*31

2 1 0
                                    

"Sebenarnya ini kasus langka," ujar Dokter Han ketika Kim Min Suk datang mengunjungi ruangan pribadinya. Setelah melihat keadaan Lee Hye Ri selama lima hari terakhir dan sama sekali tidak ada perubahan meski kondisi vital gadis itu baik-baik saja, Dokter Han akhirnya bisa menarik kesimpulan.

"Kasus langka seperti apa?" Kim Min Suk menyahut dengan antusias. Dia hanya takut terjadi sesuatu yang serius dengan putri angkatnya itu. Juga dengan Kim Hyun Sung. Pemuda itu kerap duduk di kamar Lee Hye Ri seharian tanpa melakukan apa-apa kecuali hanya menonton film kartun di laptopnya. Atau terkadang dia menonton tayangan yang menampilkan beraneka ragam satwa dari berbagai belahan dunia. Bahkan kemarin dia juga mengecat semua kuku milik Lee Hye Ri dengan warna merah muda. Kim Min Suk tahu jika Kim Hyun Sung melakukan semua itu demi Lee Hye Ri, tapi apakah dia akan begini selamanya? Lalu bagaimana nasib YK Electronics kelak jika Kim Hyun Sung hanya memikirkan gadis itu? Bagaimanapun caranya gadis itu harus segera bangun agar Kim Hyun Sung bisa menjalankan aktifitasnya seperti biasa. Dan masa depan YK Electronics bisa terselamatkan.

"Ingatan buruk tentang sesuatu atau peristiwa biasanya akan tersimpan lebih lama di dalam otak. Itulah kenapa kejadian buruk yang pernah dialami seseorang di masa kecil cenderung akan selalu diingat bahkan sampai dia dewasa sekalipun." Dokter Han menyatukan kedua telapak tangannya di atas meja dan mulai menjelaskan. "Dan kasus yang menimpa Nona Lee membuatnya harus mengingat kembali kejadian buruk di masa lalu. Pertemuannya dengan seseorang yang sudah melukai kenangan masa kecilnya, berdampak besar pada alam bawah sadar Nona Lee."

"Maksud Dokter?"

"Alam bawah sadarnya tidak menginginkan kejadian buruk itu terulang kembali. Dan kami tim dokter menyimpulkan jika Nona Lee tidak ingin bangun karena takut kejadian buruk itu terulang kembali."

Kim Min Suk terenyak mendengar penjelasan Dokter Han. Bagaimana bisa Dokter Han begitu yakin dengan kesimpulannya? Apa ini bisa dipercaya?

"Itu tidak mungkin, Dokter. Pasti ada sesuatu yang salah di kepala Hye Ri. Cobalah untuk memeriksanya sekali lagi," ujar Kim Min Suk berusaha berpikir secara logis.

"Kami sudah memeriksanya berkali-kali, Tuan Kim. Tidak ada yang salah dengan kepala Nona Lee."

"Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk membuat Hye Ri membuka matanya?" Kim Hyun Sung bahkan sudah melakukan segalanya untuk membuat gadis itu bangun, tapi usahanya sama sekali tidak membuahkan hasil. Pemuda itu juga tak pernah meninggalkan kamar Lee Hye Ri, namun gadis itu tetap tak mau membuka matanya. Jika Kim Hyun Sung saja tak bisa membuat gadis itu membuka mata, lalu apa yang bisa diperbuat olehnya dan Dokter Han?

Dokter Han mengedik samar. Dia juga tahu segala upaya yang dilakukan putra Kim Min Suk untuk membuat Lee Hye Ri bangun, tapi sampai detik ini gadis itu belum juga menunjukkan tanda-tanda akan membuka mata.

"Harusnya dia sudah bangun sekarang karena ayah dan ibunya telah meninggal. Tidak ada lagi yang perlu dia takutkan, bukan?" Kim Min Suk bersuara kembali.

"Tapi alam bawah sadar Nona Lee belum mengetahui jika ancaman itu sudah tidak ada lagi."

"Itu berarti kita harus memberitahunya. Dengan begitu Hye Ri akan segera bangun ..."

"Tidak semudah itu, Tuan Kim," ucap Dokter Han seketika menyurutkan harapan yang mulai tumbuh di hati Kim Min Suk. Seolah-olah laki-laki itu ingin mengatakan kalau Lee Hye Ri akan bangun hanya jika dia menginginkannya.

"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita tidak bisa hanya diam menunggu sampai dia terbangun, kan?"

Dokter Han menghela napas dalam-dalam.

"Untuk saat ini kita hanya bisa menunggu, Tuan Kim. Dia tidak koma, jadi besar kemungkinan dia akan terbangun suatu hari nanti."

Kim Min Suk melangkah gontai meninggalkan ruangan Dokter Han beberapa saat kemudian setelah perbincangan mereka mulai terasa membosankan. Jika ucapan Dokter Han benar, maka yang harus mereka lakukan hanyalah menunggu bukan? Tapi, sampai kapan?

Langkah-langkah Kim Min Suk terhenti ketika laki-laki itu tersadar jika dirinya sudah sampai di depan kamar Lee Hye Ri. Dia berusaha mengenyahkan perkataan-perkataan Dokter Han dari kepalanya ketika menemukan seraut wajah Kim Hyun Sung sedang menatap dirinya dengan ekspresi tak wajar.

"Apa kau sudah makan?" Laki-laki itu langsung menegur seolah tak peduli tatapan mata putranya. Dia merasa Kim Hyun Sung terlalu kurus beberapa hari belakangan.

"Apa yang baru saja dikatakan Dokter Han, Ayah?" tanya Kim Hyun Sung dengan rahang mengeras. Sorot matanya mengarah lurus seolah tak tergoyahkan.

Kim Min Suk terdiam. Batinnya hanya bisa bertanya, apa Kim Hyun Sung telah menguping pembicaraannya dengan Dokter Han?

"Itu ..."

"Katakan, Ayah." Kim Hyun Sung mulai memaksa karena ayahnya terlihat enggan untuk membuka mulut. "Apa Hye Ri benar-benar takut untuk bangun lagi?" Pemuda tampan itu mengguncang lengan ayahnya dengan keras.

"Dokter Han hanya menduga-duga, Hyun Sung."

"Tapi kenapa Hye Ri tidur selama itu?!" geram Kim Hyun Sung. Mendadak sepasang matanya memanas dan rasa kecewa menyeruak di dalam dadanya. Perlahan pemuda itu melepaskan lengan ayahnya.

"Hye Ri mengalami trauma berat dalam hidupnya, Hyun Sung. Dia hanya butuh waktu sampai benar-benar siap untuk terbangun kembali. Hye Ri tahu kalau kita semua sangat menyayanginya. Kau tahu itu, kan?" Kim Min Suk berusaha membujuk putranya.

"Ya, ayah benar. Dia pasti akan bangun suatu hari nanti. Pasti." Pemuda itu bergumam pelan seraya menatap nanar ke depan. Bibirnya menyunggingkan seulas senyum pahit.

"Hei, Hyun Sung! Kau mau pergi ke mana?!" Kim Min Suk tak bisa tinggal diam begitu melihat putranya tiba-tiba melangkah pergi dengan tatapan kosong. Tapi, teriakannya sama sekali tak menimbulkan reaksi pada diri Kim Hyun Sung. Pemuda itu terus melajukan langkah-langkahnya menapaki selasar rumah sakit, meninggalkan tubuh ayahnya yang masih berdiri cemas di tempatnya semula.

•••

Winter In Her Eyes (Fiksi Korea) #Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang