14

0 0 0
                                    

Aku duduk di tepian ranjang enggan untuk beranjak, dua hari lagi aku harus pulang karena masa cutiku sudah habis. Kudengar samar-samar ada tamu diluar dan kudengar dari suara itu adalah mas putut, kucuri dengar dari dalam kamar tentang pembicaraan mas putut dan abangku, mas putut berniat mengundang abangku besok malam di acara pertunangannya dengan diana.

"Bang, jujur saya masih mencintai maira tapi mungkin abang tak bisa memberi restu lagi jadi mungkin inilah yang terbaik untuk kami."

Abangku tetap diam tak menjawab sepatah katapun, aku terisak dikamarku, semua kini tak berpihak padaku. Aku kemasi semua pakaianku. Kudengar langkah kaki mas putut sudah menjauh kulihat dari balik jendela dia menatap jendela kamarku sejenak dan mata kami bertemu, kulihat dia menangis dan kuberikan senyuman agar menguatkannya. Mungkin ini takdir kami untuk tak saling memiliki.

🌸🌸🌸🌸

Pagi ini aku sudah bersiap karena kepulanganku kumajukan dari jadwal sebelumnya, aku memesan taksi untuk membawaku ke stasiun karena bang anton dan mbak lia sedang ada kegiatan di kesatuannya jadi mereka tak bisa mengantarku.
Aku duduk di ruang tunggu, rasanya ingin segera pulang kerumah dan dipeluk oleh ibuku, ah aku rindu ayah dan ibu. Kulihat mas danil sudah berada disampingku tanpa kusadari dia sudah duduk sedari tadi disampingku, dia bilang akan menemaniku sampai aku naik ke kereta. Dia terlihat lebih kalem dari sebelumnya dan ternyata dia juga humoris nyatanya sejak tadi dia membuatku tertawa dengan cerita konyolnya itu, tapi tetap saja hatiku tak merasakan getaran itu seperti getaran yang kurasakan saat berada didekat mas putut. Aku bilang pada mas danil agar dia tak mengharapkanku karena memang hatiku belum mampu menggantikan mas putut dan dia berharap semoga suatu saat nanti hatiku terbuka untuknya.

Kereta api yang akan membawaku sudah bersiap untuk berangkat, kulangkahkan kaki dan semakin menjauh dari mas danil tapi tiba - tiba ada yang meneriakan namaku setelah aku berbalik kebelakang teryata dia mas putut, aku terdiam tak percaya kalau dia ada disini dan dibelakangnya ada diana, bang anton dan mbak lia. Ada apa mereka semua kesini? mas putut langsung memelukku dan aku masih terpaku.

"Jangan pergi dek, mas mohon jangan tingalkan mas lagi."

"Iya mai, aku sadar aku dan putut tidak berjodoh dan kami sudah membatalkan pertunangan kami."kata diana.

"Putut sangat mencintaimu dan aku tak ingin menjadi penghalang kalian,"lanjut diana.

"Iya dek abang setuju kamu menikah sama putut, abang selama ini hanya ingin tahu sebesar apa cinta putut padamu."kata bang anton.

"Iya mai, aku sudah ikhlaskan kamu dengan sahabatku."kata mas danil.

Aku berlari kearah diana dan kupeluk erat diana serta kuucapkan terimakasih padanya, sungguh diana wanita yang hebat dan baik. Mas putut langsung menghampiriku dengan membawa tas rangsel dipunggungnya, dia akan ikut aku kekotaku untuk bertemu dengan kedua orangtuaku dan orangtuanya juga. Tanpa sadar kuteteskan air bening ini tapi kali ini karena kebahagiaan.

Sebelumnya bang anton sudah menghubungi kedua orangtuaku perihal kedatangan mas putut begitu juga sebaliknya mas putut sudah menghubungi orangtuanya juga untuk segera menyusul kami dirumahku. Sepanjang perjalanan mas putut menggenggam erat tanganku dan dia bilang ini seperti mimpi yang indah, aku juga merasa semua seperti mimpi , dia orang yang dulu sangat kucintai akan tetap bersamaku mengarungi indahnya hidup.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang