*6

10 2 0
                                    

Seoul, 2019

"Hye Ri baik-baik saja, Bu. Mungkin dia sedang melihat sekumpulan gajah di hutan Afrika sekarang. Jadi tidak perlu cemas." Gadis itu bahkan bisa menghabiskan waktu seharian di depan laptop dan lupa makan karena terlalu asyik menonton serombongan gajah di hutan Afrika atau sekumpulan ikan hiu yang sedang berenang bebas di lautan lepas. Terkadang kebiasaannya membuat Kim Hyun Sung jengkel setengah mati, tapi saat ini bibirnya sedang mengembangkan senyum geli saat membayangkan Lee Hye Ri dan laptop kesayangannya yang sedang menampilkan beraneka ragam satwa dari berbagai belahan dunia.

"Bagaimana Ibu tidak cemas, Hye Ri belum menelepon sejak tiba di Korea." Tapi kalimat Kim Hyun Sung tidak serta merta membuat kecemasan Ibunya mereda.

"Ponsel Hye Ri ada di kamarku, Bu. Mungkin dia lupa mengambilnya. Tapi dia baik-baik saja. Tadi pagi kami sarapan bersama," imbuh Kim Hyun Sung berusaha menenangkan Ibunya.

"Ya sudah jika dia baik-baik saja.  Suruh dia menelepon Ibu nanti. Ibu mau tidur sekarang."

"Ya."

"Jaga dia baik-baik ..."

"Aku mengerti."

Kim Hyun Sung tersenyum kembali setelah sambungan telepon jarak jauh dengan Ibunya terputus. Sudah tidak terhitung berapa ratus kali dirinya mendengar perintah yang sama. Tapi anehnya Kim Hyun Sung tidak pernah bosan dengan kalimat 'jaga Hye Ri baik-baik'. Dan dia akan memastikan memenuhi janjinya untuk menjaga gadis itu dengan segenap kemampuannya. Karena baginya Lee Hye Ri adalah separuh dirinya yang lain. Kim Hyun Sung sangat menyayangi gadis itu bahkan melebihi dirinya sendiri.

"Hyun Sung!"

Kepala Kim Hyun Sung seketika terangkat tatkala sebuah suara berteriak memanggil namanya. Meski suara itu sudah sangat akrab di telinganya, namun kali ini terdengar berbeda dan berhasil mengejutkan dirinya.

Kim Hyun Sung terbelalak ketika menemukan sosok Lee Hye Ri sedang berjalan memasuki ruang kerjanya. Gadis itu muncul tiba-tiba dan berhasil membuat Kim Hyun Sung terkejut setengah mati. Bahkan pemuda tampan itu sempat membeku selama beberapa saat.

"Apa aku mengejutkanmu?" tegur Lee Hye Ri yang sedang berdiri beberapa jengkal di depan meja direktur milik Kim Hyun Sung. Senyum lebar merekah di bibirnya saat melihat reaksi terkejut di wajah pemuda itu.

"Astaga, Hye Ri!" Kim Hyun Sung memekik histeris. Pemuda tampan yang biasanya berpenampilan santai dengan selembar sweater hangat namun kini bersetelan rapi itu buru-buru bangun dari kursinya dan menghampiri Lee Hye Ri.

"Kenapa?" balas Lee Hye Ri tak terlalu menghiraukan reaksi Kim Hyun Sung. Bahkan gadis itu memutar tubuhnya demi memamerkan pakaian seksi yang baru saja dibelinya. Anting, gelang, kalung, dan sepasang stilleto yang membungkus kedua kakinya juga baru. Bukan itu saja. Masih ada beberapa helai pakaian baru tersimpan di dalam kantung kertas yang kini menggantung di tangan kanan dan kirinya. "Bagaimana penampilanku? Apa aku terlihat sangat cantik?"

Kim Hyun Sung mengembuskan napas kuat-kuat dari mulutnya. Pemuda itu sedang sibuk menahan diri untuk tidak melambungkan emosinya karena penampilan Lee Hye Ri, tapi tampaknya dia akan kesulitan melakukannya.

"Apa itu tidak terlalu pendek, hah?" Kim Hyun Sung menunjuk ke arah rok Lee Hye Ri.

"Rok seperti ini banyak dipakai gadis-gadis di Korea, Hyun Sung. Harganya juga tidak terlalu mahal dan warnanya bagus. Kapan-kapan aku ingin membeli satu lagi. Bagaimana menurutmu?" Sekali lagi gadis itu memutar tubuhnya. Memaksa Kim Hyun Sung mendesah kuat-kuat.

"Aku tidak pernah melarangmu membeli sesuatu. Berapapun harganya aku tidak peduli. Tapi aku tidak suka kau memakai pakaian seperti itu, mengerti?"

"Kenapa? Ini bagus, Hyun Sung ..."

"Itu terlalu pendek, Hye Ri. Dan apa kau nyaman memakai sepatu setinggi itu?" Kedua mata Kim Hyun Sung beralih menunjuk ke bawah. Tepatnya ke arah stilleto merah menyala yang membungkus kedua kaki Lee Hye Ri. "Aku tidak mau kakimu terluka karena benda mengerikan itu."

Bukannya meminta maaf karena membuat Kim Hyun Sung cemas, gadis itu malah mengembangkan tawa di bibirnya yang dipoles lipstik berwarna senada dengan sepatunya. Sungguh, ini bukanlah penampilan Lee Hye Ri yang biasanya. Dan Kim Hyun Sung benar-benar kesal karena gadis itu.

"Bukankah aku jadi terlihat lebih cantik memakai semua ini?"

"Ya, tapi itu bukan dirimu, Hye Ri."

Sekali lagi gadis itu meledakkan tawanya. Reaksi Kim Hyun Sung dirasanya sangat berlebihan. Di luar sana, di jalanan dan pusat keramaian Seoul, para gadis memakai apa yang mereka sukai dan membuat mereka terlihat cantik. Dan mereka merasa nyaman dengan yang mereka pakai. Kim Hyun Sung terlalu berlebihan soal itu.

"Aku tetap diriku, Hyun Sung. Apapun yang aku pakai, aku tetaplah Hye Ri," tandas gadis itu usai meletakkan belanjaannya di atas sofa.

"Tapi aku tidak suka kau memperlihatkan bentuk tubuhmu di depan orang lain. Kau mengerti?"

"Aku tidak bermaksud seperti itu, Hyun Sung. Lagipula ini ..."

"Itu terlalu pendek," potong Kim Hyun Sung cepat. "Ganti pakaian itu sekarang. Kau membawa pakaian lamamu, kan? Atau kita pergi membeli yang baru saja. Di dekat sini ada butik pakaian."

Lee Hye Ri memutar matanya mendengar perintah Kim Hyun Sung. Tadinya dia sempat berpikir jika pemuda itu akan memuji penampilan barunya. Dia juga mengira Kim Hyun Sung akan memuji kecantikannya, namun nyatanya Lee Hye Ri salah.

"Kau sangat berlebihan," desis Lee Hye Ri kesal setengah mati. "Harusnya aku tidak pernah datang ke sini tadi. Aku bisa pergi ke tempat lain ..."

"Astaga," desah Kim Hyun Sung sambil mengusap tengkuknya. Gadis itu benar-benar sudah mengacaukan perasaannya. "Mana bisa kau pergi sendirian dengan penampilan seperti itu? Kau tidak tahu berapa banyak penjahat yang berkeliaran di luar sana, kan?" Pemuda itu menaikkan intonasi suaranya.

"Mana mungkin ada penjahat berkeliaran di siang hari?" kelit Lee Hye Ri tak mau kalah.

"Bagaimana jika ada penjahat yang menguntit dan menculikmu saat kau berada di tempat yang sepi, hah?!" Kim Hyun Sung tak tahan lagi menghadapi gadis itu. "Dasar ceroboh!"

"Maaf," ucap Lee Hye Ri pelan. Gadis itu mulai menyadari kesalahannya sekarang. "Bagaimana kalau kita pergi makan siang? Aku lapar," rengek gadis itu seraya menarik lengan Kim Hyun Sung manja.

Pemuda itu menghela napas panjang. Bagaimana dia bisa marah pada Lee Hye Ri jika situasinya berubah menjadi seperti ini? Gadis itu benar-benar pandai meluluhkan kemarahan Kim Hyun Sung.

"Kita akan pergi makan setelah kau mengganti pakaianmu. Juga sepatu mengerikan itu," pinta Kim Hyun Sung mengajukan syarat.

"Baiklah," sahut Lee Hye Ri meski agak keberatan.

•••

Winter In Her Eyes (Fiksi Korea) #Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang