menginap disana. Aku duduk ditepian ranjang dan mulai mengambil kotak yang berisi fotoku dan mas putut, kuambil kunci dan aku menggembok kotak itu. Sungguh sakit rasanya mendengar dia menikah tapi mungkin inilah takdirku yang tak mungkin bisa bersanding bersamanya. Aku berdoa agar mas putut dan istrinya selalu bahagia.

😁😁😁😁semoga kalian suka, segini dulu yah.

peluk cium

deeasha

MAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang