Bab. #12: AKU PEDULI

977 170 56
                                    

Selamat membaca☺

***

Terkadang apa yang keluar dari bibir itu tidak sejalan dengan hati kecil kita. Jadi jangan cepat menyimpulkan bahwa ia tidak peduli atau bahagia dengan takdir atau kenyataan yang telah terjadi.

Yoona sendiri paham dan mengerti dengan sikap beberapa hari suami patungnya itu yang tidak terima dengan hasil keluar soal jenis kelamin anak mereka itu. Ia juga yakin, seiring berjalannya waktu, suaminya akan menerima hasilnya. Dan lagi, ini anaknya. Tidak mungkin pria itu menolak kehadiran buah hati mereka ini.

Yoona menoleh kearah pintu saat mendengar suara pintu dibuka. Di sana berdiri suaminya yang baru saja pulang.

Ngomong-ngomong mereka sudah pindah ke lantai bawah beberapa bulan lalu. Jelas kalian sudah tau sendiri siapa dalang dari kepindahan kamar ini.

Memprotes pun percuma karena itu tidak akan meluluhkan hati pria dingin itu.

Yoona tersenyum saat melihat suaminya mendekatinya. Tangannya membalas pelukan tidak erat itu karena perutnya yang besar.

"Mandi dulu Sehun." seru Yoona mengusap punggung Sehun yang masih memeluknya manja.

Sehun menghela napas, ia lalu melepaskan pelukan mereka. Menunduk sebentar tangannya mengusap perut besar istrinya dengan sayang.

"Bagaimana hari ini? Kau merepotkan Mom mu lagi?" tanya pria itu dengan wajah yang terbilang dekat dengan perut besar istrinya.

Yoona tertawa pelan, tangannya mengusap rambut Sehun yang masih setia menunduk dengan mensejajarkan wajah, telinga dengan perutnya.

"Tidak Sehun, anak kita tidak merepotkan ku tadi, aku hanya makan dan makan seharian ini." beritahu Yoona.

Cup

Sehun menarik diri usai memberikan kecupan sayang pada perut besar istrinya itu.

Mengabaikan perintah istrinya tadi ia memilih naik keatas kasur dan duduk di samping istrinya. Seperti biasa, tangannya kembali mengelus perut besar itu. Entahlah, ini sudah menjadi kebiasaannya saat perut istrinya itu mulai membesar.

Apalagi kalau sudah kembali dari luar, ia akan langsung merebahkan diri di samping istrinya dengan tangan mengelus perut besar itu.

"Sehun kau belum mandi, ayo bersihkan dirimu dulu."

"Nanti saja, aku masih ingin bermain-main dengan kalian." tolak Sehun mencium sayang pipi istrinya.

Yoona memayun dengan cemberut.

"Kau yakin tidak ingin aku membayar seorang babysitter?" tanya Sehun menarik wajah.

Yoona menggeleng tegas. Tidak tetap tidak. Enak saja, ia tidak mau anaknya nanti lebih dekat dengan babysitternya nanti.

"Baiklah, tapi janji kau harus tetap bersikap adil pada kami." tuntut Sehun dengan jari kelingking terangkat.

Yoona menautkan dengan cepat. "Kau ini aneh sekali, lagipula mana mungkin aku mengabaikan mu? Dapat dari mana pikiran itu huh..." gerutu Yoona sedikit gemas.

"Aku melihat di TV, siapa yang tau bukan? Itu terjadi di kehidupan nyata."

"Jika itu ada di dunia nyata maka aku tidak mungkin bersikap seperti itu Sehun, lagipula aku menyayangi kalian berdua."

"Tidak boleh, hanya aku." protes Sehun tidak setuju.

"Tapi Sehun..."

"Aku suamimu."

"Tapi ini anak ku juga Sehun."

"Anak kita." ralat Sehun penuh protes. Menunduk kembali wajah Sehun kembali mendekat pada perut besar istrinya. Bibirnya mengecup sayang. "Kau dengar bukan? Mom mu tidak mau mengakui Dad mu sebagai Daddy mu, apa kita akan benar-benar perang untuk mendapatkan perhatian?"

Yoona meringis geli mendengar itu. "Baiklah, kalian berdua akan mendapatkan keadilan." putus Yoona pada akhirnya. Lagipula ia tidak mungkin pilih kasih antara suami dan anaknya. Anggap saja, penyakit kecerumbuan suaminya mulai kambuh kembali.

"Kau dengar? Kita akan mendapatkan keadilan jadi Dad mulai tenang sekarang. Baiklah sayang, Dad mu yang tampan ini akan membersihkan diri lalu sehabis itu kita akan makan malam bersama." beritahu Sehun semangat seakan anaknya di dalam perut besar istrinya itu akan menjawab.

Sehun menarik diri, kembali menuruni kasur dengan berdiri di sisi ranjang. Menghela napas ia menunduk, bibirnya mengecup sayang kening Yoona sebelum berjalan menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar itu untuk membersihkan diri.

***

"Aku sudah kenyang Sehun." beritahu Yoona usai suapan keempat yang diberikan Sehun.

Alis Sehun terangkat, ini baru suapan keempat tapi Yoona sudah kenyang saja. Apa karena seharian ini istrinya terus makan dan makan seperti yang dikatakan beberapa jam tadi?

"Baiklah, sekarang minum airnya." perintah Sehun lembut dengan membantu memegangi gelas. Sehun kembali meletakkan di atas nampan. "Tunggu sebentar, aku bawakan ini ke belakang dulu."

"Tidak mau." cegat Yoona tidak setuju. Tangannya memeluk erat lengan Sehun agar tidak pergi.

Sehun menghela napas panjang. "Baiklah, jadi kita akan terus seperti ini?"

"Bagaimana kalau kita ke taman Sehun?"

"Tidak, udara malam tidak baik untuk kalian. Bagaimana kalau menonton saja?" tawar Sehun dengan tangan mengelus perut istrinya.

Yoona terdiam dalam dekapan, ingin memprotes namun yang dikatakan suaminya benar. Mengangguk dengan berat hati pada akhirnya.

"Mengertilah, udara malam tidak baik, aku takut kau demam nanti." beritahu Sehun lembut. Sebelah tangannya mengelus rambut panjang istrinya untuk menenangkan.

"Iya Sehun, aku tidak marah."

"Benar?"

"Iya Sehun..."

Sehun tersenyum, "terima kasih," ujar Sehun. Tangannya mengambil remote untuk menyalahkan chanel. "Ingin menonton apa?" tanya Sehun usai menghidupkan layar besar di depan mereka itu.

"Bagaimana kalau horor saja Sehun?"

"Kalau begitu kira ke kamar saja, disini terlalu luas." kata Sehun dengan menunggu jawaban.

Yoona kembali mengangguk setuju. Menarik diri dengan pelan. Ia berdiri dengan dibantu oleh suaminya.

"Bi, buatkan susu dan antar ke kamar." perintah Sehun pada Berlyn si pelayanan yang mendekati tempat mereka untuk mengambil piring bekas makan istrinya tadi.

"Baik tuan."

Lalu Sehun dan Yoona pun melanjutkan langkah mereka menuju kamar untuk melanjutkan menonton mereka.



..

SEHUN GIMANA DI PART INI?

POSESIF MY HUSBAND (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang