“Hei...! Jatuhkan minuman itu!”
Itu adalah si pria misterius, ia terlihat seperti akan melompat ke arah Jackob.
“Ayah...! Awas...!” teriak Jake.
Spontan Jake mengambil sebuah senapan dan menembaki pria itu tepat di lengan kanannya.
Keresahannya akhirnya terbukti, ia menyangka bahwa pria itulah yang dimaksud oleh surat yang tiba – tiba ada di hoodienya.
Sosok misterius itu tergeletak jatuh ke lantai.
Detik jam dinding menunjuk ke pukul 8.30, semua orang berhamburan tak tentu arah.
Detak jantung mereka selaras dengan detik jam yang terus berpacu dengan waktu.
“Ayahmu dalam bahaya, cepat selamatkan sebelum semuanya terlambat!” persis seperti itu kata – kata yang tertulis di surat itu.
Tepat di belakangnya tertulis alamat, jam, dan sebuah tulisan “Berhati – hatilah dengan temanmu!”
Jake sempat kebingungan dengan kata “temanmu”, sebenarnya ada apa dengan temannya?
Pria yang ia tembaki terkulai tak sadarkan diri.
Sekilas fokus Jake berubah 180° ke ayahnya.
Terdengar hantaman tubuh orang yang jatuh ke sebuah meja dengan diiringi tumpahnya minuman dari segelas anggur yang pecah. Ya... itu adalah ayahnya.
“Jake... semua ini telah menjadi milikku!” Larry melangkah keluar dengan senyum munafiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARADOX
Ciencia FicciónSebuah kecerobohan dari suatu perjalanan waktu yang terus berulang hingga menimbulkan banyak teka-teki yang tak berujung.