mencintai dalam doa

412 14 0
                                    

Tahun ajaran baru telah dimulai. Calon siswa baru sudah memasuki aula untuk mengikuti kegiatan MOS. Fatih adalah siswa yang mempunyai paras yang tampan dan aktif di berbagai organisasi di sekolah. Tidak jarang siswa yang tidak mengenal Fatih. Fatih salah satu dari pengurus OSIS kelas 12 di sekolah Hydeera High School yang menjadi panita kegiatan ini.

MOS pun berjalan dengan lancar dan seru. Ada seorang siswa baru yang menarik perhatian Fatih. Setiap ada sesi tanya jawab dia dengan antusias langsung bertanya. Pertanyaannya pun sangat berbobot. Fatih merasa bahwa dia adalah sosok yang cerdas. Dia bernama Andini Syafitri. Andini berparas cantik. Pakaianya seperti wanita muslimah dengan jilbab yang lebar menutupi lekuk tubuhnya.

Keesokan harinya pukul 09.00 bel istirahat berbunyi. Disaat teman-teman sedang asyik makan dan menghabiskan waktu untuk hal yang tidak bermanfaat, Fatih lebih memilih untuk sholat dhuha di masjid. Fatih bergegas menuju masjid untuk melaksanakan sholat dhuha. Usai sholat dhuha tak lama kemudian bel masuk berbunyi. Fatih bergegas menuju kelas. Tak sengaja Fatih menabrak Andini yang membawa mukena yang dipakainya untuk sholat dhuha tadi. Mukenanya pun terjatuh. Tanpa basa-basi Fatih mengambil mukena itu lalu memberikannya kepada Andini sambil mengucapkan kata maaf. Fatih langsung menuju kelasnya.

Setelah kegiatan belajar mengajar usai, Akhirnya bel pulang pun berbunyi dan Fatih belum menyadari ada sesuatu yang hilang dari penampilannya. Ternyata jam tangannya hilang. Jam tangan itu adalah hadiah ulang tahun pemberian dari almarhum ayahnya. Fatih sangat menyukai jam tangan tersebut.

Setelah sampai di rumah Fatih baru menyadari bahwa jam tangan tersebut sudah tidak berada lagi di tangannya. Fatih pun gelisah dan galau. Keesokan harinya Fatih menanyakan berita kehilangan jam tangannya tersebut kepada teman-teman sekelasnya. Teman-temannya pun tidak ada yang melihatnya sama sekali. Teman-teman Fatih merasa ada yang berubah dari dirinya. Jam tangan tersebut begitu spesial dan berharga bagi Fatih. Benda tersebut sangat langka karena hanya dibuat sepuluh unit saja. Fatih jadi sering termenung mengingat almarhum ayahnya yang setelah pulang dari kantor dan membeli jam tangan tersebut meninggal tertabrak kereta. Hanya jam tangan tersebut yang masih selamat saat kejadian itu.

Bel istirahat pertama telah berbunyi. Fatih menuju ke masjid dengan galau. Fatih melaksanakan shalat dhuha dua rakaat saja. Berbeda dari biasnya yang bisa sampai dua belas rakaat. Saat Fatih keluar dari pintu masjid, terdengar suara “Kak Fatih…”. Rupanya dia adalah Adinda murid baru yang kemarin pernah tertabrak oleh Fatih. “Iya, ada apa?” tanya Fatih. “Ini jam tangannya, kemarin jatuh saat kita tabrakan kak” jawab Andini sambil memberikan jam tangannya. “Alhamdulillah, terima kasih ya” kata Fatih sambil menerima jam tangannya dan memberikan senyuman. Fatih pun tidak tahu caranya bagaimana ia bisa membalas semua ini kepada Andini.

Sejak kejadian itu Nama Andini selalu terlintas di benak Fatih. ia jatuh cinta dengannya. Tetapi Fatih tidak mau mengungkapkannya dan memilih untuk memendamnya dan menyebut namanya dalam setiap doa. Andini memang tipe wanita idamananya Fatih.

Satu tahun ajaran sudah hampir selesai. Tibalah waktunya wisuda. Fatih mendapatkan penghargaan siswa berprestasi di sekolahnya. Ia berhasil mendapatkan nilai tertinggi di kotanya. Momen mengharukan telah tiba, peserta wisuda bersalam-salaman dan berpelukan karena sudah tiga tahun mereka bersama-sama dan akhirnya mereka akan berpisah. Ada juga yang sampai mengeluarkan air mata. Andini menghampiri Fatih dan mengucapkan selamat. Fatih pun merasa sedih. Karena akan meninggalkan sekolah ini dan juga tidak bisa bertemu dengan Andini lagi. Kabarnya Fatih akan pindah ke kota semarang usai pendidikan menengah atasnya.

“Kak, Kalau kita berjodoh pasti Tuhan akan pertemukan kita lagi dalam ridha-Nya”. Kata Andini sembari menundukan pandangannya. Ucapan Andini tadi membuat Fatih semakin semangat menegejar cinta Andini dan terus semangat memperbaiki diri untuk menjemputnya.

Setelah delapan tahun mereka tidak bertemu, akhirnya mereka bertemu di sebuah daerah yang tertimpa musibah gempa bumi. Sekarang Fatih adalah seorang Polisi yang sedang membantu mengevakuasi korban gempa. Jam tangan sewaktu SMA dulu pernah hilang kini ia jual untuk donasi korban gempa bumi. Dan kini Andini adalah seorang relawan dokter yang sedang mengobati para korban.

Dua bulan kemudian Fatih melamar Andini. Akhirnya mereka menjadi pasangan suami istri yang sah. Kini mereka punya banyak perusahaan yang mereka bangun berdua dan menjadikannya orang terkaya di daerahnya.

kumpulan cerita islamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang