11

0 0 0
                                    

Pagi ini setelah sholat subuh kulihat mbak lia sudah sibuk di dapur, akupun segera menghampirinya untuk membantu memasak.

" Udah bangun mai?"

" Udah mbak habis sholat subuh gak bisa tidur lagi."

" Kamu tidur lagi saja mai, kamu masih capek pasti biar mbak masak sendiri gak papa."

" Pengen bantuin mbak sekalian belajar masak."

" Okelah kalau gitu mai, kamu bantuin mbak beres-beres aja ya soalnya nanti mbak ada acara di lapangan, kamu kalau mau ikut boleh."

" Acara apa mbak?"

" Acara lomba masak mai, nanti kamu ikut ya biar genduk kamu yang jagain."

" Memangnya boleh mbak kalau aku ikut?"

" Boleh mai, daripada dirumah bosen mending ikut mbak siapa tahu jodohmu ada disini." kata mbak.lia sambil mngerlingkan matanya.

" Ah mbak, mai belum kepikiran itu mbak biarlah mengalir saja."

" Mai, jalanmu masih panjang jodohmu pasti orang yang tepat dan terbaik untukkmu."katanya sambil memelukku.

" Iya mbak makasih ya."

"Sama-sama."

Aku mulai beres-beres rumah sedangkan mbak lia memasak di dapur. Kulihat ada beberapa ibu-ibu yang sudah memulai aktifitasnya dirumah mereka. Nyaman sekali disini, andai benar jodohku disini aku pasti bahagia sekali, batinku.

Semua sudah rapi, bang anton juga sudah berangkat. Kugandeng ponakan kecilku dan kami bertiga berjalan beriiringan. Kebetulan lapangan tempat acara diadakan dekat dengan asrama bang anton jadi jalan kaki saja   sudah bisa dan tidak butuh waktu lama untuk sampai.

Di lapangan teryata sudah ramai sekali , aku jadi kikuk karena ini pertama kalinya kesini dan aku tak mengenal siapapun, mbak lia mengajakku menghampiri teman-temannya dan akupun diperkenalka  dengan mereka, ya mereka semua ramah dan baik.

Acarapun di mulai, aku bertugas untuk menjaga ponakanku, riuh sekali suara dari masing-masing suporter. Aku mengajak duduk keponakanku di bawah pohon yang rindang dan tanpa sadar mata ini menangkap sosok yang dulu pernah singgah dihati, dia mas putut. Andai saja dia jodohku pasti aku bahagia, astaga apa yang aku pikirkan tak seharusnya aku memikirkan suami orang. Kuamati dari sini dan kupastikan dia adalah mas putut dan disebelahnya ada seorang wanita yang juga memakai seragam persit seperti mbak lia, nyeri rasanya melihatnya , pasti itu istrinya dibandingkan denganku, aku tak ada apa-apanya pantas saja dulu dia meninggalkanku.

Acarapun usai dan kamipun kembali kerumah masing-masing. Tiba-tiba ada motor yang menghampiri kami, aku kaget melihat orang itu dan begitupun sebaliknya. Dia mas putut dan kamipun hanya tersenyum masam. Dia memberikan bingkisan yang didapat bang anton untuk mbak lia karena bang anton tidak bisa pulang dulu jadi dia titipkan pada mas putut.

" Ini mbak ada titipan dari bang anton."

" Oh iya mas tadi abang sudah mengirim pesan ke saya, makasih ya mas maaf merepotkan."

" Iya mbak sama-sama gak papa mbak sekalian jalan."

" Oh iya kenalin ini adekku ipar ."

Kamipun akhirnya berjabat tangan dan kurasakan jantungku berdebar sangat kencang. Ah, ini tidak boleh terjadi dia suami orang, batinku.

" Kami sudah kenal kok mbak sebenarnya."

" Mai ,kamu kok gak pernah cerita sama mbak atau bang anton."

" Buat apa mbak gak penting juga kok, aku duluan mbak udah kebelet pipis." bohongku.

Aku segera berlari kecil meninggalkan mbak lia dan mas putut, aku tak ingin lagi membahas kisah lalu harusnya tadi mas putut tidak bilang kalau kami saling kenal. Disini aku mencari ketenangan tapi justru harus bertemu dia lagi.

#########

Selesai mencuci piring bekas makan malam aku menuju ruang keluarga untuk bermain dengan keponakanku tapi tiba-tiba bang anton memanggilku agar aku segera ke teras depan.

" Nduk kamu kenal ya sama putut."

" Bang kok harus tanya itu sih males aku jawabnya."

" Sedekat apa kalian kenal nduk, kenapa kamu seolah-olah tak ingin lagi mengenalnya."

" Kami sekedar teman saja bang, hanya saja aku males bang, aku ngantuk."

" Yawes ( ya sudah) kamu tidur sana."

Akupun masuk ke kamarku meninggalkan abangku dengan sejuta pertanyaan pastinya. Ntah kenapa aku tak ingin lagi berhubungan dengan mas putut bagaimanapun dia sudah meninggalkan aku dan menikah dengan orang lain tanpa kutahu apa salahku. Rasa sakit itu masih ada dan aku tak ingin membuka luka lama lagi dengan memgenalnya lagi, cukup dulu saja toh dia juga sudah menjadi suami orang.

Kubuka ponselku dan ternyata banyak sekali panggilan tak terjawab dari dedi, mau apa sebenarnya dia itu, harusnya dia tak menghubungiku lagi, kuhempaskan ponselku dan aku beranjak untuk tidur.

######

Pagi ini kulihat ramai sekali di lapangan dekat asrama, kata mbak lia hari ini adalah puncak acara dari rangkaian acara kemarin. Mbak lia menyuruhku untuk ikut nanti malam,  daripada aku dirumah sendiri mending aku ikut nanti.

Hari ini aku tidak kemana-mana, sebenarnya aku ingin jalan-jalan keliling disini tapi mengingat kemarin bertemu mas putut tiba-tiba aku jadi malas nanti bisa-bisa aku ketemu dia lagi. Aku yakin mas putut bahagia sekarang dengan istrinya dan aku masih mengumpulkan kepingan hatinyang hancur ,oh menyedihkan sekali nasib diri ini.

🌸🌸🌸🌸🌸

Malam ini aku ikut bersama mbak lia dan bang anton ke lapangan karena disana akan diadakan acara pagelaran seni bapak-bapak, ibu-ibu serta anak-anak kecil yang ada di asrama. Aku berharap aku tak bertemu dengan mas putut malam ini. Kamipun duduk di barisan depan, acarapun sudah dimulai.

Satu persatu peserta mulai menampilkan pertunjukan terbaik mereka, aku kagum dengan mereka salah satunya anak-anak kecil walaupun masih kecil ternyata jiwa mereka pemberani , ya mereka berani tampil didepan orang banyak. Acara demi acara sudah terlewati saatnya acara pembagian hadiah tapu sebelum itu mc memberitahukan bahwa ada yang ingin menampilkan kebolehannya dengan menyanyi, suara tepuk tangan gemuruh menyambutnya dan ternyata mas putut yang menyanyi kali ini. Kulihat lelaki itu lelaki yang dulu pernah aku cintai yang selalu menyayangiku tapi ternyata semua hanya palsu dia pergi tanpa bertanya apakah aku siapndia tinggalkan dan teryata dia menghancurkan impianku dan cintaku. Dia memulai memetik gitarnya dan menyanyikan sebuah lagu.

Tak akan pernah sirna

Bayang tentang dirimu

Mengharap kau kembali ke dalam pelukan

Hanya sisakan perih luka yang semakin dalam

Sampai kapan ku harus tangisi rindu yang tak terbalas

Masih adakah cinta untukku walau hanya hanya untuk kau kenang

Andai harus kehilanganmu kan kubawa hatimu ke dalam jiwaku

.........

Ternyata dia menyanyikan lagu dari ada band, lagu ini yang dulu pernah kukirim padanya saat dia pergi meninggalkan aku, tanpa kusadari airmataku menetes tapi segera kuhapus , dia menatapku begitupun aku. Aku rindu sangat rindu tatapan itu tapi semua sudah terlambat kini dia sudah beristri. Aku merutuki diriku yang bodoh ini masih berharap padanya. Aku pamit pada mbak lia kalau aku ingin pulang duluan, sungguh aku tak sanggup.

Kuhempaskan tubuhku di ranjang dan kutangisi kebodohanku kali ini, aku berharap lagi pada lelaki itu lelaki yang kini sudah menjadi suami orang.




MAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang