Bab. #8: MENGIDAM

973 182 66
                                    

Lama ya?

***

"Lalu kalau tidak, untuk apa merengek lapar tadi?" tanya Sehun bingung karena istrinya bukan menggunakan ponselnya untuk memesan makanan melainkan memotretnya sesukanya padahal ia sedang menunggu. "Cepat hentikan dan berikan ponselnya."

Yoona menggelengkan kepala, menyembunyikan ponselnya ke belakang punggung dengan menatap suami patung tampannya dengan wajah memelas sebelum menjatuhkan kepala ke pundak suami patung tampannya itu.

"Sebenarnya aku sudah tidak lapar Sehun." beritahu Yoona manja. Maklum, hormon.

Alis Sehun terangkat. Tanpa menjauhkan tubuh mereka tangannya mengusap surai istrinya yang masih duduk di pangkuannya.

"Lalu kau ingin apa? Katakan saja."

Yoona mengembangkan senyum tanpa di ketahui. Menarik wajah ia segera memberikan senyum senang. Mengecup bibir Sehun sekilas tangan Yoona kembali memberikan ponsel milik suami patung tampannya kembali.

"Aku mau kau memakai kostum Sehun, pilihanku."

Wajah Sehun langsung berubah drastis dari bahagia menjadi datar. Ia menatap istrinya dengan alis terangkat. Masih mencoba berpikir dengan positif tentang kostum apa yang diinginkan istrinya ini, tangannya mendorong tubuh istrinya yang menyandar manja ke tubuhnya.

"Kau sedang tidak mengidam kan?" tanya Sehun dengan suara tertahan. Sebenarnya ia sudah yakin istrinya ini sedang mengalami hal tersebut namun ia hanya ingin memastikan. Tidak salah bukan? Ia juga masih sangat ingat dengan jelas perkataan Daddy dan Papi Yoona beberapa hari lalu.

"Kau harus berubah menjadi pria dewasa Sehun." kata Sean menatap putranya serius.

"Saya sudah dewasa jika Anda lupa."

"Dewasa dalam berpikir bukan dalam sikap Sehun." perjelas Sean.

Sehun terdiam, menatap Pria yang dipanggil daddy di depannya saat ini.

"Karena ini adalah kehamilan pertama dari Putri Papi maka kami sebagai orang tua tentu mau yang terbaik untuk menyambut cucu pertama kami, kami ingin kau menurut semua permintaan Yoona saat tengah menginginkan sesuatu. Kau tidak ingin anakmu suatu saat nanti ileran bukan?"

"Tentu saja, sejak kapan saya mengabaikan permintaan istri saya? Tidak ada Mr. Aurora."

"Kalau begitu jangan sekali membuat Yoona menangis, kau tidak lupa bahwa jika hal itu terjadi siapa yang akan kau hadapi bukan?"

"Saya tidak akan lupa siapa yang akan saya hadapi Mr. Arora. Anda tidak perlu khawatir."

"Bagaimana kalau badut Sehun?"

"No, itu sangat menggerikan sayang." tolak Sehun tidak setuju. Mau taruh dimana mukanya jika sungguh-sungguh mengenakan pakaian tersebut?

Yoona mengerucutkan bibir dengan sebal. "Yasudah kalau begitu Sehun."

Sehun menghela napas panjang. "Jadi kapan aku akan memakainya?"

"Sekarang Sehun, aku mau sekarang."

"Apa?" mulut Sehun terbuka shock. "Hm...tapi ini sudah pukul jam 10 lewat sayang, pasti tokonya sudah tutup. Bagaimana kalau besok?"

"Lalu apa masalahnya? Lagipula aku sudah mendapatkannya Sehun." beritahu Yoona.

Sehun menghela napas panjang, ingin sekali memprotes, mendelik dan menunjukkan raut muka marahnya namun ia HARUS menahan SEMUA itu. "Baiklah, yasudah dimana kau menyimpan pakaian itu? Aku akan mengambilnya." tawar Sehun pengertian.

POSESIF MY HUSBAND (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang