Bab. #14: DETIK-DETIK...

882 141 56
                                    

Huft akhirnya bisa update.

***

2 bulan kemudian.

Akhirnya apa yang dinantikan masing-masing keluarga dari kedua belah pihak pun tiba. Bulan kelahiran cucu pertama mereka, bulan penuh berkah dan kebahagiaan bagi mereka.

Seperti pesan yang di sampaikan oleh kepala pelayan yakni bibi (Ena) bahwa Putri-Menantunya semalam merintih kesakitan di perut, mereka langsung pagi ini bergegas ke rumah sakit yang juga telah di beritahukan melalui pelayan ketua itu.

Mereka pikir akan mendapatkan pemberitahuan terkait hal ini dari Putra-Menantunya namun, mereka sadar bahwa orang yang berurusan dengan mereka adalah manusia cuek yang tidak suka merepotkan orang lain sekalipun orang itu orang tua serta mertuanya sekalipun.

Sally sendiri heran, dulu saat mengidam tidak pernah ada yang aneh-aneh, lalu mengapa sikap serta sifat Putranya itu SEGITU cueknya kepada mereka. Ya walaupun hubungan mereka semua baik-baik saja namun tetap saja, ia adalah seorang Ibu dan tetap saja Putranya itu akan menjadi bocah kecil di matanya.

Namun sepertinya percuma karena seperti yang telah terjadi, Putranya itu benar-benar dewasa dalam sikap yang dimana tidak pernah sekalipun meminta pertolongan pada siapapun termasuk ia dan suaminya.

Padahal, ia pikir dengan menikah nanti perannya sebagai seorang Ibu bisa semakin baik atau adanya perkembangan namun, oh astagah, ini jauh lebih buruk dari sebelumnya.

"Ah, itu mereka." tunjuk Mariah kepada Putri dan Menantunya yang sedang duduk di sebuah kursi taman.

Mariah dan Sally pun bergegas mendekati kedua pasangan yang akan segera menjadi seorang Ibu-Ayah tersebut dengan langkah cepat ciri khas ibu-ibu.

"Sayang, apa kata dokter? Jam berapa nanti kau mulai masuk ruangan?" tanya Sally menuntut dengan tidak sabaran.

Yoona dan Sehun terkejut dengan pelan akibat suara serta kehadiran kedua perempuan terhebat mereka itu. Keduanya lalu memperbaiki posisi duduk dengan baik.

"Jam 09:20 Mom, kata dokter Yoona boleh berkeliling sebentar untuk membantu pelancaran lahiran nanti." kata Sehun.

"Ah senangnya, kami pikir kau sudah melahirkan." Sally meraung bahagia. Tangannya mengusap perut besar Menantunya sayang.

"Memangnya ada apa?" tanya Sehun heran.

"Tentu saja kami tidak ingin melewatkan momen ini, kami ingin hadir untuk melihat cucu pertama kami, bukan begitu Mariah?" Sally menatap Besannya untuk memberikan respon.

"Itu benar, kami tidak ingin terlambat, untuk itu kami pagi-pagi sudah tiba di sini." tambah Mariah ceria.

Yoona hanya bisa tertawa pelan melihat serta mendengar jawaban dari Mami-Mertuanya ini. Menurutnya mereka berdua sangat lucu.

Berbeda dengan Yoona, Sehun malah mendengus tidak suka. "Kalian terlalu ikut campur, sudah aku katakan kalau aku bisa melakukannya sendiri, mengapa susah sekali untuk diturutin."

Sally dan Mariah langsung menatap Putra-Menantunya itu tajam. Apa tidak bisa saja menghargai usaha mereka yang telah tiba di tempat ini dengan susah paya karena harus melarikan diri dari para suami dengan diam-diam huh. Anak ini benar-benar minta di jewer sepertinya. Rutuk kedua perempuan itu.

***

"Mohon maaf Mr. Arora, Anda harus menunggu di sini."

"Kenapa saya harus menunggu di sini? Saya ingin menemani istri saya. Dan lagi, dokter itu seorang Pria." Sehun menatap perawat di depannya itu nyalang.

Sally menyorot tajam Putranya karena ucapan terakhir barusan, ingin menarik Putranya itu namun tubuhnya sudah lebih dulu di cegat dari samping.

"Jangan ikut campur kali ini, jangan membuatnya marah lalu melarang kita untuk melihat cucu kita." bisik Sean.

Sally mendengus kesal. Tapi benar juga yang dikatakan suaminya. Tapi ayolah, jangan sampai perawat perempuan di depan mereka ini terkena amukan Putranya.

"Suster, apa tidak bisa suami pasiennya ikut masuk? Lagipula tidak salah jika suaminya ikut." Mariah menatap perawat itu.

"Bisa saja Mrs. Anne, hanya saja..."

"Mulutmu terlalu banyak berucap." sentak Sehun kesal yang langsung menyelonong masuk begitu saja.

Sally, Maria dan para suami hanya bisa menghela napas panjang dengan memasang wajah merona malu. Anggap saja mereka tidak lihat.

"Selamat bertugas suster!" ujar Sally dengan senyum paksa saat sang perawat tadi bersiap menutup pintu. "Astaga, ini benar-benar bukan didikan ku." lirih Sally yang membuat yang lain tertawa.

***

Rasanya Sehun ingin memprotes karena dokter yang menangani persalinan istrinya ini adalah seorang pria, kenapa tidak perempuan saja? Apa di rumah sakit sebesar ini kekurangan dokter perempuan? Arkh sial, membayangkan kemungkinan dokter sialan itu saja membuat darahnya mengalir semakin kuat.

Saat ini ia duduk di samping istrinya dengan tidak melepaskan pandangan dari wajah cantik istrinya namun pikirannya masih berkeliaran jauh.

Sangat tidak setuju dan tentunya terima. Beberapa jam tadi dokter perempuan yang memeriksa istrinya menyatakan akan menangani persalinan istrinya namun dimana dokter perempuan sialan itu huh?!

Yoona yang mengerti dengan kecerumbuan lagi-lagi suaminya mengusap rahang Sehun di sampingnya.

"Kau ini terlalu cemburuan, ayolah."

Sehun menatap Yoona tidak setuju. "Aku hanya tidak suka."

"Mereka melakukan semuanya dengan profesional, lagipula ini tugas mereka. Dan lagi, dokter Megan harus mengunjungi rumah sakit anaknya yang dibawa sehabis kecelakaan."

Sehun terdiam, ia jadi berburuk sangka kepada dokter perempuan itu. Tapi disini ia tidak bersalah. Salahkan saja bawaannya yang tidak memberitahukan padanya.

"Tapi tetap s-"

"Sudah siap Mrs. Arora?" sela dokter Bram yang sudah siap.

Yoona mengangguk semangat, "siap dokter."

Sehun ingin menoleh namun wajahnya lagi-lagi di tahan.

"Jangan mengalihkan perhatian, aku disini, mengapa kau malah ingin melihat para perawat-sshh...."

Sehun meneguk saliva melihat raut wajah Yoona yang mulai menunjukkan keseriusan. Sebelah tangannya menggenggam tangan Yoona erat, sebelah tangannya lagi digunakan untuk mengusap puncak kepala istrinya sayang.

"Aku tau kau kuat..." ujar Sehun lembut, mengecup sayang kening istrinya.



...

KU MEMBAYANGKAN 🙈
SARAN NAMA UNTUK ANAK MEREKA DI CERITA INI DONGG!!

POSESIF MY HUSBAND (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang