Bab. #5: MASIH DALAM MODE CEMBURU

1.1K 208 100
                                    

Karakter Sehun di cerita ini gimana menurut kalian? Jawab dulu baru baca =

Jangan lupa follow instagram aku yaa: 0livialaaa kalo mau di follback dm aja nanti.

*****

Selama perjalanan pulang sore tadi hingga malam ini Yoona masih didiamkan oleh Sehun-suami patung tampannya itu karena apa yang telah terjadi siang tadi di kantor-ruangan tersebut.

Ia bingung, mengapa harus pria itu cemburu hanya karena hal yang tidak seharusnya di cemburukan kepada sekretarisnya itu. Dan lagi, sudah ia katakan kalau alasan ia menyuapi Marina karena tangan kedua perempuan itu sedang bekerja menuangkan saos pada mangkuknya.

Tapi sepertinya percuma karena pria itu sudah terlanjur cemburu yang membuatnya harus bersabar dengan sangat terpaksa karena harus duduk diam hingga mereka tiba di rumah.

Saat makan malam pun, tetap saja pria itu masih dengan sikapnya yakni mendiamkannya. Bahkan suami patung tampannya itu tidak peduli dengan keberadaan kedua orang tua mereka dari kedua belah pihak.

Kekanak-kanakan bukan? Dan ia sangat kesal karena sikap itu malah membuatnya gemas namun tidak menghilangkan rasa kesalnya.

Yoona menarik napas dalam-dalam, menoleh kearah pintu kamar mandi yang terbuka. Disana, terlihat suami patung tampannya yang baru saja selesai mengumur dan mencuci kaki. Terlihat juga, wajahnya yang sedikit basah.

"Kau masih marah?" tanya Yoona setelah Sehun berbalik usai selesai mengenakan piyama tidur.

Tidak ada jawaban. Pria itu membaringkan tubuhnya di kasur dengan membelakangi istrinya.

"Sehun..." rengek Yoona yang mulai kesal.

Tidak ada jawaban lagi, malah respon pria itu membuat sang pemanggil menggigit bibir. Dada Yoona tiba-tiba terasa sesak. Apa Sehun benar-benar marah padanya? Tapi ia rasa ia tidak melakukan kesalahan.

"Aku minta maaf hikss..." Yoona terisak karena sudah sedari tadi menahan gejolak itu. "Tapi baiklah kalau kau memang masih marah padaku, aku akan tidur di kamar tamu." lanjut Yoona lalu menuruni kasur.

Secepat kilat, tangan Sehun menyibak selimut yang ia gunakan untuk menutupi seluruh tubuhnya tadi. Bergerak memeluk tubuh istrinya dari belakang yang sudah berdiri di depan pintu dan berniat pergi.

"Maafkan aku..." bisik Sehun mengeratkan dekapan dengan menenggelamkan wajah di ceruk leher istrinya. "Aku tidak berniat membuatmu menangis. Maafkan aku." akui Sehun benar-benar merasa bersalah karena pertama kalinya membuat WANITA-nya menangis.

Yoona terlihat masih sesenggukan. Pasrah, ia membiarkan tubuhnya di putar balikkan guna menatap suami patung tampannya.

"Tapi kau... Tadi mengabaikan semua perkataan ku... Itu artinya kau benar-benar marah padaku." ujar Yoona dengan tampang yang entah mengapa lebih mudah menangis.

Punggung tangan Sehun dengan lembut menghapus air mata istrinya di pipi. Menunduk sebentar ia memberikan dua kecupan bergantian di kedua mata Yoona yang masih basah.

"Aku minta maaf, janji tidak mengulangi lagi. Mau memaafkan suami tampan mu ini?"

Yoona mengangguk cepat karena sejujurnya ia sangat tidak ingin berlama-lama dalam situasi ini dengan suaminya. Belum lagi ia sangat akan tersiksa jika mereka berdua benar-benar bertengkar hanya karena masalah kecil.

Yoona menggelengkan kepala mencoba membuang jauh pikiran itu. SANGAT tidak suka dengan pikirannya sendiri barusan.

"Janji jangan bersikap seperti tadi lagi." tuntut Yoona dengan nada manja menatap Sehun yang lebih tinggi di depannya.

Sehun mengangguk sebagai janjinya. Punggung tangannya kembali menghapus air mata istrinya yang masih berada di pipi.

"Jangan menangis lagi, aku semakin merasa bersalah."

"Gara-gara kau." protes Yoona menyandarkan kepala di dada Sehun dengan tangan melingkar erat di pinggang suami patung tampannya.

"Iya sayang maaf. Ayo tidur." ajak Sehun kembali berjalan menuju ranjang.

Yoona menurut dengan kembali berjalan ke tempat tidur namun tidak melepaskan pelukan. Maksudnya berjalan dengan dalam posisi tetap memeluk suami patung tampannya.

***

Yoona menggeliat saat merasakan pipinya di usap-usap dengan jemari seseorang. Siapa lagi kalau bukan suami patung tampannya?

Seperti biasa, yang pertama kali ia lihat saat membuka mata adalah wajah tampan suami patung tampannya. Bibir Yoona terangkat membentuk sebuah senyum.

"Selamat pagi."

"Pagi, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat jam 10:00 nanti." beritahu Sehun. Menunduk lalu memberikan kecupan bergantian di tempat-tempat kesukaannya. Heh, jangan berpikiran negatif karena tempat-tempat kesukaan atau favorit Sehun itu, kening dan kedua pipi istrinya karena menurutnya, itu lebih gemas.

"Kau tidak bekerja?" tanya Yoona heran. Tangannya melingkar di pinggang Sehun saat suami patung tampannya itu membaringkan tubuhnya di sebelahnya.

"Uang ku sudah banyak, tidak perlu cemas."

Puk.

"Dasar sombong." kekeh Yoona.

Sehun tersenyum. Masih dalam posisi balas memeluk tubuh istrinya pikiran Sehun berkelana. Sebentar lagi ia akan menjadi seorang Ayah. Apa bisa ia membagi semuanya dengan anaknya nanti?

Jika anaknya sudah lahir di dunia ini maka itu artinya Yoona akan lebih perhatian kepada anak mereka ketimbang dirinya. Yoona akan terus tidur bersama anak mereka dan membiarkan dirinya tidur sendirian. Yoona tidak akan memasangkan dasi lagi padanya karena pagi-pagi sudah harus menyiapkan keperluan anaknya. Yoona akan lebih semuanya kepada anaknya ketimbang dirinya. Lalu dirinya? Siapa yang urus? Masa ia harus melakukan semuanya sendiri?

"Sayang, kalau semisal kita punya anak, kita harus menyewa dua babysitter. Ya?"

"Hah?" Yoona mendongak menatap Sehun tidak mengerti. Mengapa tiba-tiba suami patung tampannya ini membicarakan tentang anak? Apa jangan-jangan suami patung tampannya ini sudah tidak sabar?

"Aku tau kau mendengarnya dengan baik, atau perlu aku mengulangnya?" tanya Sehun. Jemarinya menyelipkan rambut istrinya ke belakang telinga.

Yoona menggeleng cepat. Ia mendengar baik, hanya saja terkejut jadi tidak bisa memberikan respon sesuai permintaan suaminya barusan.

"Tapi aku tidak mau, pasti nanti anak-anak ku lebih sayang pada babysitternya ketimbang ibunya, aku tidak mau." tolak Yoona tegas.

Sehun terdiam lama. Bagaimana ini? Dua hal yang tidak ia inginkan. Jika memilih salah satu maka ia akan bernasib tragis nanti. Tapi kalau memilih keduanya maka bagaimana dengan dirinya nanti? Mengapa kedua pilihan itu tidak ada yang menguntungkan dirinya huh.

Sial! Sial! Kalau tau begini ia tidak mau melakukan hal itu sebelumnya sehingga menghadirkan anaknya tersebut. Tidak, maksudnya ia tidak menyesalinya namun menurutnya ini terlalu cepat. Jelas ia tidak setuju lantaran sangat TAKUT Yoona akan lebih memperhatikan anaknya ketimbang dirinya.

Bisa saja bukan, Yoona mecintai anaknya ketimbang dirinya?










..

GIMANA SAMA PART INI? KASI TANGGAPAN KALIAN USAI SELESAI BACA BIAR AKU TAU TENTANG APRESIASI KALIAN DI PART INI. JANGAN JADI SIDERS INGAT!!

POSESIF MY HUSBAND (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang